Beranikah kalian datang ke pesta (demokrasi)?

13 Apr 2019 | Kabar Baik

Kabar Baik hari ini secara umum menceritakan bagaimana pemufakatan jahat untuk membunuh Yesus semakin mengemuka. Ia hendak dibunuh karena dianggap terlalu banyak melakukan mukjizat. Yang dikhawatirkan, hal-hal itu akan menggoyahkan kredibilitas orang-orang Farisi dan ahli-ahli hukum Taurat di mata umat.

Tapi entah kenapa aku lebih tertarik pada bagian paling bawah perikop Kabar Baik ini.

Pada bagian itu dilukiskan, karena ancaman-ancaman tersebut, Yesus menyingkir bersama para murid menjauh dari Yerusalem ke Efraim karena tahu hendak dibunuh. Padahal waktu itu adalah jelang perayaan Paskah dimana orang-orang justru sebaliknya banyak datang ke Yerusalem untuk menyucikan diri ke Bait Allah. Mereka, orang-orang itu, mencari Yesus dan bertanya satu sama lain, “Bagaimana pendapatmu? Akan datang jugakah Ia ke pesta?” (lih Yohanes 11:56)

Pesta

?Pesta? yang dimaksud di sini  adalah perayaan Paskah ala Perjanjian Lama, sebuah peringatan pembebasan bangsa Israel dari Mesir. Namun apa yang ditulis Yohanes hari ini, ?pesta? kubaca sebagai peristiwa dimana pada akhirnya Yesus mengurbankan diri sebagai Anak Sulung di atas kayu salib untuk membebaskan umat manusia dari belenggu dosa.

Sehingga, kalimat ?Akan datang jugakah Ia ke pesta? yang ditulis Yohanes kubaca bukan sebagai pertanyaan akankah Yesus datang ke pesta Paskah ala Perjanjian Lama tapi sebagai pertanyaan simbolik beranikah Ia datang untuk menjemput takdirNya, menyerahkan nyawaNya demi penebusan dosa?!

Pesta Demokrasi

Mulai besok, umat Katolik di seluruh dunia akan masuk ke dalam pekan yang paling penting setiap tahunnya, Pekan Suci Paskah. Kita diajak lebih dalam lagi untuk memahami keberanian Yesus dalam menyambut saat sengsara, wafat dan kebangkitanNya, sesuatu yang jadi inti tertinggi iman Katolik kita.

Yang lebih istimewa lagi bagi kalian yang tinggal di Indonesia karena tepat di tengah-tengah pekan suci, kita diajak melakukan tugas suci sebagai warga negara untuk turut serta dalam pesta demokrasi lima tahun sekali, Pilpres dan Pileg 2019.

Kita diundang untuk urun suara, menentukan sikap bagi kemajuan bangsa yang begitu kita cintai ini.

Setelah lebih dari tujuh bulan kita dijejali begitu banyak informasi tentang masing-masing calon, ini saatnya untuk menentukan pilihan. Tentu tak mudah. Setiap calon baik capres-cawapres maupun caleg hadir dengan kelebihan dan kekurangannya. 

Tapi keputusan harus diambil. Ambil jarak dan beri ruang kosong untuk merenung sebelum menggunakan hak pilih. Mohon bimbingan serta tuntunan Tuhan supaya diberi jalan terang siapa yang hendak kita pilih bukan berdasarkan apa kata orang dan apa kata media, tapi apa kata Tuhan tentang pilihan terbaik kita.

Jadi, tanggal 17 April 2019 nanti, beranikah kalian datang ke pesta demokrasi?

Beranilah!

Sydney, 13 April 2019

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.