Beriman kok baper-an?

7 Feb 2020 | Kabar Baik

Apa yang terjadi dalam lukisan Kabar BaikNya hari ini menunjukkan bahwa Yesus itu bukan pribadi yang baper-an.

Tak diterima di tempat asalNya

Yesus yang sudah berkeliling mengajar Injil dan melakukan banyak mukjizat, kembali ke tempat asalNya. Seperti yang dilakukanNya di tempat lain, pada hari Sabat, Yesus pun mengajar di rumah ibadah. Tapi alih-alih disanjung dan dipuji, Yesus malah digosipin di belakang. KuasaNya dipertanyakan hingga akhirnya Yesus pun berkata, ?Seorang nabi dihormati dimana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri?? (lih. Markus 6:4) Sesudahnya Yesus lantas melanjutkan perjalanan dan pelayanan di tempat lain.

Bayangkan jika Ia baper-an

Bayangkan kalau Yesus itu baper-an, Ia tentu akan marah. Kalau baper-an, Ia barangkali bisa memutuskan untuk tidak melanjutkan karyaNya karena percuma kalau seseorang bisa menaklukkan orang dari daerah lain tapi tidak dengan orang dari daerahNya sendiri.

Bagi Yesus, tidak dihargai bukan berarti bahwa apa yang Ia lakukan itu salah. Justru karena Ia sangat yakin bahwa yang dilakukanNya benar, Ia merasa kasihan dan memaafkan mereka yang belum bisa atau tidak menghargai.

Sebagai umat yang beriman kepadaNya, kita juga diajak untuk tidak mudah terbawa perasaan alias baper! Ketika ada seseorang atau sekelompok orang yang melecehkan atau tidak menerima kita, maklumi saja.

Pemakluman datang dari dua hal.

Pertama, maklum karena mereka pun manusia biasa yang belum tentu bisa mengerti apa yang sebenarnya kita tawarkan. Kedua, maklum karena barangkali kita memang memiliki kesalahan dalam menyampaikan tawaran tersebut.

Pengalaman kecewa tanpa baper-an

Waktu masih tinggal di Indonesia, aku bekerja di perusahaanku sendiri yang kubangun bersama kawan-kawan. Perusahaan itu kami dirikan pada 7 Februari 2000 dan bergerak di bidang pembuatan situs web.

Kami mendirikan perusahaan tepat di awal maraknya bisnis pengembangan situs web di Indonesia dan boleh dibilang kami termasuk yang pertama di Jogja.

Aku ingat betul saat awal-awal kami memperkenalkan diri kepada calon klien, penolakan terjadi kadang karena hal yang menurut kami tidak masuk akal. Tak hanya harga yang menurut mereka kemahalan tapi juga karena letak domisili perusahaan. Ketika kami mengirimkan proposal kerjasama, mereka membandingkan dengan proposal yang didapat dari perusahaan lain yang kebetulan berasal dari Jakarta.

Lalu mereka memutuskan untuk tidak menggunakan jasa kami melainkan jasa yang datang dari perusahaan di Jakarta itu. Padahal kalau dilihat dari sisi harga, apa yang mereka tawarkan jauh lebih mahal dengan business value yang tak terlalu berbeda jauh dengan apa yang kami tawarkan. Lantas kenapa kok diterima? Karena mereka berasal dari Jakarta, ibukota negara, sementara kami dari Jogja yang pernah jadi ibukota negara.

Kecewa karena didiskriminasikan hanya berdasarkan kota tempat kami berasal? Iya.

Baper? Tidak!
Kami sadar pola pikir yang sempit seperti itu tapi kami tak punya kuasa untuk mengubahnya selain membuktikan bahwa kami mampu dan layak diperhitungkan.

Citraweb

Seiring berjalannya waktu, Tuhan membuat segalanya jadi lebih baik dan meski bukan ?perusahaan Jakarta? nyatanya kami dulu malah punya banyak klien dari Jakarta. 

Suatu waktu sekitar empat tahun sesudahnya, perusahaan yang menolak kami datang mendatangi kantor. Waktu itu kami sudah pindah ke kantor yang lebih besar seiring majunya perusahaan.

?Mas, kami mau bikinkan website denganmu saja!? ujarnya di depan recepsionist.

Aku tersenyum. ?Lho ada apa, Pak??

Mukanya bersungut-sungut, ?Kami kecewa dengan perusahaan yang waktu itu kami pakai, Mas. Udah mahal, servicenya nggak bagus! Cuman menang ?Jakarta? aja!?

Untung aku tidak baper-an karenanya aku tidak mendendam.

Alhasil, perusahaan itupun jadi klienku. Bayangkan jika saat itu aku ingin meluapkan dendam karena pernah disepelekan barangkali limpahan rejeki dari Tuhan melaluinya akan kutolak juga. Jadi, kamu mengaku sebagai orang beriman? Jangan baperan!

Selamat ulang tahun ke-20, Citraweb. Tetap maju! Selalu bangga kepadamu meski aku tak lagi ada di dalammu, kamu selalu ada di cuilan hatiku untuk selamanya.

Sydney, 7 Februari 2020

Sebarluaskan!

1 Komentar

  1. Beriman mestinya lebih santuy sih ya, kang? Hehehe… Dan cerminan keimanan kayaknya juga bukan dari penampilan fisik, tapi dari sikap dan perilaku. Kalau ditarik-tarik lagi, bahkan mungkin juga bisa tanpa “label.” :D

    Anyway, ikut bersuka cita atas ultah ke-20 Citraweb. Kalau manusia, keknya udah semester 4 itu. :D

    Balas

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.