
Pagi ini aku tergelak membaca berita yang judulnya nendang banget, “Mantan finalis AFI sekarang jualan rujak!” Sekujur berita intinya hanya bercerita tentang betapa dulu sang finalis ajang kompetisi bernyanyi di televisi itu namanya termashyur tapi sekarang harus jualan rujak untuk menyambung hidup dan anak-anaknya. Sampai akhir berita aku membaca dan tiba-tiba merasa rugi telah memangkas lima menit dari waktu hidupku untuk membaca berita yang nggak bermutu itu!
Tapi nggak bermutu itu barangkali hanya menurutku dan kamu. Bagi mereka belum tentu! Kuyakin masih banyak yang berkomentar, “Duh kasian ya! Udah nggak laku trus jadi gitu hidupnya… jualan rujak?! Amit-amit!”
Padahal apa yang perlu dikasihani?
Hidup itu memang harus disambung dan diusahakan, bukan? Kasihanilah ketika melihat ada yang tahu hidupnya harus disambung tapi malah nggak ngapa-ngapain dan hidup dalam buaian seolah hidup bisa diselesaikan tanpa usaha!
Ini memang soal persepsi. Persepsi bahwa artis itu adalah manusia luar biasa. Mungkin ini persepsi bawaan masa lampau dimana layar kaca dan frekuensi radio serta majalah juga koran hanya bisa didominasi oleh pejabat, artis dan penjahat selebihnya adalah jarak. Jarak antara mereka dan kita, rakyat jelata, rakyat biasa.
Maka tak heran, berbekal persepsi lawas ini masih ada para penipu bisnis yang menggunakan nama artis sebagai daya tarik karena jadi laku. Ada juga (bahkan makin banyak) partai politik yang menggunakan nama artis untuk menggaet suara dari mereka yang mengagumi sang artis secara buta. Meski memang nyatanya nggak sedikit dari kalangan artis yang memang cerdas meski nggak semuanya juga. (Aku nulis gini supaya nggak terperangkap juga pada persepsi lain bahwa artis pasti bodoh! Enggak!)
Jaman sudah berganti!
Di era social media ini semua bisa jadi siapa saja termasuk artis dan kita yang mungkin semula jelata.
Artis juga manusia biasa…
Ketika kentut, baunya sama dengan bau kentut kita. Ketika boker, mukanya juga sama-sama gak keruannya ketika mengejan supaya tinjanya cepat keluar.
Jadi kalau denger kabar mereka harus menyambung hidup, mereka berhak untuk berusaha. Seperti halnya si finalis AFI yang jualan rujak atau Norman Kamaru, mantan polisi yang sempat jualan soto… mereka gak perlu dipersalahkan karena bahkan yang sekelas Anang dan Ashanti pun jualan kue-kue dan Ahmad Dhani yang konser tiada henti pun masih mau kok jualan makanan dan minuman lewat restorannya sembari nyaleg… siapa tahu menang! Ye kan?
0 Komentar