Herodes cemas karena dosa. Dosanya besar. Ia menikahi istri saudaranya sendiri dan membunuh Yohanes Pembaptis dengan jalan memenggal kepalanya atas permintaan anak tirinya.
Rasa cemas karena dosa muncul secara alami. Setiap dari kita, seburuk apapun, memiliki hati nurani. Melakukan sesuatu yang bertentangan dengan nurani mendatangkan kecemasan.
Herodes dan kecemasannya
Di sisi ini, aku melihat Herodes menjadi sosok yang ?lebih alami? ketimbang oknum orang-orang Farisi dan para ahli Taurat. Herodes masih merasakan cemas saat berdosa, para oknum itu, adakah mereka masih bisa merasa melakukan dosa? Atau jangan-jangan mereka merasa sudah tak lagi bisa berbuat dosa?
Bagaimana dengan kita? Seperti Herodes yang cemas ketika berbuat dosa? Bersyukurlah selagi kecemasan itu masih kita rasakan! Karena ketika kita tak lagi cemas saat melakukan dosa, ada hal yang tak perlu kita syukuri dari situ karena kita kehilangan sinyal atau tanda yang bisa kita pakai untuk mengungkap kedosaan kita sendiri.
Cemas karena dosa? Syukurilah!
Lalu kapan dan kenapa kita bisa tak cemas lagi saat melakukan dosa?
Pertama, karena kita tak lagi percaya pada Tuhan sehingga tak peduli lagi pada dosa. Banyak kawan yang tak lagi percaya pada agama dan Tuhan, mereka cuek saja ketika harus melakukan sebuah hal yang menurut ajaran iman kita adalah sebuah pelanggaran.
Kedua, karena kita terlalu percaya diri bahwa kita sudah tak berbuat dosa lagi. Menurutku ini adalah mentalitas yang sakit parah! kita diajar untuk menjadi semakin sempurna dan menjauhi dosa tapi pada dasarnya kita tetaplah manusia lemah yang hanya bisa terus belajar untuk keluar dari kebiasaan-kebiasaan yang mengakibatkan dosa.? Tak ada yang bisa menentukan apakah kita sudah tak lagi bisa berbuat dosa selain Tuhan sendiri.
Ketiga, karena kita meletakkan kepercayaan pada Tuhan hanya pada poin dimana Ia pasti akan mengampuni dosa kita. Sebagai orang yang percaya, Tuhan itu Maha Pengampun. Maka sebesar apapun dosa kita, selama itu bukan dosa yang menghujat Roh Kudus, Ia akan mengampuninya.?
Tapi kepercayaan juga harus diletakkan pada ajaran bahwa Tuhan, selain Maha Pengampun, Ia juga mengundang kita untuk mengalami pertobatan. Dalam pertobatan itu, kita tak hanya diampuni dosanya tapi juga diajak untuk berlatih menjauhi dosa sebisa mungkin.
Ketiadaan pemahaman terhadap hal ini membuat seseorang merasa tak lagi cemas ketika melakukan dosa karena toh Tuhan pasti mengampuninya.
?Jadi, gampang Bro? Kalau berdosa tinggal masuk ke ruang pengakuan dosa.. beres perkara!?
Benar.
Tapi kalau setelah melakukan dosa dan kamu belum sempat janjian dengan romo untuk mengaku dosa selanjutnya lalu kamu keburu mati? Meski kematianmu mungkin tanpa kecemasan tapi adakah hidupmu tetap berkelanjutan di alam keabadian? Jangan-jangan kamu baru cemas setelah semuanya berlalu? Tiada guna!
Sydney, 26 September 2019
0 Komentar