Pas perjalanan pulang dari Batemans Bay ke Sydney, libur Paskah silam, aku berpikir untuk menulis tentang tips apa saja yang diperlukan untuk berwisata darat menggunakan mobil pribadi di Australia.
Pertama-tama, hal yang harus disadari adalah kalian tak?kan menemukan pemandangan luar kota yang sama antara Indonesia dan Australia. Keduanya punya karakter masing-masing.
Australia adalah negara benua dengan tingkat kerenggangan penduduk yang tinggi. Orang-orang lebih nyaman tinggal di metropolitan area seperti Sydney, Perth, Melbourne, Adelaide, Canberra, Brisbane dan Darwin, tapi beberapa puluh kilometer dari situ, penduduk semakin jarang kita temui. (Dari sisi angka, berdasarkan sensus tahun 2012, Australia hanya memiliki 22 juta jiwa penduduk sementara luas arealnya adalah 7692 juta meter persegi).
Sementara di Indonesia, khususnya Jawa, tingkat kepadatan penduduk dibanding luas lahan tentu sangat tinggi.
Mau tahu seperti apa gambaran jalanan luar kota di Australia? Simak video di bawah ini, khusus kurekam untuk kalian.
Ok biar nggak kelamaan, simak tips-tipsnya berikut ini:
Kondisi mobil harus prima
Tak perlu diragukan lagi karena meski ada asuransi mobil tapi ketika kita jauh di pelosok, bantuan untuk memperbaiki mobil yang rusak akan lama datangnya. Jadi pastikan kondisi mobil dalam keadaan prima tanpa kurang suatu apapun sebelum bepergian!
GPS
Ini penting! Sangat penting malah!
Petunjuk arah di sini kadang terlampau sedikit dan GPS adalah satu-satunya penolong. Beda dengan Indonesia, kamu bisa kapan saja turun dari mobil lalu tanya ke penduduk setempat tentang arah ke tempat tujuanmu. Lha kalau di sini.. di tengah hutan maupun padang pasir dan ladang yang luas, kadang kita hanya bertemu kangguru, wombat ataupun sapi yang dibiarkan di ladang.
Penggunaan peta bisa menggantikan GPS terlebih di Australia sini ada pihak yang mengeluarkan buku peta yang sangat update setahun sekali. Tapi come on, ini kan abad modern? :)
Gadget ber-internet plus good mobile network
Karena aku memanfaatkan feature GPS dari Google Map dan (kadang) Apple Map, kebutuhan akan gadget dengan internet network yang bagus adalah kebutuhan primer sepanjang perjalanan karena kedua peta tersebut hanya bisa diakses melalui internet.
Tak hanya untuk GPS, kita tetap butuh internet sepanjang jalan untuk mengakses berita cuaca, social media dan kalau kita piknik bareng teman-teman, messenger tool seperti Whatsapp adalah sarana penting untuk saling berbagi kabar dan info dari masing-masing kendaraan.
Good company and Good plan
Ini mungkin biasa? mana ada perjalanan yang tak dipaparkan dalam sebuah rencana yang baik dan mana enak sih jalan sendirian tanpa kawan (company)?
Tapi di Australia dua hal ini sangat perlu diperhatikan sekali lagi, mengingat kondisi kerenggangan populasi yang tinggi.
Pernah suatu waktu, 2011 silam, aku bersama keluarga berlibur ke satu tempat yang kalau dipikir-pikir, tanpa ada seorang navigator/kawan di samping sopir yang membacakan GPS/peta, keselamatan adalah hal yang sangat rentan.
Carilah good company yang bisa menjadi seorang navigator yang baik sekaligus juga kawan yang membuat jauh rasa kantuk dan siapkanlah rencana termasuk rencana hendak makan dimana, berhenti isi bensin dimana, kalau kemalaman bagaimana dan tidur dimana?
Eh kalian mau tahu bagaimana gayaku menavigatori istri kalau pas kebagian dia nyetir?
Kalian yang akrab dengan bus Jogja-Surabaya pasti akrab dengan istilah:
?Kiri prei.. kiri prei? ?
atau, ?Tanjak?e? tanjak?e?Yak trus.. trus….?
dan kalau tiba-tiba ada mobil yang ngerem mendadak atau takut kalau rem kita belum sampai tandas menyentuh pantat mobil di depan kita, mulutku otomatis mendesis seperti meninabobokan bayi, ?Ssssh? Ssssh? Ssssh?.?
Mungkin aku terlalu menghayati tiap kernet yang kujumpai dalam perjalanan Klaten – Jogja pp dulu..
Cemilan dan Frozen food
Nyemil mungkin tak baik bagi kesehatan. Tapi nyemil asal peduli kalori dan demi hilangnya rasa bosan dan kantuk selagi nyetir, apa salahnya?
Kita tak bisa mengharapkan ada ?warung angkringan? atau ?warteg? atau ?warung burjo? di tepian jalan di sini jadi mempersiapkan sejak dari rumah dengan cemilan adalah wajib setidaknya bagiku.
Tapi sebenarnya kalau kalian tak alergi dengan fastfood, ada beberapa outlet dari brand fastfood besar yang didirikan di titik-titik tertentu.
Selain itu, frozen food (makanan yang kita bekukan) juga perlu dibawa just in case di tempat wisata kita tak siap untuk masak dan juga tak menemukan restaurant yang makanannya bersahabat dengan perut dan selera kita.
Bensin plus info pom bensin terdekat
Kalau di Indonesia, bensin habis tinggal melipir ke rumah penduduk setempat, beramah-tamah sebentar lalu minta tolong beli bensin berbekal jerigen lalu diisikan ke mobil, habis perkara.
Tapi di sini? Kita hanya bisa memastikan berapa kilometer lagi kita akan mencapai pom bensin terdekat.. Untungnya ada rambu khusus yang memberitahukan hal tersebut.
Jadi, perkuat ilmu matematikamu.. tetap pandangi meteran bensin dan pastikan mobilmu masih bisa melaju sebelum tiba di pom bensin terdekat.
Tempat Istirahat
Banyak kecelakaan terjadi di sini bukan karena si pengemudi mabuk atau ngebut, melainkan karena terlalu letih (fatigue).
RTA, semacam DLLAJR-nya Australia, melalui billboard-billboard besarnya menyarankan setiap sopir untuk mengambil istirahat setidaknya 15 menit setiap 2 jam perjalanan untuk menghilangkan rasa letih itu.
Terlebih ketika di luar kota dimana pemandangan yang meski indah tapi membosankan karena terlalu monoton, rasa capek dan bosan adalah hal yang paling sering menyerang!
Untung di sini juga disediakan banyak rest area di pinggir jalan. Kadang malah rest area juga menawarkan pemandangan yang indah, lookout namanya. Jadi mampirlah untuk berhenti, beristirahat dan menghirup udara dan pemandangan yang segar lalu santailah sejenak karena bukankah perjalanan itu sejatinya seperti kehidupan, harus dinikmati dan disesap.
Duit dan debit/credit card
Selama bepergian ke luar kota di sini aku menyiapkan dua, uang cash dan kartu debit/credit.
ATM akan sangat jarang dijumpai di pelosok meski uniknya hampir semua outlet yang kita gunakan untuk membeli apapun biasanya telah dilengkapi dengan mesin transaksi kartu kredit/debit atau yang biasa disebut sebagai eftpos system,
Kalau akhirnya kita menemukan yang tak bisa menerima kartu, barulah kita gunakan cash.
Hiburan anak-anak
Beda dengan di Indonesia, anak-anak hingga batas usia tertentu di sini harus duduk di bangku khusus di belakang.
Jadi cerita bahwa ada anak nangis di bangku belakang lalu si ibu memangkunya untuk menghibur di kursi depan itu bukan cerita Australia.
Sekali mereka ketahuan tidak didudukkan di bangku belakang, denda tilang akan menanti dan hey? bukankah sebenarnya tanpa takut ditilang, kita harusnya lebih takut pada kenyataan bahwa mendudukkan anak-anak di kursi yang tak terlindungi secara khusus itu adalah membahayakan jiwanya?
Nah, tantangannya sekarang adalah bagaimana membuat anak nggak rewel dan jenuh ketika harus duduk dan diikat di belakang?
Mainan itu sudah pasti wajib hukumnya untuk dibawa. Tapi tingkat kebosanan anak biasanya cukup tinggi terhadap satu mainan, kan?
Cemilan? Ada baiknya, tapi terlalu banyak nyemil tentu tak baik juga untuk tubuh dan kebiasaannya.
Lalu? Aku dan istriku membawa DVD player portable lengkap dengan screen display yang bisa dilepas-pasang di belakang bangku kursi depan.
DVD player portable ini selain berfungsi untuk memberikan tontonan yang bagus karena bersumber dari DVD yang berkonten baik pula, ia juga mampu mengusir bosan. Sekalinya mereka bosan, tinggal ganti DVD yang lainnya, begitu terus-menerus.
DVD player portable juga terbukti ampuh meninabobokan anak-anak lebih cepat sepanjang perjalanan. Mungkin karena sudah terlalu capek bermain di luar, masuk ke mobil ber-AC, duduk tenang makan secukupnya, main seperlunya lalu nonton DVD hingga terlelap?
Happy kids is happy wife.. Happy wife is happy life! :)
Patuhi Rambu Lalu Lintas
Ini barangkali klasik tapi percayalah, mematuhi rambu lalu lintas itu is a big thing di Australia sini.
Yang pertama tentu keselamatan.
Kita bukan tuhan yang maha tahu termasuk tahu karakteristik jalanan di luar kota yang jarang kita lewati.
Jadi, rambu lalu lintas terutama aturan kecepatan adalah pemandu yang membuat kita lebih aman.
Misalnya kita berada di kecepatan 110kmph karena rambu memperbolehkan itu, lalu tiba-tiba ada rambu kuning bertuliskan, 85kmph, kemudian mendadak tiga ratus meter kemudian ada rambu kuning bertuliskan 45kmph disertai sebuah tanda bahwa di depan ada kelokan.
Tanpa rambu yang meminta kita untuk menurunkan kecepatan secara drastis itu kita tak tahu seperti apa kelokan di depan. GPS mungkin menunjukkan setajam apa tikungannya karena kita mengakses peta, tapi tingkat kemiringan jalan, ada materi apa yang biasa ada di atas jalan (kerikil, ranting, dll) dan selicin apa tikungan adalah hal-hal yang tak kita dapatkan lewat GPS, kan?
OK lalu yang kedua, mematuhi rambu lalu lintas di sini berarti juga memperkecil kemungkinan untuk terkena denda tilang.
Seorang kawan bercerita ia pernah berwisata ke Canberra (ibukota Australia sekitar 4 jam perjalanan darat dari Sydney). Perjalanan berjalan aman dan menyenangkan. Sesampainya di rumah, tiga hari kemudian, ia mendapatkan surat tagihan denda tilang karena ia tertangkap speed camera melampaui batas kecepatan yang diperbolehkan.
Yang namanya speed camera di sini memang banyak bener dan letaknya tak terduga. Jadi, ketimbang kita harus bayar denda tagihan sekitar $300 (tergantung seberapa jauh kecepatan kita dibandingkan dengan limit kecepatan yang diperbolehkan) dan kehilangan poin dari SIM kita karena kita ngebut, mending nurut aturan saja toh budaya kebut-kebutan di jalan raya itu adalah… budaya bar-bar.
kirain ssshh ssshhh itu buat meng-encourage (halah bahasa gue..) anak kecil pipis aja.. hahahhaahhahaa..
Hahahah si calon ibu udah belajar rupanya.. sip sip :)
mas Donny,
Sayang tidak bisa bertemu kemarin. Selamat Paskah meskipun sudah agak telat.
Saya kebetulan pernah ke Perth, Melbourne dan Sydney. Di Sydney pemandangan luar kotanya agak bosen huheuhe, paling cakep Perth, alhasil mata segar terus lihat yang indah-indah.
Semoga bisa ketemu di lain waktu, salam untuk keluarga.
Iya, sayang banget! Soalnya kamu dateng pas long weekend jadi pas kita ke luar kota, sesuatu yang udah kami rencanakan sejak lama.
Next time, kalo kemari kasi tahu jauh-jauh hari ya :)
Taati rambu, agar liburan berakhir bahagia
Terimakasih wejangannya, Pak polisi (tidur)…