Kabar Baik hari ini mengisahkan bagaimana dua orang buta disembuhkan Yesus. Ada dua hal yang setidaknya menurutku menarik.
Pertama, kedua orang buta itu mengikuti Yesus seperti ditulis dalam Matius 9:27.
Apa yang menarik dari ?mengikuti?? Karena mereka buta!
Adakah mereka sudah hapal jalannya? Adakah mereka dibantu oleh orang-orang lain sehingga bisa terus mengikuti Yesus? Matius tidak menulis secara detail barangkali memang disengaja supaya kita bisa memiliki ruang berimajinasi sekaligus berefleksi.
Karena kelemahan dan dosa-dosa, kita ini sejatinya juga seperti orang buta yang mengikutiNya itu. Segala yang kita ketahui adalah sarana untuk mencari tahu siapa Dia, tapi adakah sejatinya Dia itu seperti apa? Tak ada yang benar-benar tahu! Kedua orang buta itu adalah gambaran diri kita yang setidaknya meskipun sadar diri buta tapi tetap terus tekun berada di belakangNya.
Kedua, perkataan Yesus pada mereka, ?Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?? (lih. Matius 9:28)
Aku merenungi apa yang dikatakan Yesus itu barangkali sebenarnya bukan pertanyaan tapi lebih pada penegasan betapa iman kedua orang buta yang mengikutiNya itu begitu besar! Di tengah banyaknya orang yang tidak buta bahkan mereka yang mengaku mengerti betul ajaran agama namun tidak percaya kepadaNya, kedua orang buta itu justru mengikutiNya untuk memohon belas kasih Yesus.
Dalam hidup sehari-hari, banyak orang mencibir keyakinan kita terhadapNya. Misalnya tentang keilahian Yesus. Serangan bertubi-tubi untuk menyangkal bahwa Yesus itu Tuhan tak hanya datang dari kawanan beragama lain tapi juga dari kalangan ilmuwan bahkan tentu kita masih ingat bagaimana sebuah novel yang lantas difilmkan mencoba mengguncangkan iman kita terhadap Yesus dengan memunculkan opini bahwa Ia tidak bangkit. Makamnya ditemukan, Ia pernah menikah dan lain sebagainya.
Tapi kenapa kita seolah tak peduli terhadap semua itu dan terus-menerus mengikutiNya?
Jawabannya semoga sama dengan jawaban kedua orang buta tadi yaitu bahwa kita memang benar-benar percaya kepadaNya! Bahwa tak ada yang lebih mampu memberikan harapan selain dari kasihNya sendiri terhadap kehidupan kita! Bahwa ketika kita memutuskan untuk mengikutiNya itu bukan karena asal ikut karena orang-orang lain juga ikut karena kalau demikian maka ketika tak ada yang ikut lantas kita juga tidak mau meneruskan perjalanan untuk mengikutiNya?
Dalam masa Adven ini mari berharap hanya kepadaNya sekaligus mensyukuri atas orang-orang yang ada di sekitar kita. Tak ada yang benar-benar sudah tidak buta terhadapNya tapi mari saling bergandengan tangan dan melangkah untuk setidaknya tak terlalu jauh berada di belakangNya.
Sydney, 7 Desember 2018
Jangan lupa isi Survey Kabar Baik 2018. Hasil isian kalian dalam survey tersebut sangat mempengaruhi bagaimana pola tulisan dan distribusi renungan Kabar Baik ini akan berkelanjutan. Klik di sini untuk informasi selengkapnya!
0 Komentar