O well, meski telah lewat hampir seminggu, tapi hingga sekarang aku masih tenggelam dalam euforia keberhasilanku lulus ujian nyetir Jumat minggu yang lalu dan telah kuceritakan di tulisan sebelum ini.
Beberapa malam yang lalu, iseng-iseng aku menghitung, kira-kira berapa ongkos yang telah kukeluarkan untuk akhirnya mendapatkan SIM tersebut?
Maka muncullah rincian di bawah ini. Hasilnya tak terlalu tepat sebenarnya, berasaskan ?sejauh yang kuingat? dan tak kusertakan pula biaya-biaya sekunder lainnya semacam bensin berapa liter untuk latihan dengan mobil sendiri dan lain sebagainya.
So, simak perhitungan di bawah ini…
- Tiga kali ujian SIM Learners (L) pada tahun 2009 adalah: 3 x $40, $120.
- Buku petunjuk belajar yang wajib dibeli beserta ongkos pembuatan kartu SIM (L) nya, $30.
- Biaya kursus nyetir dari driving school yang pertama sebanyak 10 kali sesi,10 x $60, $600.
- Biaya ujian nyetir pertama kali plus sewa mobil dari driving school, $150 + $50, $200.
- Biaya perpanjangan SIM (L) pada 2010, $20.
- Biaya ujian nyetir kedua dan ketiga, 2 x $50, $100. (Pada ujian kedua dan ketiga aku tak menyewa mobil karena menggunakan mobil sendiri).
- Biaya perpanjangan SIM (:) pada 2012 selama lima tahun, $50.
- Biaya kursus nyetir lagi sebelum kemarin lulus kemarin, 5 x $80, $400.
- Biaya ujian nyetir keempat plus sewa mobil: $242.
- Biaya pembuatan SIM full license untuk satu tahun: $52.
Total semuanya adalah…*drum roll* SERIBU DELAPAN RATUS EMPAT BELAS DOLLAR!!!… Ya, $1814!!!
Uang sebesar itu jika dikonversikan ke ongkos beli sandwich subway footlong Italian BMT with an extra cheese kesukaanku, maka aku akan mendapatkan 201 buah atau seharga pula dengan 518 gelas ukuran besar flat white (kopi susu) yang biasa kuminum setiap pagi.
Wew….
krismariana mengatakan
wah larang yo jebule… kalau dikonversi dengan lotek jalan moses, dapat berapa bungkus don? :D
DV mengatakan
Hahaha aku kok ora kepikiran menggunakan ‘lotek jalan moses’ sebagai pembanding ya ditulisan ini? Hahahaha.. mbuh Nik, mungkin nek jare bakule, “Sak mencretmu, Le!” :)
ded mengatakan
Kalau nilainya sebesar itu bukan hanya mahal, tapi muahhaaaaallll sekali he3x.
Dari segi itu, kita yang di Indonesia masih beruntung, tapi akibatnya bisa kita lihat sendiri banyak pengemudi yang seharusnya tidak layak menggunakan kendaraan di jalan raya. Lihat saja supir2 angkutan umum seperti : kopaja, metromini, mikrolet, dll
DV mengatakan
Yakin hanya supir angkutan umum? :)
profijo mengatakan
Mending bikin di mbekasi, 800rb IDR dapet 2 biji A dan C. Boleh nawar asal gak sadis :D
DV mengatakan
Jiakakakkaka.. asik ituw…
Helda mengatakan
Baca seri posting bikin SIM ini, yang selalu terlintas di pikiranku adalah SpongeBob yang ngga lulus-lulus kursus mengemudi. Ehehehe..
DV mengatakan
Pasti SpongeBobnya ga tinggal di Indonesia, ya? :)
Helda mengatakan
Nah itu, Om. :D
Made Wirautama mengatakan
Dan kalau dibandingkan dengan di Indonesia? hehehe
gules mengatakan
Eh Don…. Aku numpang komen yo. Alasan aku jadi renters di Inner West karena ngga pernah terpikir akan ujian sim atau mungkin (semoga tidak) memiliki mobil di Australia, selain sebagai supporter public transport jarak tempat tinggalku tidak jauh dari CBD dan dekat dengan rumah sakit. Jadi karena alasan kerja maka aku cari sim, dan ya alhamdulilah bisa lulus first attempt. Soalnya sim Indonesiaku ‘bribe’ yang mana bukan mauku tapi kondisi memojokanku alias aku diketawain ketika minta ujian. “Urip kok repot, Mbak”. Lali nek ning motherland jalur resmi adalah sesuatu yang ‘uncool’. Anway, aku baca kembali blogmu tentang ujian sim, it helps me heaps bruh untuk melihat bagaimana mengantisipasi ujian sim di Australia. Matur nuwun dab, soale piye-piye tulisanmu menjadi kontributor aku iso lulus ujian. Buat temen-temenmu yang lain yang sekiranya mau ujian, satu kalimat yang membantu. Jangan nervous dan anggap aja si examiner monyet or invisible dan jangan lirik2 marking sheet ibu/bapak penguji. Marai ra konsen nek weruh ono sing ditandai bunder. Ha!
DV mengatakan
Wedyan.. lulus at first attempt… sangar! Selamat Gul… ayo lotse!