Salah satu hal yang paling membuatku penasaran saat ini adalah masa depan buzzer politik. Sebelum membahas lebih jauh mari kita sepakati dulu apa definisinya? Bagiku buzzer politik dalam konteks tulisan ini kuterjemahkan sebagai orang yang beraktivitas nge-buzz alias membuat dengungan tentang sebuah kelompok dengan alasan keberpihakan politik secara membabi buta.

Aktivitas Buzzer Politik
Akibat dari aktivitasnya itu lantas membuat terbaginya dukungan antara mereka yang membela, membenci atau diam. Bagi yang membela, buah aktivitas yang biasanya berupa tulisan atau video bisa dianggap sebagai sebuah kebenaran mutlak. Untuk yang membenci, apapun itu bisa dianggap sebagai belati yang tajam menyakitkan. Sementara bagi yang diam, ya bisa jadi diam karena nyuekin atau diam karena tersakiti tapi belum ada kesempatan untuk melawan.
Kembali ke pertanyaan di awal tulisan, kalau demikian apa yang jadi pangkal rasa penasaranku? Begini, kira-kira bagi buzzer politik pembela sebuah rejim, ketika masa kerja rejim berakhir, apa yang akan dilakukan untuk menyelamatkan hidup dan keluarganya?
Pensiun tidak menyelesaikan persoalan karena ibarat tinta, semua sudah tertulis dan tak mudah untuk dihapuskan. Karena meski kesannya banyak yang diam bukannya tak mungkin saat kekuatan yang dibelanya tumbang lantas mereka tetap diam, kan?
Masa depan mereka
Ada yang memberitahuku bahwa ketika rejim yang dibela tumbang, para buzzer politik akan pindah arus, ikut ke golongan yang sanggup melakukan dua hal: menjamin keselamatan dan memberikan nafkah harian.
Tapi bagaimana kalau kemudian anggota atau faksi dari golongan yang sanggup melakukan hal itu tak sepenuhnya menerima? Bagaimana kalau masih ada yang dendam dengan apa yang pernah dilakukan di masa silam?
Lagi-lagi kawan yang memberitahuku tadi bilang, “Ya… tinggal kuat-kuatan! Dia yang kuat dengan segala daya upaya supaya tetap bertahan atau mereka yang kuat untuk membalas dendam, kan?”
Ah, aku tak sanggup membayangkan terlalu jauh. Barangkali pada akhirnya semua kembali pada naluri manusia untuk bertahan hidup dan melakukan apa saja yang bisa dilakukan demi hidup. Bukankah kita semua juga demikian adanya?
Buzzer politik yang seharusnya
Pendapatku tentang buzzer politik barangkali terlalu klasik dan tak menarik juga miskin intrik. Mereka seharusnya tak memihak pada persona atau kelompok politik siapapun dia. Mereka harusnya setia pada perjuangan nilai-nilai yang baik bagi kemaslahatan rakyat banyak.
Tapi apa daya, atas nama perut lapar dan kebutuhan hidup yang terus memburu, alih-alih nilai sosial politik yang diperjuangkan, yang ada justru nilai-nilai rupiah serta dollar yang mereka terima dari siapapun juga…
Yuk mendoa bagi mereka. Doa yang baik-baik saja.
0 Komentar