Mungkin ini faktor usia atau apalah namanya, tapi sungguh, bagiku heboh kasus clip mesum dengan para pemain mirip artis LM – Ar dan Ar – CT kumaknai sebagai sesuatu yang bukan tentang bagaimana syur dan dahsyatnya goyangan mereka di ranjang. Lebih dari sekadar itu, aku justru tertarik dengan tak sabar menunggu respons mereka, cara mereka berkelit serta bagaimana akhirnya pemerintah dan masyarakat ‘mengadili’ mereka.
Teknologi, penghantar informasi terkemuka
Mereka, para pemain yang diduga adalah sekaligus produsen clip-clip mesum itu kuyakin bukanlah orang yang gagap teknologi di era dimana teknologi sudah semakin tampak digdaya. Terlebih dengan semakin mengemukanya gejala jurnalisme warga lewat blog dan aneka jejaring sosial yang menjamur, teknologi bukan lagi sebagai sebuah produk. Ia telah ber-transformasi menjadi proses itu sendiri dan menghantarkan informasi sebagai produk kepada kita. Sayang seribu sayang, para produsen itu tadi, mereka barangkali hanya memaklumkan tanpa memahami dan memahfumi keadaan tersebut.
Agak sedikit menoleh ke belakang, kalau kita amati, kebanyakan kasus beredarnya clip mesum diawali oleh keteledoran produsen dalam menyimpan file clip. Keteledoran yang kumaksud di sini adalah termasuk dalam hal misalnya kecerobohan karena lupa menghapus file sebelum menjual gadget atau malah kehilangan gadget itu sendiri yang mengakibatkan turut ‘hilangnya’ clip-clip tersebut.
Selanjutnya mudah ditebak, lewat tangan yang tak bertanggung jawab, clip yang seharusnya koleksi pribadi itu menjadi konsumsi publik.
Mengapa harus direkam?
Kecuali untuk urusan komersial dan politis maupun kelainan psikis si produsen, aku menilai bahwa sebenarnya kegiatan persetubuhan yang dilakukan adalah bukan sesuatu yang patut untuk direkam.
Sekitar enam tahun silam, dalam sebuah perjalanan dinas bersama rekan kerja, kami berdua berkunjung ke sebuah pulau yang masih sangat asri nan indah. Saking terpesonanya, kami yang sebenarnya melengkapi diri dengan ‘persenjataan lengkap’ seperti kamera dSLR beserta lensa-lensanya dan handy camera justru memutuskan untuk tidak merekam barang sedikitpun dari keadaan alam nan memesona itu.
Bagi kami, waktu itu, hal yang terlalu menyenangkan dan memesona biarlah menjadi konsumsi mata dan biarkan otak serta hati yang merekamnya.
Aku berpikir bahwa andai saja bagi pelaku kegiatan seks adalah sesuatu yang sangat memesona dan indah, alangkah baiknya jika kita tak merekamnya dalam format apapun kecuali membiarkan mata serta segenap panca indera kita ‘merekam’ kenangan menarik itu dan mempersilakan otak untuk mengendapkannya.
Buka dulu topengmu!
Namun, ketika semua sudah terjadi, penyesalan datang laksana pulisi-pulisi yang terlambat datang di film-film action khas hollywood.
Sementara masyarakat menjadi hakim yang paling agung lewat opini dan komentar yang beredar dan mereka, para pemain itu, semakin tersudutkan oleh persoalan.
Dalam keadaan seperti ini, terlebih saat ‘barang bukti’ telah ramai tersiar, hal terbaik yang bisa dilakukan oleh para pemain tadi adalah pengakuan terhadap perbuatan mesumnya. Tindakan mengelak, mengingkari diri sendiri apalagi membawa-bawa nama Tuhan serta agama untuk membela diri malah akan semakin mempertebal ‘dosa’ kita dihadapan masyarakat dan alih-alih mendapatkan dukungan, yang ada justru banjir cibiran yang membludak.
Beruntung mereka tinggal di negara yang meski sudah memiliki perangkat hukum positif yang jelas lewat Undang-Undang Pornografi tapi masyarakatnya cenderung ‘mudah lupa’ terhadap apa yang terjadi di belakang. Menghilang saja sebentar, tiga empat bulan berikutnya muncul kembali dengan gebrakan yang simpatis, dan semua kasus tentang clip mesum ini hanya akan menjadi kenangan yang mulai dilupakan orang.
iya tuh
aneh banget
seks yang harusnya dikonsumsi pribadi kok malah direkam
paraaahhhh
Hehehe, berarti sakit ya?
Ini kejadian tuh sama kaya kejadiannya si Edison Chen… Apakah nasib A**** *****PORN akan sama seperti Edison Chen?? 95% mah iya hehehe….
tak habis pikir alasan apa yang membuat adanya pasangan yang ingin merekam adegan di ranjang?? betul kata kak donny lebih baik dilihat oleh mata dan direkam oleh otak, karena kalau tidak apik menjaga file tersebut bisa berabe urusannya karna sudah banyak kejadian akan hal spt ini.
32 cewe?? siapa sajakah itu?? dah ketauan dua berarti tinggal 30 lg –“
Hehehehe.. 32 apa 23?
sebagai wujud ungkapan terima kasih atas nasehatnya, saya menawarkan Mas Donny sebagai pemeran pengganti bersama IG
**bergaya Ar
Wahahahhaa… IG? IG melawan Tampah? Kurekam deh! :)
jangankan di save…cuma di temporary file tanpa di save ajah udah bisa di retrieve sama jagonya IT forensik…makanya pencegahan paling utama dari kasus begini sih ya jangan bugil depan kamera.
Setuju! Sepakat! Eh tapi konon si CT nggak sampe telanjang lhoo hehehe
Hmm… sampai sekarang aku masih belum pernah merasakan, melihat, menikmati, sebuah pemandangan yang sedemikian indahnya sampai aku merasa “menyerah” untuk mengabadikannya dalam kamera ataupun camcorder…
Pulau apa to yang kau singgahi?
Kalau telah telanjur terpublikasi, yang parah ternyata, Om, tak hanya si pemeran. Tapi, anak-anak, seperti murid-murid saya, yang memiliki kecenderungan ingin tahu itu, tercemari pikirannya untuk terus berusaha mengetahui apalagi yang “begituan” itu publik figur. Payah-payah!
Tugas kami semakin berat, Om.
Salam kekerabatan.
Pulau Moyo, sebuah pulau kecil di utara Sumbawa… Pulau terpencil, sangat asri dan ada hotel kelas dunia yang dibangun di sana… Almarhum Putri Diana, Baby Spice dan Nicholas Cage pernah berkunjung ke sana juga
Kalau sy sendiri lebih ingin mempersoalkan orang yg menyebarkannya. Terlepas dari motivasi pemain video clip merekam adegan intimnya, orang ini telah melanggar hak pribadi seseorang. Sesuatu yg seharusnya di ruang privacy telah diubahnya ke ruang publik tanpa persetujuan yg pny hak. Kita sndr tentunya jg tidak rela kan, entah dokumen/tulisan atau foto atau milik pribadi kita yg lainnya dipublish tanpa persetujuan, apalagi kalau itu akan mempermalukan kita.
Menurut sy, setiap org sebagai pengguna IT hrs pny nilai, kontrol diri dan tanggung jawab dalam menggunakan IT (tanpa harus diawasi), konten2 mana yg patut diunggah dan mana yg ga, mana yg melanggar hak org lain dan mana yg ga. Dgn demikian internet benar2 memberikan manfaat positif dan tidak merugikan orang lain. Apabila tiap pengguna tidak mempunyai kesadaran ini mk internet akan penuh dg sampah2 informasi dan useless. Sayangnya, di negara kita pendidikan nilai/etika yg berkaitan dg penggunaan IT ini, kelihatannya memang msh lemah atau bhkn blm mjd kebutuhan.
Ttg kegiatan merekam, saya pikir tiap org pny cara pandang sndr ttg bgmn menikmati keindahan. Seorang real fotografer, tentu saja tidak akan melewatkan momen atau kejadian atau pemandangan yg indah yg dinikmatinya lwt bidikan kameranya (terlepas entah itu nantinya utk. konsumsi pribadi atau pameran). Dan itu sah2 saja sepanjang ga melanggar hak org lain.
Ini soal cara pandang saja menurut saya…
Penanganan yang paling total bagi saya adalah pemangkasan sumber persoalan yaitu proses perekaman itu tadi…
jarene jik akih clip liane lho, mas…
ketoke ono kelainan yo mase ganteng siji kuwi..ngopo ndadak direkam barang…
mbuh ah…aku no comment wae..tapi mesakne cah cah cilik seng pengen nonton juga kih lho…mereka kan jadi penasaran dan pengen tau gimana sih…
He eh, jare isih akeh.. ngko ngenteni maneh hehehe..
Aku sepakat karo kowe cah cilik sing paling iso rusak… ra ngiro aku nek nganti sak mono jerone akibate yo…
Hem. . . . Seharusnya ariel itu pake topeng biar gak ketauan (lmao)
Ah, yakin pelakunya Ariel? :)
Ya memang benar katamu don,
Di sini cukup menghilang sebentar, sudah …. habis itu lupa. percuma saja toh heboh2…. tak ada guna.
Berani pula bawa2 nama Tuhan seolah2 itu bohong. aduh gemes rasanya. gentle sajalah, mengaku saja lebih baik daripada jd org munafik yg bawa2 nama Tuhan.
Semoga kita dijauhkan dari sifat2 buruk itu.
Ya, aku paling ngga suka kalau mereka udah bawa bawa nama Tuhan, Zee…
Kesannya tuh Holier than Thou ya :)
Sepertinya Si A( inisial, itu juga klo benar dia A) tipikal manusia eksibisionis. Jadi dia merasa lega jika bisa mendokumentasikan video seperti itu. Semacam kebanggan lah klo sampai orang lain liat. Rencananya mungkin cuma buat konsumsi pribadi atau teman-temannya dalam skala terbatas (namanya jg eksibisionis, klo ga dilihat orang bukan eksibisionis namanya) tapi ternyata bocor deh. Hancur deh karir semua bintang pelemnya. Eng Ing Eng!
Hancur? Untuk sesaat mungkin iya.. tapi kuyakin bangsa kita adalah bangsa pemaaf hehehe
Teknologi semakin maju, seharusnya digunakan utuk hal2 positif eh ini malah buat yang mboten2.
Tapi bagi gw mah terserah mereka deh mo boong bawa2 nama Tuhan kek, mo adu urat di pengadilan kek, karena segala urusannnya pada akhirnya akan dipertanggung jawabkan kepada Sang pencipta.
Kalau menurutku ini adalah ekses yang gampang ditebak dari teknologi sebenarnya, Mbak.
Dulu, orang takjub tentang bagaimana bom atom dibuat yang ternyata memicu orang untuk berpikir bahwa hal itu adalah ekses negatif dari majunya teknologi.
cara terbaik untuk (sedikit) menyelamatkan muka mereka adalah dengan pengakuan jujur kepada publik. Terus menerus mengelak hanya akan menambah cibiran bagi mereka karena bukti yang ada sudah sangat kuat
Setuju seratus satu persen dengan cara pikirmu, Glek!
sepertinya saya termasuk salah seorang yang secara tidak langsung mulai “mengadili” mas. Entah itu wajar atau tidak karena terkesan meng-“generalisir”, tapi seperti itulah respon yang saya rasakan. Hampir mirip seperti waktu kecil saya tak sengaja kesetrum, maka saya jadi ndak suka sama hal yang berbau listrik, atau seperti ketika saya dibentak-bentak pulisi, maka saya jadi ndak suka sama pulisi, dan sekarang saya ndak suka sama artis. Tapi yaa ndak sukanya disini bukan berarti saya 100% antipati, toh saya tetap menggunakan listrik, tetap meminta bantuan pulisi dikala perlu, dan tentunya tetap menikmati dan mengapresiasi hasil karya seni para artis. Saya hanya tidak ingin menjadi bagian darinya. seperti itu.
komenku panjang juga ya hehehe :)
Hehehehe sepertinya komentarmu ini membalas komenku di blogmu ya, Mas? Hehehehe…
Yaitu, yg saya herankan kenapa kok direkam.
Hehehe….
Hehehehe… betul
terlepas apakah mereka itu benar-benar AR-LM-CT aku hanya bisa berkomentar, bahwa “aib” yang mereka rasakan saat ini adalah “buah” dari kesalahan yang sudah mereka lakukan. Rasa malu, takut untuk ketemu orang, otomatis menjadi hukuman yang harus mereka nikmati.
dan sekali lagi benar katamu, mengakui secara jantan tentang apa yang sudah terjadi akan lebih melegakan dan tidak menambah dosa. Hanya saja aku jadi berpikir, kalau mereka benar-benar mengakui….lalu apa ya??
Kalau mereka benar-benar mengakui?
Lalu, mereka perlu sesaat bersembunyi lalu muncul lagi dengan image yang baru lagi dan selesailah perkaranya :)
kayaknya tinggal ngaku aja sih mas don :D
sewaktu video pertama aku masih ohhhh…tetapi begitu video yg kedua keluar aku langsung what!!! hahahaha…aku gak nonton videonya dan tidka berniat mencari juga cuman ya aku sesalkan kenapa mesti direkam ya? itu sakit atau koleksi? hihihihi
fenomena teknologi memang semakin maju ya mas, maka dari itu orang2 yg seperti diatas juga harus hati2 dalam melakukan rekaman ataupun foto…
Lebih kaget lagi kalau.. Andika kangen band! hahaha
setuju Don, ngapain harus direkam?? ini gagap lompatan tekhnologi atau…
terlepas dari kasus (mirip) ariel, kayaknya kita semua mesti mawas diri deh… betapa rapuh dan bobroknya moral kita semua…
apa kabar pembinaan umat? bagaimana para gembala??
Nek menurutku kasus ini bukan barometer kebobrokan moral jhe :)
Nggak ada urusannya juga dengan para gembala.. mereka melakukan tugasnya dan tugas kita berbeda.. sendiri2 :)
Tumben komentarmu begini :)
Padahal seharusnya itu merupakan kenangan pribadi..yang indah untuk dikenang.
Begitu jadi konsumsi publik, malah jadi terkesan murahan. Sama seperti kita menonton film di bioskop, yang terlalu vulgar malah jadi norak..yang indah justru membawa imaginasi pada penonton, tanpa adegan syur.
Jan2e wis nonton nggak Don? Saya dulu sempat nonton adegan mahasiswa di Bdg…tapi rasanya malah eneg ya….atau saya yang ndeso?
Wah Bu, anda terjebak!
Kalau bagi saya, si Ar berbuat dengan CT maupun LM tetap tak bisa dibilang indah lha wong bukan dengan istri resminya? Ya tho? :))
wah..saya akan cari vcdnya kalo pulang indo..hee..telat yah? kadang kita2 gini yang waras suka susah membayangkan isi otak para pemain itu..yah beda dunia dan lingkungan….persamaannya semuanya sedang bertumbuh…dicaranya masing masing…
Aduhh.. kemana aja nih orang Kamboja :)
ngomongin tentang masyarakat di negara ini, orang2nya memang cepat sekali, cepat mesrespon, cepat mendapatkan “barang bukti” dan kayaknya akan cepat juga melupakannya
Kecepatan melupakan sebanding dengan kecepatan release nya video yang lain, Bli :)
salam kenal…. kunjungi blog aku y?
ramonesblog
(^_^)/
sudah 4 blogger yang aku tahu posting berbarengan (salah satunya aku)
hahahaha…
menurut kesaksian para pakar, video syahwat itu asli, mas don, bukan rekayasa. kalau memang demikian, ketiga tokoh seleb ini sudah melakukan zina. meski demikian, tak jarang yang beropini, ada ranah pengalihan isu karena diduga video panas itu sudah ngendon lebih dari setahun. doh, makin repot.
Terlepas benar atau tidaknya…kita tunggu episode berikutnya, penyidikan polisi :-)
apakah akan benar2 mengungkapnya (2 penyebarnya sdh diketahui) dan dipublikasikan atau peti eskan…yang pasti jangan bugil di depan kamera& jangan teledor terhadap barang berharga: laptop, hp, camera digital :-)
Kadang2 mikir juga…
Ini negara katanya agamis..
tp itu video tetep dicari (sekaligus dicaci)
Btw.. mereka semuanya tetap menyangkal tuuuuh
Hmm… mungkin nggak terlihat di luar negri ya…
tapi di Indonesia, justru infotainment itu yang berlebihan deh. cuplikan-cuplikan klip itu ditayangkan dan di blur. Jam tayang infotainment itu sore hari, banyak anak-anak nonton lah… kupikir infotainment itulah yang memperparah rasa penasaran anak-anak. Kayaknya media, terutama infotainment itu juga perlu berbenah deh, soalnya kadang juga prolognya udah menjurus ke membentuk opini publik, bahkan ada juga yang mengarah ke menuduh…
kalau soekarno : “beri aku sepuluh pemuda maka aku akan mengguncang dunia”
kalau ariel : “beri aku dua wanita maka aku akan mengguncang dunia”
cuma satu komentarku utk masalah si Ar ini: I don’t care!