Burung di atas salib

4 Jul 2011 | 150 kata, Cetusan

Kenapa harus membenci mereka yang menghina agama kita?
Seekor burung kulihat bertengger di atas salib di atap gereja dekat rumahku, sore itu.
Sementara, tak jauh dari situ kutahu ada kompleks rumah bordil dan tempat judi ternama berdiri megah. “Cih! Ia pasti mampir ke sana dulu sebelum mencengkeramkan kakinya ke atas tiang salib itu! Haram!”
Alih-alih hirau akan geramku, Ia malah buang tinja, beberapa kali di atas salib itu. “Duh! Tainya pasti kena ubun-ubun Yesus!” terbakar amarahku.
Si burung tetap tak bergeming.
Tak lama sesudahnya, alun madah pembukaan misa lantas menyadarkanku dari lamunan lalu aku bergegas masuk ke gereja.Dari senyum umat yang hadir dan semangat imam yang memimpin upacara, kuketahui tak sedikitpun kebesaran Tuhan dan kesucian agama ternoda oleh burung itu tadi meski entah sudah berapa banyak tai yang dijatuhkannya ke atas salib.
Glory to God in the highest?

Sebarluaskan!

21 Komentar

  1. Apapun yang dilakukan manusia tidak akan mengurangi atau menambahi kebesaran Tuhan..

    Balas
  2. Singkat, padat, menentramkan. Tak perlu murka apa lagi mesti menabuh genderang perang hanya karena dihina, karena tidak ada yang dapat menurunkan kemuliaan Tuhan. Tak perlu dibela, Dia berkuasa untuk menunjukkan kebenaran-Nya.

    Balas
  3. Apapun yang dilakukan manusia tidak akan mengurangi atau menambahi kebesaran Tuhan itu..

    Balas
  4. Kupikir tidak ada yg bisa mengetahui benar2 ukuran suatu agama dinodai..
    Oleh mereka yg suka semena-mena shg banyak orang jadi sinis..? Atau oleh mereka yg diam-diam melakukan penyebaran agama secara underground agar umat lain pindah agama? Tidak juga ya. Agama adalah urusan individu dengan Tuhannya. Biarlah dia yg bertanggung jawab atas pilihannya. Bukan begitu?:)

    Balas
  5. Setuju dengan komentar mbak zee : ” Agama adalah urusan individu dengan Tuhannya. Biarlah dia yg bertanggung jawab atas pilihannya. Bukan begitu? ” Agama adalah urusan individu, tidak ada paksaan..

    Balas
  6. Apapun yang dilakukan umat baik itu manusia, hewan, ataupun mahluk hidup lainnya tidak mempengaruhi kebesan dari Tuhan.
    btw: begitu datang (lagi) kok yah malah dapat posting pendek X_X

    Balas
  7. SIP!!
    Sy suka postingan ini. Sungguh.

    Balas
  8. And glory to Thee who has shown us the light.
    EM

    Balas
  9. Siapa yang ternoda?
    Tuhan, agama, ato pikiran kita?
    i like this.. suer
    mengingakanku pada tulisan tulisan di burung berkicau-nya anthony de mello
    salam,

    Balas
  10. Kadang dengan menunjukan kalau kita beda dengan mereka, salah satu caranya dengan berbesar hati dan tidak perlu menghujat balik. Namun sayangnya tidak semua orang tahu dan bisa melakukan seperti itu.
    Kalau ada orang meludahi kita, balasaan yang pantas memang dengan meludahi balik tapi kalau kita bisa menahan dan tidak meludahi mereka itu menunjukan kelebihan kita di mata Tuhan.
    Makasih mas, telah share disini. :lol:
    Salam hangat serta jabat erat selalu dari Tabanan

    Balas
  11. kurasa Tuhan pun lebih mementingkan bagaimana sikap kita terhadap sesama manusia daripada urusan ternoda atau tidak itu..

    Balas
  12. Tiitk penerangan Mas DV, sekarang soal penodaan agama sering menjadi salah kaprah. Padahal pilihan itu urusan pribadi tanpa paksaan, bukan berarti dengan isu2 yang ada dan mengucilkan sebagian orang, lantas kita mendikte & menghina agama bersangkutan :D

    Balas
  13. jadi inget pertanyaan populer akhir2 ini om
    “apakah Tuhan Perlu Dibela?”
    dan jujur sampai sekarang saya masih belum menemukan jawabanya :(
    ————————
    oiya ngomong2 banner di header blognya keren euy.. :)

    Balas
  14. Burung dan Rusa sama saja, sama2 mahluk Tuhan #lospokus
    sajaknya bagus bang DV :)

    Balas
  15. Ah.. tersentuh banget bacanya mas.. Tuhan itu kan sang maha.. Berarti maha gak perlu dibela juga kan..? :)

    Balas
  16. don, lama nggak main ke blogmu ini, ee… nemu tulisan ini. apik don! i like it. sederhana tapi oke banget. dan setuju jg dengan komentar mbak em di sini :)

    Balas
  17. Sebetulnya Tuhan tidak membedakan umat manusia, yang membedakan hanya iman dan amal baiknya….
    Manusia sendiri yang menciptakan ketidak nyamanan….

    Balas
  18. Hinaan, memang menyakitkan apalagi terhadap sebuah hal yang kita yakini, seperti agama. Dan dibutuhkan sebuah pemikiran bijak dalam menghadapi hinaan. Dalam hati, saya percaya Tuhan itu cuma satu, tidak peduli apa agamanya. Jadi ketika seseorang menghina Tuhan agama lain, itu artinya dia mengina Tuhannya sendiri.
    Ah, memang ribet kalau sudah ngomongin agama, mending dikembalikan pada urusan pribadi masing-masing :-)

    Balas
  19. oleh sebab itu janganlah sesekali menghina…karena kita sendiri jua tahu bahwa hinaan itu cukup menyakitkan hati…salm damai dan syaloom salam kenal..gbu

    Balas

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.