change=CHANGE

9 Des 2010 | Cetusan

Entah kalian setuju atau tidak tapi menurutku pesan yang tertuang di foto atas ini sangat kuat!
Kuatnya bagaimana, tunggu dulu, nanti kita bahas belakangan.
Aku pengen cerita tentang pengambilan foto itu dulu.
Foto ini kuambil di sebuah meja kasir coffeeshop yang kusambangi beberapa waktu lalu. Entah di Indonesia, tapi di sini penjual kopi ataupun restaurant memang jamak menyediakan kotak atau sering pula mangkuk yang diletakkan di depan kasir untuk ‘menampung’ sumbangan sukarela kita yang biasa berupa kembalian sisa pembayaran.
Untuk apa mereka menarik sumbangan? Ada banyak alasan tapi yang menjadi dua arus besar biasanya adalah untuk tips para pelayan dan satu lagi untuk sumbangan kemanusiaan.
Sebagai representasi dari sebuah ‘ajakan’ untuk menyumbang, tak jarang pemilik restaurant/coffee shop memberikan kemasan yang unik pada kotak/mangkuk sumbangan baik itu melalui ajakan verbal (kata-kata) maupun bentuk kotak yang dimodifikasi. Kebanyakan membubuhkan sobekan kertas kecil bertuliskan “Tips!” atau “Tips here!” atau kalau mau yang lebih unik lagi ada yang seperti “Untuk dana pensiun kami, please” atau “Untuk ongkos dating malam minggu kami, please”
Meski demikian, yang terbanyak tetap yang menampilkan mangkuk/kotak tanpa tulisan dan petunjuk apapun selain recehan koin yang ada di dalamnya dan kita tahu pasti bahwa disitulah tempat kita menaruh uang yang hendak kita sumbangkan.
OK, sekarang mari kita bahas soal ‘pesan kuat’ yang kutulis di awal. Kupikir, hal yang paling menjadikan kuat dari foto itu tak lain adalah karena bagian yang bertuliskan “change = CHANGE”. Bahkan sebenarnya tanpa harus membaca tagline di bawahnya, “SMALL CHANGES HELPS CHANGE LIVES” pun kita tahu apa pesan darinya bahwa apa yang jadi kembalian dari uang pembayaran kita (change) jika dimasukkan ke dalam kotak itu akan menjadi sangat bermanfaat untuk mengubah (CHANGE) hidup banyak orang.
Analisaku, selain pemilihan kata yang tepat, penggunaan lowercase pada “change” yang pertama disandingkan dengan uppercase pada “CHANGE” yang kedua juga adalah sesuatu yang brilian karena besar-kecilnya karakter yang dipilih mau-tak-mau telah menjadi pembanding betapa dari sesuatu yang kecil yang kita punya bisa menjadi sesuatu yang besar.
Tapi apakah kalian sadar bahwa dari bagian yang menarik itu, bagian yang paling paling menarik justru menurutku adalah pada tanda “=” nya.
Ia bagiku tak kurang sebagai sebuah pengubah bentuk, sebuah inisiator terjadinya mukjizat dari yang semula ‘change’ kecil menjadi ‘CHANGE’ besar. Tanpa kehadirannya, “change” dan “CHANGE” hanyalah dua hal yang kebetulan berbeda jenisnya tanpa tahu bagaimana keduanya saling berhubungan.
Lalu apa dan siapakah “=” itu?
Yang pertama dan utama adalah kita sebagai pemilik “change”, maukah kita menyumbangkannya dengan sukarela?
Sepertinya sih perkara mudah karena apalah arti sedollar dua dollar dibanding dengan gaya hidup kita yang semakin lama semakin selangit tingginya itu. Tapi bayangkan kalau kembalian (change) kita adalah 2 dollar dan di saat yang bersamaan tiba-tiba muncul dalam pikiran “Eh, tapi kan aku perlu bayar parkir dan nggak ada coin, kenapa tak kupake untuk bayar parkir saja uang ini?” atau “Eh, tapi kan ini dua dollar, ditambahi 20 cent lagi juga sudah dapet single shot espresso?!” Maka semuanya jadi tak mudah lagi.
Yang kedua adalah kemauan, transparansi serta manajemen yang baik dari pihak penyelenggara sumbangan dalam menyalurkan “change” kita.
Hal ini tak mudah karena dimanapun juga dan sampai kapanpun itu, kesalahan management, kendornya semangat atau jangan-jangan rasa tamak dan ego untuk merampas “change” itu lantas menjadi sesuatu yang menghalang-halangi proses mulia; mukjizat perubahan sesuatu yang kecil dan minim arti (change) menjadi sesuatu yang besar dan bermanfaat bagi sesama (CHANGE).
Nah, jadi bayangkanlah, sebesar apapun ‘change’ itu awalnya dan sekecil apapun ‘CHANGE’ nantinya, namun tanda “=” adalah kunci yang mengubahkan dan mentransformasikan kegunaan. Ia memberi arti yang berbeda pada satu bentuk yang sama.

Sebarluaskan!

11 Komentar

  1. Setuju dengan pendapatmu yang tertulis pada alinea kedua dari bawah. Seringkali niat kita yg baik jadi sulit dilaksanakan karena prasangka kita. Kalau memberi ya memberi saja. Soal transparansi, ketelitian manajemen, biarlah menjadi bagian yang lebih memiliki wewenang atasnya.

    Balas
    • Memang aku cukup sependapat, namun ditengah perubahan zaman dimana rata rata si kaya semakin greedy maka si social lama lama bakal jengah juga. Jadi sudah selayaknya kebaikan perlu disambut juga.

      Balas
  2. aku lali ng supermarket opo jenenge..tapi ng jakarta…pas mbayar yen susuk e mangatus po dibawah seribu mesti kasir e kiy takon “kembaliannya mau disumbangkan, mba?” ngunu…..
    bener mb Riris… yen nyumbang kiy yo nyumbang wae..rasah berprasangka ngko sumbangan e disampaikan ra yo…ngko kuwi piye yo? sing penting nyumbang sak ikhlas e..sak mampune :)

    Balas
  3. menurut saya, semua hal besar itu bermula dari yang kecil

    Balas
  4. Hmm…. kalau lihat kotak sumbangan sudah hampir penuh, pasti yg mo ngasih mikir gini, “Ah udah banyak yang ngasih, gak usah saja deh.” Manusiawi ya Don, manusia sering kali punya prasangka buruk, sampai akhirnya ya sedikit pelit pula. Spt katamu, langsung mikir, ah ini bisa beli teh botol dua nih.
    Tp di Indonesia resto2 belum semua bikin kotak begitu. Padahal menurutku harusnya ada, jujur saja bilang Tip’s Here. Karena kalau kasih tips di meja, terkadang bisa jadi godaan pelayan untuk mengantonginya diam2… base on pengalamanku menangkap basah pelayan yang diam2 dan cepat2 masukkan tips lima ribu yang kutarok di meja… :)

    Balas
  5. wow… pendesain pesan itu benar2 memperhatikan aspek pragmatik juga, mas don. dari lowercase ke uppercase, agaknya memang mengandung pesan kuat, betapa sebuah perubahan besar memang selalu diawali dari sebuah perubahan yang kecil2 dulu. sungguh layak diapresiasi.

    Balas
  6. Segala sesuatu yang besar awalnya dari yang kecil. Ajakan yang terbungkus rapi atau sekedar mint sumbangan untuk kruu nya :?: aku gak tahu.
    Salam hangat serta jabat erat selalu dari Tabanan

    Balas
  7. “Untuk ongkos dating malam minggu kami, please” wah call to actionnya oke tuh mas DV, jadi pingin coba hehe
    nah mengenai “=” aku melihatnya sebagai cara typography yang mempunyai pesan hampir sama persis dengan tulisan mas DV diatas meskipun aku masih bingung.. kata atau phrase apa yang pas untuk menjelaskannya #mikirDulu

    Balas
  8. Ya, Om, sekecil apa pun “perubahan ke arah baik pada diri kita” mampu memberikan “perubahan yang besar dan luar biasa” pada diri orang lain.
    Salam kekerabatan.

    Balas
  9. change=CHANGE
    keren. jadi inget ‘coin a chance’-nya temen2 di sini :)

    Balas
  10. Hmm…. kalau lihat kotak sumbangan sudah hampir penuh, pasti yg mo ngasih mikir gini, “Ah udah banyak yang ngasih, gak usah saja deh.” Manusiawi ya Don, manusia sering kali punya prasangka buruk, sampai akhirnya ya sedikit pelit pula. Spt katamu, langsung mikir, ah ini bisa beli teh botol dua nih. Tp di Indonesia resto2 belum semua bikin kotak begitu. Padahal menurutku harusnya ada, jujur saja bilang Tip’s Here. Karena kalau kasih tips di meja, terkadang bisa jadi godaan pelayan untuk mengantonginya diam2… base on pengalamanku menangkap basah pelayan yang diam2 dan cepat2 masukkan tips lima ribu yang kutarok di meja… :)

    Balas

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.