• Skip to primary navigation
  • Skip to main content

Donny Verdian

superblogger indonesia

  • Depan
  • Tentang
  • Arsip Tulisan
  • Kontak

Berkaca pada Jogja

13 Januari 2011 29 Komentar


3-7 Januari 2011, sesingkat itu aku berkaca pada Jogja yang kukunjungi setelah dua tahun silam.
Melalui makanan, teman, sahabat serta sanak saudara, tempat-tempat yang tetap berdiri di tempatnya, udara dan angin, derai tawa dan ceria… pada mereka semua yang ada di Jogja aku berkaca seperti apakah aku sekarang ini yang barangkali tak lagi sama dengan aku yang dulu sebelum memutuskan untuk pergi dari kota ini…
Dan ketika ku dilepas oleh orang tua dan dibekaliku doa lewat peluk, cium serta air mata mereka di selasar bandara pada Jumat sore nan temaram, kusadari aku sedang berlalu dari kaca itu meski suatu waktu aku pasti akan kembali dan kembali lagi…
Di titik tersebut, Jogja membuat mataku berkaca-kaca…

Sebarluaskan!

Ditempatkan di bawah: Cetusan Ditag dengan:jogja

Tentang Donny Verdian

Donny Verdian born in Indonesia, 20 Dec 1977. He moved to Sydney, Australia in 2008. Donny is a songwriter, singer and musician. He's also known as Superblogger Indonesia.

Reader Interactions

Komentar

  1. krismariana mengatakan

    13 Januari 2011 pada 7:34 pm

    tulisanmu yg sependek ini, membuatku berkaca-kaca pula. entah kenapa, selalu ada keinginan utk pulang ke Jogja.

    Balas
    • Donny Verdian mengatakan

      13 Januari 2011 pada 7:44 pm

      Kota itu bernyawa, Kris…

      Balas
  2. sawali tuhusetya mengatakan

    13 Januari 2011 pada 10:59 pm

    kata pepatah, sejauh-jauh burung terbang, akhirnya kembali ke sarang juga, mas don. semoga kenangan ttg jogja tdk membuat mas doni pingin segera ke jogja sebelum semua pekerjaan di negeri kanguru klar, hehe …

    Balas
    • Donny Verdian mengatakan

      14 Januari 2011 pada 5:37 pm

      Lha saya itu malah abis pulang dari mudik ke Jogja jhe Pak :)

      Balas
  3. Tuti Nonka mengatakan

    13 Januari 2011 pada 11:41 pm

    Seumur-umur aku menghirup nafas di Yogya, dan aku ingin selamanya tinggal di sini ….
    Kalaupun aku pergi, itu hanyalah sepenggal perjalanan untuk menambah kekayaan jiwa dan hati …
    Kacamu selalu ada dan menunggumu untuk kembali, Don :)

    Balas
    • Donny Verdian mengatakan

      14 Januari 2011 pada 5:38 pm

      Hmmm kota itu memang sakti, Bu….
      Saya merasakan dan selalu dijagai kesaktiannya :)

      Balas
  4. vizon mengatakan

    14 Januari 2011 pada 12:13 pm

    Aku adalah “korban” kedahsyatan Jogja, Don…
    Meski aku punya kampung halaman yang kucintai, tapi Jogja pula telah mencuri hatiku, sehingga aku sulit untuk menjauh darinya. Entahlah…. aku benar-benar mencintai kota kecil ini…

    Balas
    • Donny Verdian mengatakan

      14 Januari 2011 pada 5:38 pm

      Kalau hanya ada dua korban, kamu korban kedua, Uda..
      Pertamanya aku :)
      Hidup Jogja!

      Balas
  5. edratna mengatakan

    14 Januari 2011 pada 12:24 pm

    Donny…tulisanmu singkat tapi artinya “dalam banget.”
    Itu pula yang kurasakan jika aku mengunjungi kampung halaman….walau sekarang hanya tinggal rumah tersisa.
    Namun….
    Kadang saya dan adik-adik berpikir, akankah anak-anak kami punya nostalgia yang sama…
    Kami bertiga juga makin tua…
    Apa masih perlu rumah tsb dipertahankan?

    Balas
    • Donny Verdian mengatakan

      14 Januari 2011 pada 5:39 pm

      Makasih, Bu.
      Kenangan hidup di benak setiap orang, dan setiap dari mereka tentu berlainan…
      Rumah atau apapun itu benda mati adalah representasi dari kenangan itu… jangan khawatir untuk kehilangan rumah atau apapun itu karena itu hanya representasi dari kenangan yang tetap menyala di benak kita :)

      Balas
  6. Dede mengatakan

    14 Januari 2011 pada 5:43 pm

    Kekekekekekeke… Aku juga ‘KORBAN’ ;p

    Balas
  7. sibair mengatakan

    14 Januari 2011 pada 8:02 pm

    jogja :( semoga bisa tertawa lagi :D

    Balas
  8. judith mengatakan

    14 Januari 2011 pada 8:34 pm

    Does anybody need a CPR or a Heimlich :)?

    Balas
  9. Ceritaeka mengatakan

    14 Januari 2011 pada 8:58 pm

    Jogja itu selalu ngangenin!
    Buangeeet!!

    Balas
  10. boyin mengatakan

    15 Januari 2011 pada 1:54 pm

    jia…seperti yang saya duga, pasti postingan kali ini ada gambar makanannya..haaa…

    Balas
  11. Sungkowoastro mengatakan

    16 Januari 2011 pada 12:03 am

    Berpisah memang sungguh menimbulkan rasa resah dan gelo, Om, sebab ketika dalam bersekutu hati telah menyatu.

    Balas
  12. zee mengatakan

    16 Januari 2011 pada 10:53 pm

    Menurutku selalu ada perubahan yang terjadi pada setiap individu seiring berjalannya waktu, dan juga pengaruh lingkungan dan tempaan pengalaman hidup.
    Tapi saat kita pulang kampung, memang benar ya Don, seakan berkaca. Aku juga sering begitu, termasuk mengingatkan diriku agar tidak berubah terlalu drastis. Untunglah kata teman2ku aku masih seperti yang dulu…
    Ehm. Sama2 penggemar Crocs nih… :)

    Balas
  13. Antyo Rentjoko mengatakan

    17 Januari 2011 pada 1:35 am

    Selamat melanjutkan perjuangan di perantauan. Siapa tahu rezeki dan sisa usia saya bisa mengantarkan saya ke sana. :)

    Balas
  14. ladeva mengatakan

    17 Januari 2011 pada 3:19 pm

    Saya baru sekali ke Jogja tapi ingatan tentang Jogja melekat hingga sekarang. Semoga saja Jogja segera bangkit. Banyak orang hebat berasal dari Jogja.
    *saya berkunjung ke sini karena tertarik, inisial nama kita sama, Dv* :)

    Balas
  15. Yessi mengatakan

    17 Januari 2011 pada 9:54 pm

    untung jogja cedak solotigo :)
    sepatune ketoke enak banget :P

    Balas
  16. shancai mengatakan

    19 Januari 2011 pada 3:26 pm

    lha aku korban ke berapa???
    crocs mu kuwi asli / aspal???

    Balas
    • Donny Verdian mengatakan

      19 Januari 2011 pada 5:21 pm

      Emangnya kamu, tas ber merk tapi belinya di ITC? :)

      Balas
  17. imadewira mengatakan

    20 Januari 2011 pada 1:24 pm

    Ini tulisan oleh2 mudik ya?

    Balas
  18. Yoga mengatakan

    21 Januari 2011 pada 12:58 pm

    Kata-kata hampir tak diperlukan untuk mengungkapkan cinta.
    Bahagialah Don. :)

    Balas
  19. Kupiya mengatakan

    1 Februari 2011 pada 3:59 pm

    Tulisan anda adalah racun..!!!!!!!!!!…
    Racun sehingga saya pengin mulih ke JOGJA..yang ISTIMEWA..
    Matur nuwun..

    Balas
  20. yoseph mengatakan

    4 Februari 2011 pada 12:53 am

    selalu membuat ingin pulang ke kotamu…

    Balas
  21. Febry mengatakan

    10 Februari 2011 pada 7:40 am

    Dan sekarang pun mataku berkaca-kaca! :) Aku kangen kota itu…

    Balas
  22. yeti_indie@yahoo.com mengatakan

    5 Juli 2013 pada 9:16 am

    Tulisannya sangat mengharu biru..aq pun perantau yg kesasar di yogya..namun sdh cinta jogja dan sepertinya tak kan pernah meninggalkan jogja..*jogjaku berhati nyam nyam..I love jogja*

    Balas
  23. dany kriting mengatakan

    24 Juli 2014 pada 12:35 am

    aku wis kapok adoh2 Mas
    rasane koq kaya piye ngono..
    wis tau seminggu natas gitaran ro cah2 mung demi sepenggal lagu pengantar tidur itu..

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

  • Depan
  • Novena Tiga Salam Maria
  • Arsip Tulisan
  • Pengakuan
  • Privacy Policy
  • Kontak
This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish.Accept Reject Read More
Privacy & Cookies Policy

Privacy Overview

This website uses cookies to improve your experience while you navigate through the website. Out of these cookies, the cookies that are categorized as necessary are stored on your browser as they are essential for the working of basic functionalities of the website. We also use third-party cookies that help us analyze and understand how you use this website. These cookies will be stored in your browser only with your consent. You also have the option to opt-out of these cookies. But opting out of some of these cookies may have an effect on your browsing experience.
Necessary
Always Enabled
Necessary cookies are absolutely essential for the website to function properly. This category only includes cookies that ensures basic functionalities and security features of the website. These cookies do not store any personal information.
Non-necessary
Any cookies that may not be particularly necessary for the website to function and is used specifically to collect user personal data via analytics, ads, other embedded contents are termed as non-necessary cookies. It is mandatory to procure user consent prior to running these cookies on your website.
SAVE & ACCEPT