• Skip to primary navigation
  • Skip to main content

Donny Verdian

superblogger indonesia

  • Depan
  • Tentang
  • Arsip Tulisan
  • Kontak

Bermesraan, kenapa harus di eskalator?

6 Desember 2012 15 Komentar

Kali ini ngomongin yang ringan-ringan saja ya…

Jadi begini,
beberapa kali kuamati, tampaknya eskalator kini bukan lagi berfungsi sebagai tangga ‘berjalan’, tapi juga secara kreatif telah menjadi etalase, media pamer kemesraan seseorang dengan pasangannya. Eh, sorry, mungkin maksudnya bukan pamer, tapi mengikuti kaidah ‘pasif’, kemesraan itu terpamerkan kalau memang tak dimaksudkan untuk pamer :)

Tapi sebenarnya fenomena ini bukan hal baru sih! Salah juga kalau dibilang hal ini terjadi di Australia saja karena di negara lain seperti di Indonesia pun seingatku juga demikian. (Ayo tunjuk jari siapa yang pernah melakukan hal seperti ini!)

Lalu kenapa eskalator?

Karena kita senang melakukan kesukaan pada saat ‘kepepet’ atau ‘curi-curi’.?Berapa lama eskalator mengantarkanmu dari satu lantai ke lantai lain? Rata-rata paling lama cuma 30 detik kan??Nah, berciuman atau berpelukan dalam waktu sesingkat itu, adalah sesuatu yang ‘menyenangkan’ karena sembari menikmati kemesraan, kita terburu-buru dikejar waktu yang larinya hitungan detik!?Jadi mungkin dalam konteks percakapan adalah seperti ini, “Ayo, cium! Cium sekarang! Cepat.. tinggal 20 detik lagi! Yaahhh.. 10 detik lagi!”

si cewek lebih pendek, ia berdiri satu anak tangga lebih tinggi untuk bisa memeluk cowoknya yang lebih tinggi

Karena kita memiliki ‘jeda’ saat berada di eskalator.?Taruhlah sepasang kekasih pergi ke mall untuk shopping. Setelah sibuk berbelanja termasuk memilih-milih barang, membawa barang ke register, membayar lalu mengambil barang mereka memutuskan untuk makan di restoran di lantai bawah.?Nah, 30 detik di eskalator adalah waktu ‘jeda’ dari ingar-bingar shopping menuju restoran yang dituju. Lalu apa yang dilakukan saat jeda singkat kalau kita bersama pasangan? Ya peluk-pelukan, ya cium-ciuman…

Si cewek tampaknya juga lebih rendah. Ia memeluk dari belakang cowoknya yang berdiri satu anak tangga lebih rendah.

Karena hanya di eskalator, seseorang yang lebih pendek tubuhnya akan merasa lebih tinggi dari pasangannya meski hanya sesaat.?Misal si cewek lebih pendek, dimana lagi baginya untuk mudah memeluk pacar yang lebih tinggi tubuhnya dari arah belakang selain di eskalator? (ya di kamar bisa, tapi tak perlu diceritakanlah…)?Si cowok tinggal berdiri satu anak tangga lebih rendah dan si cewek bisa ngapa-ngapain aja mulai dari sekadar memeluk dari belakang untuk mencium rambut cowoknya (semoga cowoknya abis keramas atau at least kalau naik motor, helmnya nggak bau busuk), menempel-nempelkan dada ke punggung entah untuk tujuan apa atau sekadar untuk nempelin pipi ke pipi lalu diakhiri dengan membisikkan, “I love you” di telinga sang cowok yang mengakibatkan kegelian yang ujung-ujungnya ya …. ya kalian tahu sendiri lah :)

Oh ya, satu lagi ketinggalan, karena hanya di eskalator pula, seseorang yang lebih tinggi tubuhnya ketimbang pasangannya tak perlu harus membungkuk untuk memeluk dari belakang!?Nah, ini khusus untuk eskalator yang naik! Si cowok berdiri di belakang sedang si cewek ada di depannya pada anak tangga yang lebih tinggi (dengan catatan si cewek lebih pendek) Si cowok lantas memeluk dari belakang dengan posisi tegap tanpa perlu membungkuk yang membuat nyeri tulang belakang…

Jadi, bagaimana? Mulai besok, amatilah apa yang terjadi pada pasangan-pasangan ketika mereka berada di eskalator! Atau jangan-jangan tulisan ini malah memberi inspirasi untuk ikut-ikutan bermesraan di eskalator?

? dan aku tiba-tiba kangen helm bau busukku…?

Sebarluaskan!

Ditempatkan di bawah: Cetusan

Tentang Donny Verdian

DV, Superblogger Indonesia. Ngeblog sejak Februari 2002, bertahan hingga kini. Baca profil selengkapnya di sini

Reader Interactions

Komentar

  1. bimosaurus mengatakan

    6 Desember 2012 pada 12:12 pm

    Duh… sial, disini nggak ada eskalator..

    Balas
  2. dhedhek mengatakan

    6 Desember 2012 pada 12:36 pm

    eskalator mana eskalator… tapi sik, mana yg dipeluk nih??? :D

    Balas
  3. soewoeng mengatakan

    6 Desember 2012 pada 12:45 pm

    enakan di ranjang lansung bisa kenthu

    Balas
  4. Demityang2an mengatakan

    6 Desember 2012 pada 12:05 pm

    untung aku sama tinggi sama pasanganku, jd agk perlu alat bantu eskalator untuk sekedar bermesraan

    Balas
  5. imadewira mengatakan

    6 Desember 2012 pada 2:50 pm

    Ada-ada saja nih tulisannya. Saya malah ndak pernah memperhatikan beginian kalau pakai eskalator. Dan benar, mungkin kapan-kapan saya mau menggunakan tulisan ini sebagai inspirasi.. *ups

    Balas
  6. Ayu mengatakan

    6 Desember 2012 pada 5:06 pm

    hahahahaha sepertinya lebih asik berpelukan boncengan naik sepeda motor apalagi kalo nglewati banyak polisi tidur huahahahahahaha

    Balas
  7. applausr mengatakan

    6 Desember 2012 pada 6:17 pm

    kok ga pernah lihat yang begini ya… dan juga ga tega ngerjain beginian di eskalator..

    Beda generasi kelihatannya nih… hehehe

    Balas
  8. Ata mengatakan

    6 Desember 2012 pada 6:29 pm

    ..
    koyok’e sampeyan pengalaman banget Mas..hihi..
    ..

    Balas
  9. alfred mengatakan

    6 Desember 2012 pada 8:56 pm

    Jangan-jangan dulu waktu ada proyek di Galeria mall situ sering banget bolak-balik Galeria cuma buat naik turun eskalator ya? :D

    Balas
  10. Yessi Greena mengatakan

    6 Desember 2012 pada 10:03 pm

    DV ki ketoke berbakat jadi paparazzi :P

    Balas
  11. Natalius mengatakan

    8 Desember 2012 pada 6:40 pm

    Wuiiih cakep… Trend baru yak… tapi sayang ditempatku gak bakalan ngetrend soalnya gak ada eskalator, yang ada cuma tangga dari batang kelapa atau pohon yang diberi cekukan buat turun atau naik kerumah yang bertiang tinggi…

    Balas
  12. whiz mengatakan

    11 Desember 2012 pada 12:03 pm

    Wah…Kalo remaja di Indonesia mungkin pake Lift aja… :)

    Balas
  13. Ryan Perdana mengatakan

    12 Desember 2012 pada 3:22 pm

    Aku ga bisa bermesraan di eskalator, aku LDR.. *eaa surhat*

    Balas
  14. niee mengatakan

    14 Desember 2012 pada 2:49 pm

    Kayaknya lebih bagus di lift deh *eh :P

    Balas
  15. @unggulcenter mengatakan

    7 Januari 2013 pada 11:24 am

    Hoho.. iya ya.. knapa baru kepikiran.. #ide #loh

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

  • Depan
  • Novena Tiga Salam Maria
  • Arsip Tulisan
  • Pengakuan
  • Privacy Policy
  • Kontak
This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish.Accept Reject Read More
Privacy & Cookies Policy

Privacy Overview

This website uses cookies to improve your experience while you navigate through the website. Out of these cookies, the cookies that are categorized as necessary are stored on your browser as they are essential for the working of basic functionalities of the website. We also use third-party cookies that help us analyze and understand how you use this website. These cookies will be stored in your browser only with your consent. You also have the option to opt-out of these cookies. But opting out of some of these cookies may have an effect on your browsing experience.
Necessary
Always Enabled
Necessary cookies are absolutely essential for the website to function properly. This category only includes cookies that ensures basic functionalities and security features of the website. These cookies do not store any personal information.
Non-necessary
Any cookies that may not be particularly necessary for the website to function and is used specifically to collect user personal data via analytics, ads, other embedded contents are termed as non-necessary cookies. It is mandatory to procure user consent prior to running these cookies on your website.
SAVE & ACCEPT