Barang Usang Dibuang Sayang

6 Jul 2008 | Cetusan

sandal
Bagaimana pandanganmu tentang barang yang telah usang?
Sesuatu yang harus dibuang karena sudah tak digunakan lagi,
atau justru sesuatu yang harus dipikirkan fungsi barunya dan tidak untuk dibuang begitu saja ?

Hari sabtu kemarin aku membeli sandal baru di gerai The Athlete Foot di Galeria Mall Yogyakarta.
Reebok merknya, modelnya jepit dan sangat nyaman untuk dipakai pada saat-saat senggang.

Sebenarnya tak ada niatan sama sekali untuk membelinya karena pada awalnya aku ke Galeria Mall hanya karena ingin makan nasi merah di Bee Restaurant.
Tapi karena ingat kejadian minggu lalu dimana kakiku sakit semua gara-gara jalan-jalan di Klaten dengan sandal lawasku, tak kuurungkan lagi niatku untuk membeli penggantinya mumpung sedang
di Galeria Mall.

Adapun pendahulunya, sepasang Reebok yang kubeli lebih dari tiga tahun yang lampau, itu sebenarnya masih lumayan bagus, ya paling tidak belum ada yang sobek pada permukaannya.
Akan tetapi beda konstruksi, beda pula solnya yang telah menipis teramat sangat sehingga untuk dipergunakan berjalan di jalan bertekstur tak rata akan sangat menyakitkan telapak kaki.

Aku sebagai orang yang terkadang terlalu sentimentil terhadap barang sekalipun, begitu menyayangi sandal lawasku itu.
Ada begitu banyak hal yang telah kulewati dengan sendal itu termasuk pada saat-saat kritis gempa Jogja, dua tahun yang lalu, pada saat aku tak bisa menemukan sepatuku
karena takut masuk ke gedung karena trauma gempa, sendal itulah yang kupakai untuk liputan berkeliling Jogja dan sekitarnya hingga beberapa hari ke depannya.

Sesaat setelah membeli sendal baru kemarin, awalnya sendal lawas itu akan langsung kubuang begitu saja.
Akan tetapi salah satu temanku, Yono, memberi saran yang justru membuatku berpikir ulang tentang pembuangan sandal bekas itu.

sandal
“Ngapain dibuang? Kok kayak ndak bisa dimanfaatkan saja? Untuk sandal rumah kan masih bagus tho?”

Aha! Betul juga katanya, maka aku pun mengurungkan niat untuk membuangnya…
Sesampainya di rumah aku mencucinya hingga benar-benar bersih lalu mengenakannya khusus di dalam rumah melindungi kakiku dari debu lantai.
Maka jadilah ia tak dibuang malah naik pangkat menjadi sandal rumahan yang tak harus diinjak-injakkan lagi di atas tanah dan batu, kotoran kuda dan aspal panas.

Pelajaran kecil yang kudapat sore itu membuatku berpikir bahwa sesuatu yang telah usang itu belum tentu harus dibuang.
Ia usang hanya karena tak bagus lagi untuk menjalankan satu fungsinya, justru ia akan menjadi baru ketika kita memberikan satu fungsi baru padanya.
Ia, yang usang itu, akan benar-benar tak berguna ketika memang sudah benar-benar tak ada lagi wujudnya.

Piye ?

Sebarluaskan!

13 Komentar

  1. Kalo kondom bekas gimana Don? >:D
    Tapi ya, mamah, papah, tante, kena penyakit, gara2 sayang ngebuang barang, akhirnya hobi NYUSOH… tau kan, barang2 gak kepake numpuk, akhirnya jadi segudang, dan bingung mau diapain.
    Dan heran nya… gak bisa belajar dari pengalaman….
    Pemikiran re-use sih bagus2 aja, tapi kalo hobinya Nyusoh, lain cerita…
    PS: Ga tau nyusoh itu bahasa apa, bokap yang memperkenalkan, huahaha.

    Balas
  2. Ciehh sendal baruuu. Kenalan dong *injek* *ala anak SD*

    Balas
  3. donnie sayang.. nih akhirnya gw bisa buka blog luu….puasss kan..??!
    masalah barang bekas… gw termasuk org yg ga pernah sayang buang barang lama… secara cuma menuh2in rumah doang krn gw termasuk org ga suka sama printilan dan sejenisnya ato klo org sunda bilang ” mulian runtah” jadi klo ga guna gw akan buang atau ga beli sekalian tapiii… klo masih bisa di pake ya lebih baik kasih ke org yg membutuhkan dan jgn sekali2 berfikir bisa dipake lagi setelah diperbaiki…karenaaa… ga akan kejadian tuh secara kesibukan yg kaya gunung merbabu jadi yg ada bener2 cuma menuh2in rumah doang… setojoooo….

    Balas
  4. @Aley:
    Kondom bekas? Nyatanya Indonesia mengimpor itu dari Jerman dan konon untuk bahan baku karet gelang :)
    Kalau aku sebisa mungkin nggak nyusoh (O diucapkan seperti dalam kata poso berarti membuat susuh (tempat mengeram burung)) dengan cara menggunakannya, Aley! Jadi intinya bukan mengkoleksi melainkan menggunakannya maka niscaya kamu ndak akan nyusoh :)
    @Angga:
    Hahaha iya jhe, domain lamaku itu sengaja masih kuhidupkan, besok lah kita lihat apa layak digarap atau ditutup saja.
    @Windy:
    Mulian runtah itu tetangganya durian runtuh ya..?

    Balas
  5. Kamu memang mesti belajar dari hal-hal kecil seperti itu. Karena terbukti, sandal yang masih tergolong apik pun sudah hendak kau buang.
    Ada yang bisa kau petik meski dari kejadian kecil sekalipun. Hal-hal kecil seperti memesan tiket sejak jauh hari… (du-du-du-du-du…)
    BTW, aku pendokumentasi barang yang baik ;)
    (termasuk mendokumentasi cerita kelakuan orang konyol :p )

    Balas
  6. Kalo bekas OB? Dibuang jangan? Digrebek aja yah? Hahahaha!!

    Balas
  7. eh don… kok sendal lu ga berkarakter gitu siih… jepit aja gitu looh… mana gaya lu yg beda drpd yg lainnya…

    Balas
  8. gerebek aja don.. gerebek.. cieeeeh…masih ada yg nyeree hatee rupanya yaa…huahahahaha

    Balas
  9. Nyere hate? Huahaha!! Rugi amat aku mesti nyere hate sama OB! Haha! Bersyukur malah bukan aku lagi yang ada di situ. Kalau aku, ahuhu, betapa terus malang nasibku… ;)
    Untuk kasus itu, BARANG USANG, NGGAK SAYANG UNTUK DIBUANG!! HAHA!!

    Balas
  10. hummmm… tidak ada kata sayang…
    kalo sudah usang, tidak berkenan, kenapa tidak di buang.
    nilai memorabilia dsb dsb akan cepat terganti dengan yang baru yang lebih yahud dan lebih marem.
    mmmmm… apakah bisa di alih fungsikan?
    iya kalo bisa… kalo ga? udah kekecilan, ngga cocok, dsb dsb dsb… mending dibuang atau kasiin orang yang lebih membutuhkan.

    Balas
  11. @DM : Ehem.. ehem, sudah saya grebek, Mas!
    @Windy : Mari kita nyanyi lagunya Andra, SAKIT HATIKKUUU.. REMUK JANTUNGKU!!!!
    @Remon : Ya dipilihkan fungsi yang tepatlah!

    Balas
  12. Sudah dilaporkan ke polsek setempat?
    Aku tunggu progress-nya ya! Segera laporankan!

    Balas

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.