Boxing Day, Hari Bertinju?

1 Jan 2009 | Australia, Cetusan

Ada dua hal yang semula kupikirkan tentang apa itu Boxing Day.
Yang pertama adalah hari bertinju karena aku menganggap boxing adalah bertinju dan boxer adalah petinjunya.
Dan yang kedua adalah hari dimana kita harus mengenakan celana boxer sebagai pengganti celana dalam, satu jenis celana yang aku sendiri tak terlalu banyak mengoleksinya.
Well, bersyukurlah karena pada akhirnya aku tak perlu babak belur bertinju dan tak perlu pula mengeluarkan lebih banyak dollar lagi untuk mengkoleksi celana boxer. Boxing day, pada kedalaman maknanya, sangat jauh artinya dari keduanya.
Boxing day adalah hari yang diperingati oleh Australia dan negara-negara commonwealth yang sebagian besar penduduknya beragama Kristiani dan jatuhnya tepat sehari sesudah Natal, 26 Desember.
Adalah hari dimana kita yang diberi rejeki berlebih memberikan bingkisan Natal kepada mereka yang kurang mampu. Dan sudah menjadi rahasia umum bahwa yang namanya bingkisan Natal identik dengan kotak dan kotak itu adalah “box” dalam Bahasa Inggrisnya. So, boxing day dalam hal ini boleh diartikan sebagai hari membungkus kado (dan memberikannya kepada yang kurang mampu).
Akan tetapi entah bagaimana awal mulanya, di Australia atau lebih tepatnya di Melbourne Cricket Ground, Boxing Day pun diperingati di sana sebagai hari permulaan uji tanding tim Cricket Australia melawan tim tamu dari negara lain yang setiap tahunnya selalu datang bergantian. Mereka menyebut tradisi yang dimulai sejak 1950 itu dengan The Boxing Day Test.
Untuk tahun ini, tamu yang hadir adalah tim Afrika Selatan dan nyaris sejak pertengahan Desember kemarin hingga mungkin beberapa hari ke depan, siaran televisi-televisi Australia yang jumlahnya tak sebanyak di Indonesia itu didominasi dengan reportase pertandingan dan seluk beluknya.
Malah kemarin aku sempat melihat di televisi bahwa Kevin Rudd, perdana menteri Australia pun menyempatkan diri hadir di stadion dan bergabung dengan stasiun televisi tertentu menjadi komentator tamu.
Aku sendiri sampai sekarang tak tahu dimana asyiknya cricket.
Bagiku itu permainan yang membingungkan tak ubahnya seperti kasti ataupun baseball yang aku juga tak tahu dimana bagusnya :)
Boxing Day juga identik dengan hari libur bank serta publik.
Tapi entah apa pula hubungannya dengan itu, antek-antek kapitalis tampaknya memanfaatkan Boxing Day sebagai hari untuk menambah tinggi tumpukan dollar di pundi-pundi mereka.
Mereka menyaru sebagai sinterklas yang menggelar barang-barang harga diskon terbesar sepanjang tahun bagi kita.
Hingga detik ini aku belum menemukan korelasi yang sangat apik dari hal-hal tersebut, boxing day, diskon dan libur. Atau barangkali diskon itu disediakan bagi kita untuk membeli hadiah Natal dan membungkusnya ke dalam box seperti jelas kutulis di atas?
Tapi hadiah untuk siapa?
Untuk si miskin? Syukur kalau demikian.
Tapi kalau untuk diri sendiri, wah pada kenyataannya kita toh tak pernah berhenti untuk menghadiahi diri sendiri sepanjang usia kita tho ?
Di Sydney sendiri tak kurang parah bolehnya para penduduknya berbelanja di Boxing Day.
Jauh-jauh hari, bergantian dengan berita tentang Boxing Day Test, para sinterklas itu tadi sibuk beriklan menawarkan harga serendah dengkul dengan pencapaian lebih tinggi ketimbang ubun-ubun.
Maka tak ayal, mereka, para penggila belanja itu menyiapkan energi serta uang yang berlebihan.
Bisa jadi mereka akan tidur lebih sore pada tanggal 25 malamnya karena keesokan harinya mereka akan “hunting”!
Konon, aku nggak/belum pernah melihatnya karena ini tahun pertamaku di sini dan aku memilih melancong ke luar kota bersama teman-teman, para penggila belanja sudah memadati shopping center sejak beberapa saat menjelang matahari terbit. Mereka mengantri tepat di depan pintu berbekal informasi yang beredar di media massa tentang berapa besar diskon dan barang apa saja yang hendak ditendang jauh ke bawah tatanan harganya. Dan ketika toko buka, brullllllll! Mereka tak ubahnya seperti peserta lomba lari marathon yang kalang kabut mengencangkan larinya setelah pita dipotong dan pelatuk pistol ditembakkan.
Berlomba-lomba masuk ke dalam toko dan memborong apa saja yang bisa diborong sekenanya, semampunya.
Sialnya lagi, eh untungnya, toko-toko itu secara spesial buka jauh lebih pagi pada hari itu dan di beberapa tempat malah ada yang berani buka hingga tengah malam.
Kalau sudah begini siapa yang paling diuntungkan?
Ya kalau mau jujur jelas pihak shopping center lah rajanya.
Konon lagi, revenue yang didapat sepanjang Boxing Day adalah yang tertinggi sepanjang tahun mereka berjualan.
Pihak kedua yang paling diuntungkan tentulah para penggila belanja yang sibuk memborong sepanjang hari itu.
Tak heran kalau seorang teman kemarin sempat berujar bahwa si A, temannya, rela untuk mengantri di depan sebuah retail shop terbesar di sini sejak jam 4.30 am dan menyerbu masuk tepat pukul 05.00 am saat toko buka lalu memborong segala macam yang ia inginkan untuk dibeli dan bahkan saking banyaknya belanjaan maka ia putuskan untuk membeli koper di tempat itu juga untuk mengangkut barang belanjaannya ke rumah.
Pihak yang dirugikan?
Tampaknya tidak ada tapi pihak yang tak merasakan apa-apa ya tetaplah mereka yang tak mau belanja karena alasan tak ingin menjadi gila seperti itu serta mereka, para miskin yang tak mampu belanja yang harusnya justru mendapat bingkisan pada hari Boxing Day.
Ya begitulah keadaannya.
Hari demi hari, tahun demi tahun kita seperti semakin dipertontonkan bagaimana aksi dunia ini membedaki serta memberi gincu lebih menor lagi pada tradisi-tradisi agung yang seharusnya dijaga kedalaman maknanya.
So, lebih baik kita bertinju saja! Yuk!
*Credit photo Pexels.com (featured image)

Sebarluaskan!

20 Komentar

  1. sepertinya ndak jauh beda dengan disini
    kesakralan kehilangan makna

    Balas
  2. Baru ini aku denger istilah “boxing day” awalnya seh aku pikir artinya awal mula olah raga tinju mulai diperkenalkan, ternyata artinya “bak-sos” haahahaha

    Balas
  3. boxing day? hemmm … semula saya juga membayangkan ini hari tinju, utk makin mendekatkan masyarakat pada olahraga adu jotos ini, hiks, ternyata seperti angpao, ya, mas dony, saling memberi dan menerima di kalangan kristiani. wah, acara ini agaknya memiliki nilai sosial yang besar utk membangun kepedulian terhadap sesama.

    Balas
    • Sebenarnya tidak tepat benar-benar tradisi kristiani, Pak Sawali… tapi merupakan serapan dan terapan dari apa yang ada di Commonwealth countries saja.
      Kalangan kristiani Indonesia barangkali tidak mengenal boxing day. Saya saja mengenal juga setelah di sini hehehe.. :)

      Balas
  4. saya gibol. jadi saya paham boxing day. hari tawuran didalam lapangan kan??? kekekeke

    Balas
  5. Terus mas Don memaknai hari Boxing itu gimana disana?
    Bagi-bagi bingkisan untuk Simba??
    atau seharian nonton cricket?
    hehehe
    selamat menikmati Tahun Barunya

    Balas
  6. hii doonn…. im back…:-)kangeeennnn….
    eh, selamat natal tahun baru ya cong, dr dulu gw pengeennn bgt natalan di luar negeri pasti seruu… disini sepi don gag ada yg natalan gw yg terbiasa sibuk2 menjelang natal jadi hilang semangat natalnya nih… disini gag ada yg bisa di datengin gag ada sibuk2 bungkus kado (tp kado buat gw sih teuteup),gag ada masak2 heboh, gag sempet pasang pohon natal gara2 terkapar di RS menyedihkan yaa… btw klo di sidney ada boxing day disini besok tgl 3 ada hari saraswati a.k.a hari pendidikan jd bakalan ada upacara lg di semua Pura katanya sih semua anak2 sekolah sebuku2 pelajarannya di upacarain gw sih seneng aja krn suami gw kerjanya jadi libur hehe…

    Balas
  7. wew…saya kirain hari berlumuran darah, krn harus saling meninju :)

    Balas
  8. Tunggu aja brapa taon lagi, ntar kan Indonesia (atau paling nggak jakarta) paling2 bakal mulai latah ikut2an “boxing day” ;)

    Balas
  9. welehweleh… ternyata sistem kapitalis sampai detik ini masih bertengger sbg pemenang. hwehe…
    v(^_^)
    tak ubahnya dgn di tanah air, ada belanja akhir tahun dan belanja lebaran. andai saja kaum papa di luar sana terciprat untungnya…

    Balas
  10. hayah…kirain beneran hari bertinju hehehe…ternyata malah sale gila gilaan..
    Jadi ..DV kapan bertinjunya?!?!atau mau mulai jadi petarung tinju profesional!?!
    *nyegat busway buat kabur*

    Balas
  11. hhmmm… boxing day?
    pokoknya nggak tinju dan pukul-pukulan daah…

    Balas
  12. Don…lo menambah pengetahuan gue nih…dah setaon lebih gue disini…tapi gue masih ga ngeri apa itu boxing day…ampe baca penjelasan elo…baru deh huahahah…gue pikir boxing day — mang hari discount gede2an ajah hihiihihh…thankss

    Balas
  13. pertama baca judulnya saya pikir juga hari bertinju…
    modern stylenya baksos yaa

    Balas
  14. Baseball asyik lagi.
    Don, apa toko buku juga ikutan Boxing Day?

    Balas
  15. asik tuh,,ad gtuan sgalan,,bikin kaya yg jualan aj,,
    mampir balik dunk_^

    Balas
  16. Apa toko bukanya seharian?
    Lha kalau memang jauh lebih murah, kan bisa belanja sesuai hobi…misal: buku…

    Balas
  17. yaaa… aku termasuk yg sangat menikmati boxing day di london kmrn.. bener2 gilaaaa!!! hehehe.. maklum, untuk badan seukuran bule seperti ini kan agak susah cari barang yg pas di kandang sendiri :p

    Balas
  18. Terimakasih Mas Donny, saya sudah sebulan ini bertanya2 mengenai apa arti boxing day, gara2 lihat di BBC Knowledge, mereka selalu menyebut bencana tsunami 2004 sebagai “The Boxing Day Tsunami”. Jawabannya sangat lengkap disini. :D

    Balas

Trackbacks/Pingbacks

  1. Daftar Hari Libur 2016 di Australia - DV - […] Day Hari bertinju? No! Aku pernah menulis khusus tentang peringatan Boxing Day di sini. Silakan […]

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.