Bertemu Bertiga

31 Mar 2008 | Aku

Donny Verdian - Twindry Utari - Daniel MahendraMenyebut nama Windy (Twindri Utari) dan Daniel Mahendra adalah sama saja menyatakan kepuasan terhadap rasa haus akan kehadiran teman dekat dari usia yang sepantaran.
Semoga kalimat itu tidak berlebihan, dan sepertinya memang demikian karena bukannya aku tak punya teman dekat, akan tetapi kebanyakan daripadanya datang dari usia yang jauh ada di bawahku.
Bukan pula karena malas mencari teman dekat dari teman yang sepantaran selain dua nama yang kusebut di atas, tapi percayalah, makhluk-makhluk seusia saya, mencari teman dekat terlebih yang sepantaran itu sungguh tak mudah karena kebanyakan dari mereka, sama halnya dengan saya, toh sudah menikah atau kalau tidak ya sibuk dengan pekerjaann dan rutinitas-rutinitas sosial yang mau tak mau, suka tak suka malah terkadang terasa sebagai jerat.

Anyway, kisah pertemanan saya, Windy dan DM itu bermula dari kecintaan kami terhadap karya-karya sastra Pramoedya Ananta Toer.
Sekitar dua tahun yang lampau, kami bertemu melalui milist Membaca Pramoedya, lalu sempat memiliki rencana bersama-sama untuk berkunjung ke rumah Pram namun akhirnya gagal karena tepat pada hari rencana kunjungan kami adakan, Pak Pram keburu meninggal.
Sebenarnya, saat pemakaman Pram di pemakaman Karet Bivak, 29 April 2006 itu kami bertemu.
Saya datang bersama Windy (dan Fatma) untuk bertemu Daniel. Akan tetapi karena kesibukan mengurus ini dan itu, Daniel tak kunjung bisa kami hubungi hingga akhir pemakaman meski sebenarnya pria yang sangat dekat secara personal dengan almarhum Pram itu lalu lalang di depan kami.

Selebihnya, semenjak saat itu, kami berkomunikasi melalui internet saja.
Secara pribadi saya beberapa kali bertemu Windy, sementara Windy juga sering bertemu Daniel.
Sementara Daniel bertemu saya? Ndak pernah kecuali lewat umpatan-umpatan di blognya dan di sini atau melalui YM.

Dua kali rencana untuk bertemu secara nyata untuk bertiga pun telah direka-reka, tapi ya tetap saja, selalu ada halangan dan pada akhirnya batal.
Hingga akhirnya kemarin lusa, 29 Maret 2008, saya bertemu Daniel pada hari pernikahan Windy di Puncak Pass, Selatan Jakarta.

Sebagai sahabat, sungguh pertemuan kemarin adalah sukacita yang sebenarnya.
Sukacita yang sangat memenuhi ruang gelas. Malah saking penuhnya sampai dlewer hingga ke tepiannya. *halah*

Niel, Ndi… tulisan ini untuk kalian.. tapi semata-mata tidak akan cukup layak untuk menghargai hubungan persahabatan kita selama ini. Yah… nilai itu tak kan sanggup tertuang hanya lewat kata-kata seperti ini…tak kan sanggup!

Sebarluaskan!

5 Komentar

  1. Kayaknya salah tulis tanggal Don? Wahahahaha :P Senengnya yang ketemu temen2 :) Sampein congrats buat temen lu Windy itu yak ;D

    Balas
  2. Eh iya! Bener juga! Makasih deh Mon atas koreksinya.
    Hehehe…

    Balas
  3. waduuh…akhirnya…tampang gw yg cantik ini nongol jg di blog ….makasi don…untuk liputannya hehehe…

    Balas
  4. Ha? Tampang yang mana yang cantik? Yang mana… :-?

    Balas
  5. Loe cantik, Ndi?
    Eyang gw juga cantik meski udah tuwir.. kayak elo!

    Huahuahuahua!

    Balas

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.