Citraweb, setelah sembilan tahun kumeninggalkannya?

26 Sep 2017 | Cetusan

Hari ini, sembilan tahun silam, 26 September 2008, aku meninggalkan Citraweb.

Kalau kalian membaca catatan ?Tentang DV? di menu atas, Citraweb adalah perusahaan yang kubangun pada 7 Februari 2000 bersama empat rekan lain (kemudian jadi tiga setelah Wicaksono Cipto keluar pada Agustus 2000) yang sama-sama lulusan SMA Kolese De Britto Yogyakarta dan sama-sama pula memiliki passion di bidang teknologi informasi.

Keputusan pergi meninggalkan Citraweb delapan tahun sesudahnya lahir dari keputusan lain yang sudah kuambil lebih dahulu untuk pindah ke Australia membangun keluarga baru.

Hari terakhir duduk di kursi kerjaku, 25 September 2008

Hari terakhir duduk di kursi kerjaku, 26 September 2008

Berat? Tidak ringan sama sekali karena kalau ringan tentu tidak lahir catatan ini.

Menyesal? Tidak! Aku tak pernah menyesal meninggalkan Citraweb sebagaimana aku juga tak menyesal dulu selama delapan tahun membangun dan membesarkannya.

Kenapa?
Hidup ini perkara bagaimana mengambil dan menjalani keputusan. Kalau aku menyesal meninggalkan Citraweb bukankah itu berarti aku tidak mensyukuri apa yang kudapat di Australia hingga kini?

Di sisi lain, kalau aku menyesal membangun dan membesarkannya, itu berarti aku tak mensyukuri pertemanan kami serta tak juga menghargai kemampuan Citraweb dalam menghidupi ratusan karyawan serta keluarganya. Lebih dari itu, kalau aku tak mensyukuri kebersamaanku dengan Citraweb, bukankah itu berarti aku tak mensyukuri apa yang kudapat hingga hari ini karena DV yang ada sekarang adalah DV yang lahir dari ?didikan? Citraweb dulu!

Citraweb mendidikku, yang terutama, untuk mendapatkan saudara-saudara baru yang sekaligus jadi guru dalam berkarir. Waktu aku mendirikan Citraweb, usiaku baru 23 tahun dan sama sekali belum pernah bekerja secara formal sehingga apa yang kudapat dari sana adalah guru terbaik tentang bagaimana bekerja dan mengerjakan segala sesuatu dengan penuh tanggung jawab.

Berfoto di depan papan nama yang dulu dipasang di kantor pertama Citraweb. Foto diambil saat aku berkunjung, Maret 2015

Berfoto di depan papan nama yang dulu dipasang di kantor pertama Citraweb. Foto diambil saat aku berkunjung, Maret 2015

Hal ini amat berpengaruh dalam keberhasilanku berkarir di Australia ini sehingga ketika banyak orang mengapresiasi kerja serta karirku yang layak mendapatkan penghargaan sejatinya ya guru-guruku di Citraweb!

Di Citraweb aku juga belajar tentang semangat berkompetisi. Citraweb lahir sebagai salah satu pionir perusahaan web development tak hanya di Yogyakarta tapi juga di Indonesia. Beberapa tahun sesudah kami berdiri, trend membangun web development company baru ramai sehingga semangat untuk berkompetisi secara sehat dengan banyak saingan timbul tak hanya sejak dalam pikiran tapi dalam hati.

Hal ini membuat setiap langkah yang kami ambil untuk memberikan layanan terbaik berpegang pada sikap kompetitif, semacam berpikir untuk apa membuat sesuatu kalau hal itu tak lebih bagus dari buatan perusahaan lain? Apalah arti dari ke-pionir-an kami kalau begitu?

Sebegitu banyak hal yang kupelajari dan begitu besar mempengaruhiku dari delapan tahun kebersamaanku dengan Citraweb membuatku geleng-geleng kepala ketika ada seorang alumni yang pernah mencoba untuk menghapuskan masa lalunya karena pernah bekerja di Citraweb.

Foto terakhir dengan semua anak buah di divisiku, 26 September 2008

Aku mengingatkan dan melawannya waktu itu bukan karena aku tak menghormati keputusannya tapi lebih ingin memberikan satu pandangan seperti yang kutulis di atas bahwa sejauh-jauhku melangkah dan terbang, aku bukanlah kacang yang lupa pada kulit dan lanjarannya. Seberani-beraniku menatap matahari, bayanganku tetap jatuhnya ke belakang, ke masa yang telah silam?

Sembilan tahun aku meninggalkan Citraweb, tak terkikis sedikitpun kebanggaanku padanya sebagai anak ideologis yang pernah kulahirkan bersama kawan-kawanku, guru-guruku.

Seperti yang kutulis di bagian akhir catatan yang kuterbitkan tepat sembilan tahun hari ini, Citraweb, kalian semua tanpa terkecuali,?will always be in my heart, always.

Sebarluaskan!

1 Komentar

  1. Mantap Don. Orang terhormat adalah yang tidak melupakan masa lalu.

    Balas

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.