SMA Stella Duce 1 Yogyakarta dan SMA Kolese De Britto Yogyakarta adalah dua sekolah yang tadinya jadi satu kemudian berpisah menurut jenis kelamin murid didiknya. SMA Stella Duce 1 Yogyakarta (Stece) hingga tulisan ini kurawi hanya menerima murid berjenis kelamin wanita sementara De Britto menerima pria. Bukannya tidak mungkin suatu waktu nanti Stece mengikuti jejak SMA Stella Duce 2 yang akhirnya menerima murid pria dan bukannya tidak mungkin aku pada akhirnya punya adik angkatan wanita di De Britto sana!
Cinta yang selalu kandas

Dan tulisan ini tidak mengupas terlalu banyak tentang De Britto apalagi Stece. Tulisan ini lebih sebagai pengingat bahwa dulu ada murid JB sekeren aku yang tidak pernah berpacaran dengan murid Stece, bukannya tidak mau tapi karena cintanya ditolak dan kandas melulu!
Selama sekolah di De Britto, 1993 – 1996, terhitung aku nembak (menyatakan cinta) sebanyak lima kali.
Tembakan Pertama
Tembakan pertama terjadi saat aku baru saja duduk di bangku kelas 2. Sebenarnya aku naksir cewek yang lalu kutembak itu sejak beberapa bulan sebelumnya tapi sengaja aku menunda tembakan sekian lama. Anaknya seingatku cukup manis (sebenarnya semua cewek kalau pake rok seragam Stece itu udah jadi otomatis lebih berkemilau sih.. Istilahnya dalam dunia fotografi naik 2 stops lah!) Kutembak ditolak dengan alasan pengen fokus belajar dulu. Padahal bukankah pacaran pun adalah sebuah pembelajaran? Nyebahi!
Tembakan Kedua
Tembakan kedua terjadi masih di kelas 2. Dapat kenalan gara-gara abis nge-band dan dia bilang, “Ih kalian keren!” Barangkali aku yang ke-GR-an sih karena mungkin “kalian” itu ditujukan kepada Gepenk, Wicak atau Alvon bukannya aku hahahah… Tapi aku buru-buru PDKT. Dua minggu setelahnya kutembak dan ditolak dengan alasan punya pacar yang sedang berstudi di sebuah sekolah di Magelang (nggak perlu kan kusebut nama sekolahnya kalian bisa nebak sendiri kira-kira wkwkwkwk…)
Tembakan Ketiga
Tembakan ketiga masih di kelas 2 juga. Hattrick pokoknya!
Waktu itu aku mulai gresek cari kenalan ‘cewek gereja’ di Gereja St Antonius Kotabaru Yogyakarta. Rajin ke gereja ikut misa harian ngakunya untuk Tuhan nyatanya ya cari kenalan lalu… ditembak fufufufu… Aku agak lupa liku-likunya tapi yang kuinget pagi setelah misa harian aku ajak sarapan di warung siomai dekat Gereja. Dia cuma menggeleng sambil tersenyum dan aku menyisakan rasa pedih yang kukulum…
Tembakan Keempat
Tembakan keempat ada di awal tahun ketigaku sekolah di De Britto. Saat motivasi belajar kian menurun sementara kawan-kawanku seangkatan beberapa sudah punya pacar aku makin belingsatan dan bertanya dalam hati, “Giliranku kapan?”
Lalu hadirlah seorang anak Stece yang sama-sama asli Klaten. Aku ingat kenalan dengan anak itu di sebuah acara Malam Keakraban dan dia adalah cewek pertama yang mau kuajak slowdance sampai dengkulku gemetar hahaha! Waktu itu aku sudah sangat percaya diri, “Ini pasti kena!”
Aku sudah membayangkan banyak hal bahwa nanti akan kukenalkan ke Eyang yang tinggal di Klaten. Bahwa nanti Mama pasti akan senangnya bukan main karena sama-sama asal Klaten. Bahwa nanti kami bisa ikut misa di Gereja Maria Assumpta Klaten tempatku dibaptis waktu masih bayi dan tempat Papa dan Mamaku menikah dan banyak “bahwa nanti” lainnya…
Tapi untung tak dapat diraih, malang eh Malang… ada di Jawa Timur! Aku ditolak! Alasannya?
“Awake dewe konconan sik wae!”
Ah prek! Kene ki wes kadung kebelet jhe!
Tembakan Kelima
Tembakan kelima ada menjelang akhir studiku di De Britto dan ini yang paling membekas hahaha..
Jadi setelah ikut sebuah Malam Keakraban dengan anak-anak kelas 1 Stece, seorang kawan mengabariku, “Eh, Don… Kamu dapat salam lho dari B****!”
Akupun langsung di-cieee-in sekelas. “Wah, rayuanmu masuk, Thuk!” Panggilanku Bathuk waktu itu…
Gayung pun kusambut! Sekolah tiga tahun di De Britto masak nggak dapat satupun anak Stece sih? batinku.
Surat demi surat kukirim. Sepulang sekolah, diantar Damar Benni, hampir tiap hari aku menyempatkan untuk sekadar ‘say hi’ di muka sekolahnya dan sesekali di depan asramanya yang terletak di Jl Supadi :)
Lembaran demi lembaran kertas salam kukirim melalui acara Bursa Nada di Geronimo FM. Bahkan waktu aku berlibur ke Bali bersama keluarga, sebuah kaos kubelikan untuknya sebagai oleh-oleh kusertai dengan ‘surat cinta’. Tapi ya itu tadi… ditolak! Asuwog!
Yang lebih menyakitkan, penolakan itu terjadi karena dia ternyata lagi di-PDKT-in dan kemudian jadian dengan adik kelasku yang kebetulan teman satu asrama. Sesudahnya kadang muncul situasu yang awkward! Adik kelasku datang ngeboncengin pacarnya lalu dia menyapa, “Halo Donny…” mau nyapa balik tapi lidahku kelu!
***
Sesudah lulus SMA, perburuan dan harapanku untuk dapat anak Stece sebenarnya tidak lantas pupus begitu saja. Pada akhirnya aku punya kesempatan untuk berpacaran dengan anak stece justru di akhir tahun 1998 waktu aku masih kuliah dan dia baru masuk kelas 1 SMA hahaha! Kami kenalan uniknya jusru lewat media internet chat yang terkenal saat itu, mIRC. Kami jadian tapi nggak lama karena cinta kami kalau kata KLa Project dalam lagu Waktu Tersisa, “…cinta kita terlarang membentur batu karang…”
Selamat ulang tahun SMA Kolese De Britto Yogyakarta. Untuk Stece… hmmm, ucapin nggak ya? Itung kancing dulu…hahaha ok deh! Selamat Ulang tahun juga untuk SMA Stella Duce 1 Yogyakarta!
Waktu ada huruf B**** itu aku menghitung, ngepas-ngepaske.. bener cewe itu bukan ya..
Kok ga pas namanya..
Hahaha, aku penasaran..