Botolmu lebih kecil dari botolku

27 Sep 2017 | Cetusan

Bahagia itu adalah ketika kita tiba-tiba tersadar bahwa sebenarnya masih ada dan banyak orang baik di luar sana.

Kemarin sore, seperti biasa, aku berolahraga selama lebih kurang satu jam.

Hal yang paling membetekan saat berolahraga di gym itu ada tiga tapi memiliki dasar yang sama: antri. Pertama, antri kamar mandi. Kedua, antri alat olahraga yang mau dipakai, ketiga antri ambil air minum.

Setelah menyelesaikan elliptical session yang pertama, aku antri air minum di depan kran. Di depanku ada dua pemuda yang usianya kira-kira masih awal 20an.

Tiba-tiba orang pertama yang sudah hendak mengambil air di kran menoleh ke arahku, melihat botol yang kupegang hendak kuisi air. Tak seberapa lama kemudian ia lantas mempersilakanku untuk mengisi lebih dulu.

Aku kaget.
?I?m fine. I can wait.? kataku.

?Nggak papa, botolmu lebih kecil dari botolku jadi isinya lebih cepat?? ujarnya.

Aku terdiam. Bagaimana orang kedua? Ternyata ia juga mempersilakanku. ?Yeah mate, go for it!?

Aku terdiam lagi sesaat sebelum akhirnya mengucapkan terimakasih dan maju ke depan.

Membayangkan dunia masa depan selalu menimbulkan kecemasan. Bukan karena aku tak ber-Tuhan sehingga menyangsikan bagaimana Ia mampu mengatasi problematika dunia. Mungkin juga karena aku sudah mulai kena ?sindrom orang tua? yang mengkhawatirkan adakah dunia di masa mendatang itu akan sama nyamannya dengan dunia jaman kita bertumbuh dulu. Adakah aku dan istri akan berbahagia saat tua nanti? Adakah anak-anakku dapat bertumbuh dengan riang gembira dan berhasil dengan kehidupan mereka masing-masing? Bagaimana kita akan menghadapi dunia ketika teknologi makin maju nanti dan? adakah orang-orang tetap bersikap baik terhadap sesamanya?

Pengalamanku bertemu dengan dua pemuda tadi adalah pengalaman yang menghidupkan bara, menumbuhkan optimisme bahwa masih ada dan banyak orang baik di luar sana. Meskipun dandanannya cuek dan cenderung slordeg tapi mereka begitu baik.

Kebahagiaan tercercah membayangkan kebahagiaan-kebahagiaan yang terbayang di masa yang akan datang hidup bersama orang-orang baik seperti mereka.

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.