Foto di bawah?adalah foto tahun 2004 ketika aku masih merokok.
Lalu per 14 Oktober 2005, aku memutuskan untuk berhenti merokok dan hal itu berlangsung hingga setidaknya saat ini, saat tulisan ini dipublikasikan, empat tahun sesudahnya.
Berikut adalah catatanku tentang bagaimana aku dulu bisa berhenti merokok.
Ini bukan tips yang bisa diterapkan, sekedar melawan lupa saja.
.
Memutuskan kapan berhenti merokok.
Aku menentukan dan memutuskan kapan waktu untuk berhenti merokok, dan sekonyong-konyong aku bisa berhenti tepat tanggal 14 Oktober 2005.
Diam-diam, tak perlu bilang-bilang.
Setelah “dipermalukan” karena gagal dalam uji coba berhenti merokok beberapa kali sebelumnya, pada akhirnya aku memilih untuk diam dan tidak perlu mempublikasikan bahwa aku sedang berhenti merokok. Banyak orang bilang justru yang terbaik adalah sebaliknya “memberitahukan ke orang-orang” sehingga ketika kita akan mulai lagi kita ingat akan seperti apa malunya diri karena orang-orang sudah tahu kita berhenti merokok. Tapi, menanggapi orang-orang yang berpikir seperti itu, kubalik pertanyaan tersebut dengan kenyataan bahwa kecenderungan itu justru akan melatih orang untuk merokok sembunyi-sembunyi dan ini sama saja mencetak pengecut-pengecut baru!
Berhenti, bukan mengurangi.
Beberapa saat sebelumnya, aku telah pernah mencoba berhenti merokok dengan jalan mengurangi secara bertahap.
Tapi kurasai cara berhenti dengan cara mengurangi adalah sesuatu yang basi!
Merokok adalah perkara candu, ketika kita mengurangi bertahap, bisa-bisa kita malah akhirnya menambahi lagi secara bertahap pula.
Ada proses yang justru menurutku lebih berat ketika kita harus mengurangi ketimbang berhenti seketika.
Jadi, sejak 14 Oktober 2005 lalu aku memilih untuk berhenti, bukan mulai mengurangi!
Melawan Gejala Perubahan Fisik dan Mental.
Sekitar seminggu sesudah berhenti merokok, badanku meriang… demam.
Gigiku berangsur-angsur juga terserang perasaan masam dan anehnya dalam tenggat waktu yang tidak lama sesudahnya, rasa itu diperburuk dengan sariawan yang akut dan radang tenggorokan hingga sekitar dua minggu lamanya.
Kebanyakan orang, ketika menghadapi demikian akan bersicepat kembali merokok dan mereka bilang, “Berhasil!”
Berhasil apa? Berhasil kembali jadi perokok! *sigh*
Tapi aku tidak! Aku memilih pergi ke dokter, memberitahu bahwa aku menderita sakit karena efek berhenti merokok, dan dokter lantas memberikan obat pereda rasa sakit tenggorokan, mulut serta penurun demam dan bukannya menganjurkan untuk merokok ataupun memberi rokok! :)
Itu baru fisik, secara mental, beberapa saat setelah berhenti merokok hingga berbulan-bulan berikutnya adalah periode yang menyiksa. Aku jadi mudah kehilangan konsentrasi dan cepat mengantuk. Tapi sejak kutahu bahwa mental adalah perkara sesuatu yang “tak kelihatan” maka iapun kulawan dengan sesuatu “yang tak kelihatan pula” yaitu doa dan motivasi.
Hanya satu kata untuk memeranginya: lawan!
Menghadapi Keadaan yang tak Menguntungkan
Maksudku, ketika menghadapi keadaan-keadaan yang bisa mentrigger untuk kembali merokok, aku menguatkan motivasi berlipat-lipat banyaknya. Sesudah makan, ketika buang air besar dan ketika menghadapi keadaan-keadaan yang membuat kita tertekan seperti misalnya menjelang presentasi ke kelian dan menghadapi deadline adalah saat-saat dimana aku tertantang untuk “kembali menjadi perokok” atau terus melewati itu semua secara lebih jantan tanpa asap rokok.
Satu catatan khusus, kondisi terberat yang pernah kualami adalah ketika menghadapi gempa bumi Mei 2006 di Yogyakarta. Kondisi tertekan, takut serta letih nyaris membuatku kembali menghisap rokok namun aku bersyukur karena motivasi yang kulipatgandakan akhirnya berbuah satu penolakan: lawan!
Mengapresiasi diri sendiri
Sebungkus rokok, dulu biasa dihargai Rp 8000,00. Dalam sehari aku biasa menghabiskan dua bungkus yang berarti Rp 16.000,00 dan jika ditotal dalam hitungan bulan, sebulannya aku menghabiskan sekitar 480 ribu rupiah hanya untuk rokok!
Ketika aku memutuskan untuk berhenti, beberapa waktu sesudahnya, dari hasil uang yang kukalkulasikan setara dengan uang yang biasa kupakai untuk membeli rokok, aku mengapresiasi diriku dengan membeli sebuah t-shirt dan celana jeans yang mahal sekalian.
Ketika kumemakainya, aku tahu bahwa apa yang kupakai adalah jerih pengorbananku dari pilihan untuk tidak merokok!
Cari info tentang buruknya efek merokok.
Pada akhirnya, aku mencari tahu efek-efek buruk tentang merokok justru setelah sekitar dua bulanan aku berhenti.
Hal ini memang kusengaja lebih karena aku tak mau berhenti merokok karena jerat-jerat semu yang menakut-nakuti diriku sendiri.
Aku tak mau berhenti merokok karena takut pada ajaran agama, takut pada gangguan kesehatan yang mungkin ditimbulkan ataupun hal-hal ketakutan lainnya. Aku hanya ingin berhenti merokok karena memang aku ingin berhenti merokok!
Efek-efek buruk yang kudapatkan dari internet itu pada akhirnya justru menguatkan motivasiku untuk berhenti.
In the end, merokok dan tidak merokok jatuh pada soalan pilihan hidup.
Aku, sejak empat tahun lalu dan hingga saat ini sedang memilih untuk tidak menjadi seorang perokok.
Secara sadar, karena kesulitannya, aku tak pernah berani bilang bahwa aku “bukan” perokok, tapi lebih pada kenyataan bahwa “aku adalah perokok namun sedang berhenti merokok setidaknya hingga saat ini”.
SALUT bang!
Luar biasa.
Aku sering dengar tentang sulitnya berhenti. Tapi membaca ini, bener2 deh.. salut :)
Semoga tetap bertahan ya..
Aku setuju banget dengan ide mengapresiasi diri ;) Secara ga sadar aku sering pakai cara itu untuk hal2 yang lainnya.
Makasih, Narpen.
Sudah sampe Jepang?
Sip, selamatkan diri dengan tidak merokok,memang langkah awal selalu penuh tantangan, tapi kamu sudah mencoba dan …berhasil.Saya rasa tulisan kali ini juga merupakan inspirasi bagi perokok yang masih saja menggantungkan diri pada rokok, kenapa nggak dicoba renungan DV?
Salam.
Capek merenung terus, Mas Kikis… Nanti saya dikira gila hahahaha..:))
WEH HEBAT BANGET, KU MOCOBA AHHH,….
Sip!
Merinding baca artikelmu ini mas.
Seolah merasakan betapa tidak ringannya untuk lepas dari kecanduan.
SALUT, hari ini genap 5tahun paru-paru mendapatkan pasokan oksigen yang sehat.
SALUT, untuk tekad bajamu. Ketika tertekan, mudah rasanya memang untuk lari kepada penenang semu: rokok. Namun tidak. Itu adalah pribadi yang berkualitas.
Semoga artikel ini boleh menjadi inspirasi untuk mereka yg sedang (akan) berjuang melawan kecanduannya.
Ide soal mengapresiasi diri tersebut adl cara yg cerdik! ;)
sekali lagi SALUT mas!
salam, EKA
Makasih, Eka :)
Selamat ya Don!! Kamu sudah berhasil mengalahkan pikiranmu sendiri, dan keluar sebagai pemenang atas keinginan untuk tidak merokok. Semoga untuk selanjutnya kamu tidak merokok.
Aku share link ini ke teman-temanku yang sedang bergulat dengan keinginannya untuk lepas dari rokok ya?
Pasti Boleh !! Terima kasih !! hehehe
Makasih, Riris.
Aku senang kalau tulisanku menularkan energi positif. Feel free untuk didistribusikan!
Salut! Saya senang setiap kali ngeliat orang bisa quit. Saya? Masih. Tapi kadang juga gak pengin rokok, tapi suatu waktu bisa banyak. :) Kalo lagi kerja pengin ngerokok :D
Makasih, Paman….
Ayo, terus berusaha :)
Selamat ya…
Coz berhenti merokok bukanlah pekara mudah dan tipsnya mungkin bisa dicoba buat orang-orang yang ingin berhenti merokok
Thanks…
Selamat Don… 4 tahun tanpa asap rokok. Saya rasa kamu udah melewati masa-masa kritis dan biasanya udah sangat kebal terhadap aneka godaan merokok lagi.
Kalau saya, dari SMA merokok nya hanya sekedarnya saja, ngga sampai candu. Jadi, ya…sampai sekarang sesekali masih ngerokok… under certain circumstances.. sama kek kamu bilang, pas lagi stress banyak krejaan, pas mo presentasi, dll..
Btw, postingan kamu soal Festival India disertai gambar-gambar yang oke punya. Cuma sayang saya selalu gagal loading semua gambarnya secara penuh…apatah lagi mau kasih komen…
Thanks, Bro! :)
Soal postingan India… kuantitas gambarnya memang lebih besar dari biasanya karena aku ambil langsung dari RAW ke Jpeg, dan biasanya cuma Jpeg yang kompresinya ketat abis :)
dan tepat pada 17 Agustus 2009, saya juga memutuskan untuk BERHENTI merokok. sekali lagi ah, BERHENTI merokok, bukan mengurangi, tanpa ngasih bewara ke teman-teman termasuk ke pacar kalau berhenti, dan langsung kena radang tenggorokan sebulan setelah berhenti, dan parahnya lagi mendadak review-an agreement bertambah juga…stress, tapi nggak butuh nikotin, males aja. duit buat beli rokoknya juga saya masukin di celengan, dan sudah saya beliin sepatu. hihihihi, cara kita persis sama, mas… I hope I can survive it…cross my finger..
Kita mirip ya! Ayo teruskan berhenti merokok!
aku malah ndak pernah ngerokok dan tidak akan pernah mau merokok. sumprit! :D
Dirokok? :)
tips hebat nih mas, saya masih belum bisa lepas dari jerat rokok nih
Hehehe, selamat berjuang!
jawiiirrrr…. my god gw kangen bgt ternyata sama lu ya pas liat tuh poto… apa kabar lu …. udh lama kaga ngintip nih blog maklum gw gaptek sekarang jarang megang2 laptop mau beli BB kaga punya duit, heran tuh hp mahal bener yag… si dm udh setor muka sama gw jadi kapan lu ke bali jawiiirrrr….. eh nyonyah udh endut yag…eh jadi beneran stop smoking yag heibat…heibat… gw juga sebenernya udh berenti tp gara2 si dm kemaren dtg ngobrol2 jadilah gw abisin tuh marlboro black mentholnya dia… puuiiihh….
Hehehehehee, apakabar Karet?!? :))
Gw akhir taon depan deh sowan ke Bali njenguk loe dan suami loe :))
merokok adalah pilihan orang dewasa
aku bukan perokok (aktif), dari dulu memang tidak pernah dan tidak ingin mencobanya. untunglah bapakku bukan perokok, sehingga aku mendapat teladan untuk tidak merokok
Wah, Anda ada di keluarga yang ideal kalau begitu. Kalau di keluargaku, bapak dan ibuku perokok aktif semua… Tapi bagaimanapun aku tetap mencintai mereka :)
Saya jg pengen bs spenuhnya berenti mrokoo :(
Oh ya?
Salut dab….
Aku masih merokok, bukannya nggak mau, tapi piye maneh, kalau nggak merokok mana bisa aku memberi makan anak istri, soalnya kalau orang lain untuk merokok mesti bayar, aku kebalikannya, dibayar untuk merokok… piye jall…
Hehehehee, nek coro ekstrimnya, ganti profesi! :)) Ora ding, guyon Pakde :)
Suamiku perokok sejak SMA, dan belum berhenti sampai sekarang (meskipun sudah ganti dari rokok kretek ke rokok putih). Aku nggak berdaya menghadapinya (haha, kayak bahasa sinetron). Kalau dia merokok dan aku bilang asapnya bikin aku sesak, bukannya dia berhenti, malah nyuruh aku pindah ke ruang lain … coba!
Yo wis, sak karepmu, aku bilang … (nyerah) :(
Hahahahaha…. ndak papa, Bu. Ini perkara pilihan kok.. Memilih untuk merokok dan memilih untuk menikah dengan suami yang perokok. Upssss :))
kamu benar don, bahwa merokok adalah persoalan pilihan…
tips yang kau sampaikan itu seperti bagus sekali. alasan berhenti merokok seharusnya adalah karena diri sendiri, bukan karena apapun di luar diri kita…
sepertinya sahabatmu DM, kudu wajib harus membaca tulisanmu ini…
Hehehehehe, dia barangkali sudah lupa URL website ini hihihihi :)
Baguslah sudah berhenti ngerokok, saya juga sudah sejak awal 2000 memutuskan tali cinta dengan yang namanya rokok.
Sip! Mari terus tidak merokok!
terima kasih infonya, mas don. hingga saat ini saya masih mengalami kesulitan ketika mencoba utk berhenti merokok. saya juga belum tahu, kapan saya bisa menghentikan kebiasaan buruk ini. doh!
Hehehehe, saya tau dan pernah merasakan bagaimana sulitnya, Pak Sawali. Merokok memang tidak baik, tapi sekali lagi itu adalah pilihan.
Selamat berjuang, Pak Guru!
HEBAT banget mas Don!!!
salut atas sebuah perjuangan yang mungkin secara langsung tidak bermanfaat buat orang lain tetapi sangat bermanfaat buat dirimu.
secara tidak langsung bermanfaat kepada orang lain artinya oragn2 disekelilingmu bisa terbebas dari perokok pasif…^^
mengenai sahabatmu mas DM sepertinya bukan hanya URL ini yg dia lupa URL blog ku pun dia lupa tuh :P hihihihi
Hahahaha, tampaknya penyakit Amnesia-nya sudah sembuh kok, Ri :)
wih………………….keren bang
artikel yang sangat baik dan bijak sangat
salam hangat selalu
Thanks!
Waksss… kapan ya laki gue berhenti merokok hiks…
Padahal dirinya sendiri yang memotivasi buat berhenti kalau tercapai ini, itu.
Janji tinggal janji wkwkwkwkwk…
Tunggu gue sakit kali baru berhenti :p Semoga tidak demikian :)
Hehehe, terus berjuang!
SIP!!
bagus,bos!
pabrik e rokok kelangan 1 pelanggan…
Hehehehehe… iya ndak papa..:)
aku pertama kali ketemu sampeyan, sampeyan masih suka merokok. dan benernya aku tersiksa juga berhadapan dengan perokok aktif. tp pas ketemu yg kedua kalinya, kamu udah nggak merokok. seingatku, saat itu kamu cerita kalau kamu sudah berhenti merokok.
aku memang tidak tahan dg asap rokok. dan salah satu kriteriaku dulu dalam mencari suami adalah: lelaki yang bukan perokok. jadi, kalau ketemu cowok ngguanteeeng dan baik, tp kalau dia perokok … no way! nggak masuk hitungan. aku nggak rela diriku menjadi “tempat pembuangan” asap rokok.
Heheheheh ya aku ingat betul waktu itu aku memang masih perokok aktif, sangat aktif malah!
Sudahkah merokok hari ini? :D
Hehehehe, belum dan tidak! :)
Salut! dua jempol untukmu!
dulu, papaku perokok berat. diprotes mamaku, nggak mempan. diprotes anak-anaknya, agak berkurang deh kayaknya.
Tapi teguran keras yang berhasil membuat papa berhenti merokok adalah saat papaku sakit.
Saat itu juga, papaku memutuskan berhenti merokok. Dan, duh, aku baru tau, ternyata berhenti merokok pun bisa sangat menyiksa begitu…
Suamiku sendiri bukan perokok (thanks God!), meski dia bekerja di perusahaan rokok…
Waw, suamimu memiliki tantangan yang berat tapi salut karena dia nggak ngerokok juga!
Thanks, Nana!
Siapa bilang aku lupa url ini, Dodol… :D
Aku kan rutin ke mari ;)
Hahahaha, amin.. amin.. amin!
Kalau sudah tak ada jalan, tinggal satu pilihan: Lawan!
Thanks sudah membagi pengalamannya. :)
Selamat!
Makasih, Yog! Lawan!
Salut Mas,
Saya sendiri sudah berulang kali mencoba tetapi selalu gagal, dengan berbagai macam jenis plasebo juga pernah dijalani.
Saat ini saya menghabiskan 3 bungkus rokok perharinya.
Terima kasih sudah sharing. Salam Kenal Verdian.
Salam kenal juga, Mas Aldy….
wuih…..klo disinggung mengenai merokok??
ampun deh….hampir seluruh kaum lelaki di jagad raya hidup berkegantungan dengan rokok.lumayan..ka dony udah mengundurkan diri dari dunia rokok.mudah-mudahan smkin banyak kaum lelaki baca artikel ini.aku salut juga liat ka dony bisa ninggalin rokok gtu aja.tpi ka,,,apa rokok emang bisa dibilang cinta pertama yah????????solnya teman aku bilang rokok adalah cinta pertamany …..
jadi susah dong ninggalin cinta pertama dia itu….salam kenal buat semua pembaca setia artikel ka dony.
Wah, soal cinta pertama itu tergantung yah… Cinta pertama saya dulu tetap ke cewek pertama yang menolak cinta saya hahaha :))
semoga aku tidak akan pernah menyentuh rokok sampai nafas berhenti. cukup belajar banyak dari ayahku sendiri saja lah. :P
bener spt jawaban kamu ke Mbak Tuti soal pilihan.
dan aku telah memilih pria perokok.
dengan harapan dia akan berhenti merokok dengan kemauannya sendiri.
aku malah dulu pengen ngerokok ngga bisa. coba berkali-kali tapi ngga tau apa enaknya gitu.mending makan coklat deh hihihi
pokoke aku ra garep ngrokok, mas. semoga aku bisa belajar dari pengalaman njenengan ini.
makasih sharing-nya Mas… boleh ya, kutunjukin ke suamiku… semoga bermanfaat, dan berhasil berhenti merokok seperti Mas Donny…
@Ly: saya senang kalau tulisan saya berguna.. tapi satu saran saya, berhenti merokok itu tidak mudah jadi berilah selalu kesempatan para perokok untuk berhenti…
Salut omBro anda masih bertahan!! ….dan aku tetap bertahan hehehehe
Suwun, Om :) Saya hanya terus berusaha wae, Bro :)
Ada solusi mudah dan murah utk berhenti merokok.
Gunakan Quit Smoking Card, harganya hanya RP.100.000 (belum ongkos kirim) bisa berfungsi sampai 3 tahun. Tapi biasanya, tanpa “tersiksa” dalam proses berhenti, banyak perokok berhenti merokok setelah 4-6 bulan memakai kartu ajaib ini.
Kalo mau tanya, kontak aja email: abiyah.quitsmokingcard@gmail.com —— dengan senang hati mereka dapat membantu anda.
Mudah2an info ini bermanfaat, thanks.
Eh .. katanya mereka juga cari agen2 tunggal di setiap kota di seluruh Indonesia …
niat..niat..niat dan lingkungan yang mendukung menjadi dasar yang penting…
thanks ya dah berbagi pengalamannya.. salute deh..hebat euy…
niat..niat..niat dan lingkungan yang mendukung menjadi dasar yang penting…
tq ya dah berbagi pengalaman.. salute deh.. hebat euy….
asem tenan! isin aku, gagal maning Mas!
Gagal saat menghadapi keadaan yang tak menguntungkan!
Harus dicoba lagi! Harus dicoba lagi! sela bayiku lahir, aku masih ngrokok .. wah bakalan repot tenan!
Ra popo, Mas!
Dari dulu, aku slalu beranggapan berhenti merokok memang tidak pernah mudah! Aku juga pernah melewati tahap seperti sampeyan kok.
Intinya satu, tetap berusaha! Ayo!
Memang nggak mudah untuk berhenti dari sesuatu yang bikin kita kecanduan, salut sama perjuangan Mas berhenti dari merokok.
Aku (biar lebih akrab pake aku aja ya he3) sendiri punya satu kecanduan, yaitu kencanduan internet ha ha ha, soalnya kadang suka bikin lupa waktu dan doing something freak gitu.
Ada tipsnya nggak untuk lepas dari candu yang satu itu…?
Wah kecanduan internet? Susah kalau itu! :))
Don, aku lagi berusaha untuk sabar nich ngadepin pacarku… Beberapa hari lalu juga sempat berantem gara2 rokok ini. Doain ya moga2 pacarku bisa berhenti merokok. Amiiinnn…
Uiiihh ramai juga ya Broo..orang yang mau berhenti merokok”QuitSmoking”
Saya ada ebook Quit smoking, yang saya tulis Step By Step..A sampai Z. setelah saya mengikuti seminar ROMYRAFAEL waktu di jakarta..Dengan metode romyrafael..dengan hipnoterapy nya..alhamdulillah saya sudah berhenti merokok,dan saya juga sudah berhenti minum2man alkohol sejak kira-kira 2bulan setengah yang lalu. Dan saya Akan TERUS berhenti Untuk selama-lamanya. Saya sudah Kapok! Untuk anda yang berminat, silahkan hubungi saya, Ebooknya + Audio Hypnoterapi Master Rommyrafael. bahkan master romyrafael, Mengatakan kalau buku tersebut cocok untuk yang kecanduan seks,game,shoping,dll masih banyak. pokoknya saya puas sudah berhenti merokok.
silahkan SMS ke 081804725557 Maftukhin
ini adalah hari ke 7 ak tidak menghisap rokok setelah 10 tahun candu dan sekian kali percobaan yang selalu gagal. Artikel diatas seperti angin sejuk yang menyemangati saya membuat saya kembali ingat bahwa begitu pentingnya membuat pilihan untuk hargai diri sendiri. thanks all, mari kita tebarkan energi ini ke semua pecandu rokok.
Semangat!
bagian yg ini: Sesudah makan, ketika buang air besar dan ketika menghadapi keadaan-keadaan yang membuat kita tertekan seperti misalnya menjelang presentasi ke kelian dan menghadapi deadline adalah saat-saat dimana aku tertantang untuk ?kembali menjadi perokok? atau terus melewati itu semua secara lebih jantan tanpa asap rokok.
persis kayak yg suamiku hadapi.
thanks for sharing, akan aku print supaya suamiku baca.
Sekarang, 17 Feb 2014. Masih bertahan tidak merokok, Bos? (Justchecking)
kalo ga salah foto serupa, lain pose, pernah dipakai di Header blog lama ya?
lagi naik gunung mana,bos?
Puji Tuhan, masih :)
Itu di Gunung Merbabu yang tempo hari katanya ada getaran gempa ya? Seyeeem :)
Btw kamu ingat bener ya.. betul banget, salah satu pose lainnya memang pernah kupakai untuk header blog lama…
Numpang share yach
Silakan
Istimewa Bro… thumbs up… aq jg sedang berhenti merokok… nt suatu saat pas kumpul bareng yg biasa kita aromatherapy brti diganti ngemut permen sambil kongkow ya hehe
Hehehe jadi kelingan pas kita ketemu di Tumpang, Malang. Kalau bukan karena kita sama-sama ngerokok mungkin kita nggak pernah kenal ya Frank.. hehehe
saiki sengit pora om nek mambu mbako
Yo sengit tapi tetap menghargai bahwa berhenti rokok ki ora gampang… :)
Mantap… Obat apa namax untuk ilangin rasa sakit di tengorokan coz kayax sy juga kena efek brhenti merokok nich…
Podo bro…. ditahun yg sama kita berjuang berhenti merokok… sampe sekarang blas nggak nduwe keinginan meroko maneh to?? :p
Inspiratif tulisannya, saya suka bagian “mental adalah perkara sesuatu yang ?tak kelihatan?”-nya. Saya juga lagi (mencoba) berhenti merokok, udah 10 hari keluhannya macem2, sakit lambung, sakit tenggorokan parah dan berlendir, dan tiba2 punya rasa takut yang ga logis. Berat banget nih mas *jadi curhat. Tapi tulisan ini bikin semangat. Terima kasih banyak ya.
Mas. Apa kabar? Apa masih aktif blog catatan ini? Saya baru nemu blog ini. Apa yg mas tulis di blog ini, sedang saya rasakan sekarang.
Masih dong! Saya masih aktif menulis! Hehehe… Selamat menikmati proses-prosesnya, doaku menyertaimu…
min, ada cara yang paling manjur untuk kami para pecandu rokok untuk berhenti?