Catatan tahun ke-41

20 Des 2018 | Tunggonono

Tunggonono datang!
Derap langkah kakinya masih seperti dulu, tenang menghanyutkan. Ia datang sendirian tak bersama tunangannya tak pula anaknya. Ketika kutanya kenapa tak bersama mereka, alasan mantan penjaga malam kantor saat di Jogja dulu itu meneduhkanku, ?Aku ingin ngobrol denganmu saja di hari indahmu ini, Bos!? Lalu terciptalah obrolan di bawah ini?

[Tunggonono] Udah tua kamu ya, Bos! Empat puluh satu tahun!

[DV] Hehehe? iya?.

Apa yang kamu rasakan dengan umur yang sudah sebegitu banyak ini?

Apa ya? ya seperti yang kamu bilang tadi, menua! Aku menua! Sebulan lalu punggungku kumat, Nggon. Kamu ingat toh sakit punggungku yang dulu? Waktu aku masih di Jogja yang mulainya gara-gara aku salah angkat beban di gym? Yang malamnya lalu kamu pijit tapi paginya badanku malah demam dan gak bisa gerak sama sekali lalu aku pergi ke Panti Rapih? Ingat?

Oh ya? ingat aku! Tahun? 2006 akhir, kan?

Ya! Nah bulan lalu kumat lagi! Aku lalu pergi ke chiropractor langgananku. Dia bertanya kenapa bisa kumat lagi dan kujawab karena aku berlatih angkat beban di gym dan dia melarangku.

Kok bisa?

Dia melarang dan larangannya itu membuatku tercenung. Dia bilang bahwa untuk orang seusiaku aku nggak seharusnya melalukan latihan angkat beban, ?Secara fisik kamu menua? sudah bukan your prime time anymore?? Dan kata-katanya itu membuatku tercenung, Nggon!

Tercenung? atau terpukul?

Tercenung! Alangkah cepatnya waktu hidup! Ibarat grafik parabola, secara fisik aku sudah melewati masa puncak/prime time.

Hahahah lha kok medeni gitu?

Ya enggak menakutkan atau setidaknya aku mencoba untuk tetap berani hahahaha! Semua orang toh mengalami tinggal kamu mau sadar atau enggak, Nggon! Coba kutanya, berapa umurmu? Kutaksir umurmu juga sudah 36-an kan? Itu juga sudah bukan prime time, Nggon!

Lahacia, Bos! Trus apa masih banyak hal yang ingin dikejar dalam hidupmu, Bos?

Ya masih!  Lebih tepatnya bukan dikejar tapi dijalani, Nggon. Dua hal itu berbeda. Ngejar keinginan itu melelahkan, menjalani hidup dan menjumpai kebutuhan-kebutuhan yang lantas perlu dipenuhi itu menyenangkan.

Kok bisa?

Iya! Lahacia hahaha!
Tapi intinya adalah bersyukur, Nggon! Tanpa rasa syukur, hidup ini seperti makan lauk tanpa nasi tanpa karbohidrat. Kamu akan lapar terus-menerus. Hidup juga demikian, perlu asupan rasa syukur supaya tak membuatmu jadi terus lapar, tamak dan bernafsu untuk mengejar sesuatu yang tak kan pernah terkejar!

Kok tak kan pernah terkejar?

Karena ketika kamu mimpi ingin mendapatkan sesuatu, mobil misalnya, mobil itu hanyalah wujud fisik dari target sementara nafsuku. Ketika mobil sudah didapat, nafsuku akan kembali bergolak untuk mengejar hal lain lagi begitu terus-menerus tiada henti!

Termasuk ngeblog yang tiada henti, Bos? Apa yang kau kejar?

Aku bersyukur karena ngeblog ini seperti sudah jadi passion yang begitu kuat dan menjadi salah satu bagian yang membentuk karakterku hingga kini.

Karakter sebagai superblogger?

Kalau kamu tanya dua tahun lalu aku akan dengan keukeuh mempromosikan diri sebagai superblogger dan orang-orang setuju karena memang aku super hahahah! Tapi sekarang beda, Nggon.

Bedanya?

Makin tua aku makin fokus pada prinsip bukan bunga-bunga. Superblogger atau megasuper atau apapun itu hanya bunga-bunga. Prinsip ngeblog itu kan berbagi sukur-sukur dipercayai jadi ya mau dibilang apapun, supremasi ngeblog itu bagiku adalah ketika aku bisa tetap terus berbagi melalui tulisan, itu saja!

Pemahaman prinsip lebih dari sekadar bunga-bunga ini membuatku juga mulai berani melangkah untuk berbagi dalam medium kreatif yang lain. Baru-baru ini aku ?merilis? lagu buatanku, Raja Singa. Lagu itu kupersembahkan untuk kawan-kawan di Aksi Kamisan yang melakukan protes dalam diam karena pemerintah tak kunjung menyelesaikan kasus-kasus pelanggaran HAM berat di masa lalu.

https://www.youtube.com/watch?v=udyVt_d_0XM

Melalui lagu itu aku berbagi semangat kepada sesama dan melihat tanggapan dari khalayak sepertinya pesanku diterima. Aku merasa puas bukan karena suaraku dibilang bagus atau gitaranku mantap tapi lebih karena orang lain tahu pahitnya perjalanan orang-orang Aksi Kamisan dalam menuntut hak-hak mereka sebagai warga negara!

Wahahahaha mendengar jawaban-jawabanku kamu memang sudah benar-benar menua, Bos!

Hahahaa kan memang sudah kubilang sejak awal?aku memang menua seperti halnya kita semua?

tunggonono
tunggonono
Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.