Chris Rock atau Will Smith? Ya Gitu Deh!

30 Mar 2022 | Cetusan

Drama tanpa rencana yang melibatkan Chris Rock dan Will Smith di ajang penyerahan Piala Oscar 2022, 28 Maret silam, menjadi penanda yang kian terang bahwa sebagian besar dari kita manusia ini pada dasarnya… ya gitu deh!

Lho kok bawa-bawa “kita” bukankah itu urusan mereka berdua?

Iya. Tapi bukankah sebagian dari kita juga lalu ikut terjerumus arus dalam kutub pendukung Chris atau kutub pendukung Will? 

Sama halnya dengan kutub-mengkutub cebong-kampret yang makin tak peka jaman?

Atau yang nan tak kalah barunya, tentang kamu yang masuk  dalam tim “Save Dr Terawan” atau yang bukan? 

Iya, kan? Ya gitu deh!

Chris jelas salah! 
Tidak ada yang bisa dibenarkan dari perbuatan menggunakan bini orang sebagai bahan candaan. Apalagi candaan itu terkait kondisi kesehatan auto-immune Jada Pinkett Smith, istri Will. Mentang-mentang stand up comedian bukan berarti lantas Chris bisa immune terhadap kepantasan dalam memilih dan membawakan konten lawakan.

Will juga tentu bersalah!
Bereaksi terhadap Chris yang dianggap melecehkan istrinya itu sah-sah saja tapi sejauh mana dia bisa mengontrol reaksi adalah sejauh mana sejarah kemudian mencatat kedewasaannya dalam bersikap.

Nyatanya, ia tak hanya menampar pipi Chris di atas panggung di depan publik tapi juga menjatuhkan kata-kata tak senonoh sesudahnya…

Melalui Twitter, pihak Academy Awards tadinya tidak menganggap ada pelecehan dalam acara tersebut.

Tapi sehari sesudahnya para petinggi mengadakan pembicaraan terkait kasus tersebut dan tone pun berubah. Mereka mengutuk aksi Will Smith dan secara resmi memulai penyelidikan serta hendak memutuskan tindakan yang harus diambil sebagai konsekuensi sesuai dengan hukum yang berlaku.

Mungkin ada dari kalian yang bertanya kenapa mereka tidak menindak Chris karena ia melakukan violence juga meski berwujud verbal? Ya… ya gitu deh!

Lalu Will yang tadinya hanya meminta maaf kepada Academy saat ia dinobatkan sebagai aktor terbaik Piala Oscar 2022 (Gila ya! Padahal 20 menit sebelumnya dia nampar orang hahaha) kemudian ikut mengubah tone. Dalam akun instagramnya, Will meminta maaf tak hanya kepada Academy tapi juga kepada Chris Rock.

Permintaan maaf ini menurutku yang terbaik. Apa yang sudah terjadi memang tidak bisa dihapuskan dari sejarah. Tapi dengan meminta maaf, hal ini bisa menjadi titik balik ke arah yang lebih baik.

Nah, waktu orang-orang masih saling mengkutub ke dalam soalan ini, aku justru terbuai dengan kalimat terakhir yang dituliskan Will dalam pernyataan maafnya, “I am a work in progress”

Kalimat ini awalnya dipopulerkan oleh Renee Fleming, seorang penyanyi sopran berkebangsaan Amerika. Sangat kuat dan membumi. Will tak hanya mengakui bahwa perbuatannya salah tapi lebih daripada itu, kesalahan yang terjadi berasal dari kebelumsempurnaan dirinya yang masih ‘work in progress’.

Dengan keindahan yang sama tapi dituturkan secara berbeda dibubuhi nada dan suara berkarakternya, Jessie J pernah mengungkapkan hal yang sama dalam lagunya, Masterpiece.

I still fall on my face sometimes and 
I can’t color inside the lines ’cause I’m perfectly incomplete

I’m still working on my masterpiece and  I wanna hang with the greatest gotta

Way to go, but it’s worth the wait, no
You haven’t seen the best of me
I’m still working on my masterpiece…

Dalam ranah Indonesia, kita juga sebenarnya tak kekurangan ungkapan-ungkapan membumi yang menuturkan betapa kita ini memang tidak sempurna.

Dewa 19 dalam Cintailah Cinta menawarkan,

Kita tak kan bisa berlari
dari kenyataan bahwa kita manusia
tempatnya salah dan lupa

Atau kalau kalian ingat apa yang pernah dipopulerkan almarhum Dedi Yuliardi Ashadi atau yang lebih dikenal sebagai Bunda Dorce Gamalama dalam pesan penutup acara Dorce Show dulu, 

“Kesempurnaan hanya milik Tuhan… kekurangan milik saya”

Dah gitu dulu ya…
Tulisan ini kubiarkan menggantung, bukankah seperti cinta yang kau gantung ke leher gebetanmu saat kau ikat kakinya supaya ia tak bisa lepas darimu?

Ya gitu deh!

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.