Komisi Delapan

9 Mei 2011 | Australia, Cetusan, Indonesia

Kalau kalian muntah-muntah membaca tulisan ini dan melihat video ini,? jangan khawatir, itu wajar. Aku sendiri sempat bersin-bersin kok dibuatnya!
Bagaimana tidak! Wakil rakyat yang harus mampu menjadi wakil dari rakyat yang semakin pintar (meski tak jarang ada pula yang semakin bodoh), di hadapan rakyat yang tinggal di luar negeri yang kebanyakan untuk berstudi, studi mutakhir, malah menunjukkan kepongahannya menyangkut soal alamat email resmi komisi. (Bagi yang belum mbaca dan nonton, silakan diklik dulu link-link di atas, kutunggu di sini… kalau sudah dilanjut baca di sini lagi ya!)
Kepongahan mereka itu sebenarnya bukan mutlak salah mereka sih. Mereka bisa menyalahkan sang waktu karena kalau pertanyaan itu dilempar ke mereka 10 tahun silam, barangkali kita tak sampai muntah-muntah dan bersin-bersin mendengar jawabannya. Tapi sayangnya pertanyaan itu dilempar baru-baru ini, tahun 2011 dimana email adalah sesuatu yang lazim dan awam sama halnya kita menyebut sambal pada makanan, jeans pada ragam busana yang kita kenakan, dan ciuman pada cara berpacaran.
“Berarti pola pikir mereka tertinggal 10 tahun di belakang masa ini, Don?”
Nggg… masih salah juga sebenarnya! Bukan 10 tapi 20 tahun bahkan lebih! Karena tahukah kamu, seorang Ratu Elizabeth II, menurut situs Answer.com, mengirim email pertama kali adalah pada 26 Maret 1976!
Tapi baiklah! Mari kita lupakan saja kasus konyol tentang “Apa alamat email resmi komisi” itu karena sebentar juga masalah ini juga akan menguap tergantikan isu-isu media lain di televisi-televisi kita, seperti biasa. Ada baiknya, momentum “Apa alamat email resmi komisi” ini kita manfaatkan untuk menggali adakah kebodohan-kebodohan kita sendiri, terkait dengan kegagapan kita pada saat pertama kali berkenalan dengan teknologi e-mail itu.
Kalian geleng kepala? Nggak punya? Baiklah! Ini kubagikan kebodohan-kebodohanku saja. Seperti biasa, kalian kan paling senang kalau aku membodoh-bodohkan diri sendiri :) Enjoy!
 

www.bathoek@mailcity.com

Ini adalah kebodohan terparah! Sangat parah, malah!
Ceritanya, di akhir dekade 90-an, aku mendaftarkan diri di Ikatan Alumni SMA Kolese De Britto Yogyakarta (biasa disebut sebagai ILUNI DeBrittoNet) secara online. Sama dengan kebanyakan ragam pendaftaran online, email adalah salah satu kolom wajib isi.
Dengan penuh percaya diri lalu aku tuliskan pada kolom jawaban sebagai “www.bathoek@mailcity.com” padahal alamat emailku sebenarnya adalah bathoex@mailcity.com.
“Lalu kenapa kububuhi awalan ‘WWW’ di depannya?” seorang teman pernah bertanya kepadaku beberapa tahun sesudahnya.
Aku mringis kepongahan… lalu kujawab sekenanya, “Biar mantep!”
Mantep salahnya! Mantep begonya! :)
 

Share Password

Bukan kebodohan sebenarnya tapi lebih pada keteledoran. Masa dimana aku mulai tertarik pada internet adalah masa awal-awal internet dikenal luas di Indonesia. Saat itu adalah pertengahan hingga akhir dekade 90-an dan koneksi internet belumlah semudah ditemukan seperti sekarang ini.
Salah satu cara termudah untuk mendapatkan akses internet saat itu adalah dengan menyewa komputer di warnet. Namun sayang, kocek mahasiswaku tak sanggup melunasi hasratku untuk selalu berhubungan dengan internet.
Maka jadilah, ketika ingin membuka dan membaca email, akal bekerja. Aku menghubungi kawan yang sedang punya uang untuk pergi ke warnet. Kepadanya kutitipkan sekeping disket dan secarik kertas berisi alamat email dan passwordnya. “Eh, titip buka’in emailku ya! Kalau ada unread message, tolong isinya kamu copy-kan ke disket ini!” Lalu sesudahnya, aku tinggal menunggu disketku kembali dari teman itu tadi, lalu membuka copy-an email di komputer pribadi.
Namun sayangnya, karena sama-sama mahasiswa yang koceknya pas-pasan, aku toh tak bisa hanya mengharapkan seorang teman saja untuk melakukan copy email itu. Pada akhirnya aku minta tolong ke beberapa teman lalu ke banyak teman untuk melakukan hal yang sama.
Mereka tidak menolak dan mereka toh juga tidak ‘macam-macam’ dengan email accountku, tapi secara prinsip, aku telah membagikan akun email yang seharusnya milik pribadi itu jadi milik bersama-sama.
Seperti layaknya pelacur, ‘tubuhnya’ bebas di-‘pakai’ oleh siapapun yang punya ‘password’ nya. Eh, lho kok tiba-tiba analoginya jauh lari ke pelacur sih? Kita kan lagi bahas email ya?
 

Hint Question

Kalian tahu hint question?
Pertanyaan yang akan selalu diajukan oleh penyedia jasa layanan (dalam hal ini) email ketika kita lupa password dan memohon pada penyedia jasa untuk me-reset-nya.
Tujuannya tentu untuk meyakinkan bahwa yang meminta peng-reset-an password adalah kita, pemilik email yang sah.
Hint question biasanya berupa pertanyaan-pertanyaan mendasar seperti “Siapakah nama Mamamu saat belum menikah?” atau “Mana kota kelahiranmu?
Nah, masih di akhir dekade 90-an, dengan polos aku mengisi hint question itu dengan jawaban-jawaban yang jujur. Pada sebuah akun email yang kubuat, aku mengisi kota kelahiran dengan singkat, padat dan jelas, “Klaten”.
Dengan mudah, beberapa orang teman lantas bisa ‘membobol’ emailku. Caranya? Ya dengan memohon pe-reset-an password pada provider. Ketika mereka bertanya “Dimana kota kelahiranmu?” mereka tinggal ketik “K L A T E N” karena memang aku kelahiran Klaten.? Password baru pun mereka dapatkan sekaligus menghapus password lama kepunyaanku.
Eh, itu kejadian 12 tahun silam dan sekarang tahun 2011, adakah diantara kamu yang masih sok polos dan sok jujur ketika mengisi kolom jawaban dari Hint Question? Hayo! Buruan ganti dan berhati-hatilah! Jangan sok polos dan naif dengan mengisi jawaban Hint Question” dengan jawaban yang sebenarnya…
 

Putus? Hack!

Suatu pagi masih di masa itu, seorang ‘teman dekat’ mengirimku email dari sebuah alamat email lain yang juga milikku.
“Jadi kemarin itu kita udah resmi putus ya?”
Kagetku bukan kepalang!
Bukan, bukan karena kaget dengar kata “putus” karena kan kusebut ia hanya ‘teman dekat’! :)
Tapi lebih karena bagaimana mungkin dia mengirim email dari akun email yang kumiliki? Aku bergegas log in ke akun email itu menggunakan password yang kemarin kupakai untuk mengaksesnya, namun… GAGAL! Dibilang “Wrong password!
Aku lantas mencoba menelpon ‘teman dekat’ itu namun tak kunjung diangkat. Beberapa jam kemudian, aku menerima email lagi darinya menggunakan akun emailku,
“Kamu nggak perlu telepon aku… kan kita udah resmi putus kemarin?!”
Dan itu adalah kali terakhir aku mau share password dengan kekasihku. Baru dua tahun lebih belakangan ini aku mau kembali share password dengan seorang mantan kekasihku, istriku! :)

Sebarluaskan!

30 Komentar

  1. Wah,, artikelnya bagus mz..
    ini kunjungan pertamax,, salam kenal dariKu,,
    saya tunggu artikel yang keren+paten lagi–<<<

    Balas
  2. Don. Aku jadi ingat jaman-jaman dulu baru kenal internet. Tentu saja saat pertama-tama tahu email, aku juga masih bingung membedakan www dengan email. Tapi sekarang aku bisa menjelaskan dengan singkat, padat dan jelas ketika papi mamiku bertanya apa itu email, apa itu website. Sombong! Hahahaaa….
    Nah kalau PUTUS = HACK ! Itu tak pernah aku lakukan.
    Tapi kalau ngerjain orang yang aku tak suka, nah itu aku sering hehee… Aku pernah minta bantuan seorang teman yang suka ngehack aneh2 gitulah, untuk mengirimkan SMS ‘jebakan’ dari no HP A ke no HP si B, jadi si B menyangka bahwa A benar2 mengirimkan sms padanya, padahal si A samsek tidak tahu apa2… Bahkan yang lebih usil lagi, aku minta temanku mengirimkan SMS Flood ke nomor orang yang mau aku kerjain itu… heuhuheeue… cape cape deh delete-nya… secara HP jadul kan musti delete 1-1…

    Balas
  3. aku pertama kali bikin email tahun 1998 dan sampe sekarang emailku itu masih hidup lho..heheheh
    kalo yang hint itu biasane aku isine ngasal, mas..malah aku dewe lali jawabane opo :)
    nek para wakil rakdjat kuwi yo keterlaluan yo, hamosok email e yahoo? laptop e larang-larang ngunu mosok ra nduwe domain dewe. parah!

    Balas
  4. awal2 aku eforia dengan internet, bermula karena kakakku tinggal di Jakarta dan aku masih di Jogja. kami berkontak dengan email untuk irit (karena dia pakai internet di kantor). biasanya sore2 aku ke warnet. suatu sore aku ke warnet. helm baruku lupa kubawa masuk. e, pas keluar, helmku amblas! :(( sebeeeeel!!!! eh kok ini malah cerita helm yg hilang sih? hehehe

    Balas
  5. pertama kali dulu dibuatkan email oleh suami, password dia buatkan sekalian
    pas mau buka inbox, bingung kliknya di mana he..he… ,
    sekarang sama2 udah lupa password email yang lama itu

    Balas
  6. untungnya aku belum pernah di hack2 gitu..tapi kalo share password ama istri mah biasa…isinya juga milis “lowongan kerja”…haaaa….

    Balas
  7. Ow emji…. Mas Dv berhasil membuatku mencoba membuka email lama, tapi tidak berhasil karna lupa passwordnya. Hahaha…..
    Pertama bikin email di plasa dot com, mas. Wuih, jaman SMA kali ya. Lupa.
    Trus biki lagi yg di yahoo yg akhirnya dipakai sampai sekarang…
    Untunglah sy gk pernah share password..
    Dan untuk ‘hint’….ondeeeeh….sy termasuk yg lugu… -_-‘

    Balas
  8. Pesoalan besar dalam kelangsungan organisasi besar yang dinamakan Indonesia adalah terjadi polusi hebat yang disebabkan oleh inkopetensi :D

    Balas
  9. Kalo dulu saya juga dibuatkan oleh teman saya, bikinnya lamaaaaaaaaa banget… hehhe

    Balas
  10. Aku sempat kaget ketika ada beberapa mahasiswaku yang tidak mengerti soal email. Itu aku ketahui gara-gara aku menyuruh mereka mengirimkan tugasnya ke emailku. Setelah kupelajari lagi lebih lanjut, baru kusadari ternyata mereka memang berasal dari dusun yang belum tersentuh oleh teknologi ini. Dari kecil hingga SLTA mereka tinggal di sana, dan baru di saat kuliah inilah mereka mulai mengenalnya. Jadi, akupun kemudian memakluminya…
    So, barangkali anggota komisi 8 itu sama kondisinya dengan mahasiswaku itu; berasal dari dusun, sehingga perilaku dan pengetahuan mereka sangat dusun (baca: kampungan) :D
    Btw, aku belum pernah tuh mengalami ketiga hal sepertimu di atas, hahaha…

    Balas
    • hee . .jangan under estimate sama orang dusun yaa . .
      aku juga orang dusun dan tinggal didusun sampai sekarang
      walau disusun, aku dah pake email sejak 22 tahun lalu loh!!

      Balas
  11. Syukur deh saya tidak pernah yang begituan, karena dulu pertama kali kenal email pas SMA dan itu juga sudah diajari di sekolah. Tapi yang masih terngiang2 dikepala sampai detik ini ya itu tadi. Pejabat2 itu tadi… kepingkal2 saya membacanya, bukan maksud meledek tapi ya aneh aja. Seinget saya pernah ada tuh laptop untuk para pejabat. Masa’ ya kagak email2an gitu ya???
    ah udah lah, g usah dilanjut btw makasih perncerahanya mas…

    Balas
  12. bahaha parah bener tuh komisi dpr
    gue cuma ketawa ngeliat tingkah lakunya

    Balas
  13. membayangkan kejadiannya, yang terakhir itu yang bikin ngakak.. :D
    btw, saya juga punya teman yang memiliki akun Facebook bersama dengan pacarnya. Jadi akun facebook-nya cuma 1 tapi mereka gunakan berdua, entahlah saya tidak mengerti bagaimana cara mereka mengelola akun itu :D

    Balas
  14. wekekeke…parah…tuh yang sama mantan pacar…sampe sgitunya yah. Tapi soal yang hint password betul tuh. Saya juga pernah bantuin kawan yang emailnya bobol hanya gara-gara hint passwordnya mudah ditebak.

    Balas
  15. bwahahahhaha…… kapokmu kapan, doooon……!! :)) makanya jangan polos2 dong ah :p

    Balas
  16. kalau hint questionnya komisi delapan kira-kira apa ya?

    Balas
    • Brp total uang rakyat yg dipake buat studi banding? :p

      Balas
  17. setelah 10 tahun punya email gratisan, akhirnya aku juga punya email resmi hihihihi… dan sekarang usia ke-13 aku bergelut dengan dunia maya. kalo hint question aku selalu jawab jujur biar gak lupa, tapi aku milih pertanyaannya yang gak orang bakal tahu jawabannya lahhhhh (gak kayak kamu hihihi…), kadang aku juga bikin pertanyaan sendiri yang aku tahu sendiri jawabannya, misalnya di mana bokap lahir hehehe… pertanyaan model gitu jangankan teman, suami sendiri aja ragu2 jawabnya hahahaha…

    Balas
  18. Kalo soal email yang menggunakan www, kayaknya emang ada deh :D
    Coba deh mas daftarin email di yahoo dengan menambahkan www. di depannya :D
    Oh..ya, kalo soal share password, wah..ogah deh, bisa2 semua rahasia kebuka, wkkwkwkw… :lOL;

    Balas
    • Emang ada kok. Coba kamu baca pelan2 deh tulisanku dan kamu tahu bahwa aku tidak menyanggah adanya tanda “WWW” di email, tapi lebih krn aku melukiskan betapa bodohnya aku menuliskan alamat emai yang seharusnya tak ada tanda “WWW”nya jadi ada…
      Demikian :)

      Balas
  19. hihihi, jadi flashback mas donny, ada beberapa hal yang mirip saya lakukan soal share password seperti yang mas donny ceritakan. hehe.

    Balas
  20. Saya masih polos soal Hint Question ,
    tapi saya selalu pilih “Siapa Guru pertamamu” <– bener nggak ya pertanyaannya?
    sejauh ini masih yakin, nggak ada yang tau guru pertama saya hehehehe

    Balas
    • guru dalam hal apa nih? mesum? :p

      Balas
      • Heh?

        Balas
  21. Hehehe…share password, ini juga yang saya larang dilakukan anak-anakku.Karena berbahaya jika putus pacaran.
    Bagaimanapun kita memerlukan privacy, soal privacy ini saya benar-benar ketat.
    Mungkin juga karena terbiasa bekerja di daerah yang high risk, segala sesuatu harus menggunakan pengamanan berlapis….

    Balas
  22. Wah ternyata perlu banyak2 diketawain ya orang2 yang hanya bisa menertawakan biar sadar

    Balas
  23. nga punya uang untuk ke warnet kasian lah temanku yang ganteng ini, tapi baru kali ini aku dengar cina nga punya uang ha ha (joke aja thuk) makanya pake uang sks dong bro minta ke ortu di markap gitu kayak aku , amin ma kobus
    salam sukses bro

    Balas
  24. Hihi, ternyata…
    Kalo polos kasi jawaban untuk hint question siii…dengan jujur kuakui ho’oh. Tapi enaknya aku, saat itu identitas aku kan setengah anonimos toh mase, jadi hint answer selalu jujur dari lubuk KTP tapi temen-temen ga pernah tau my other life sampe ke dalem tas ransel yang selalu kubawa kemana-mana itu haha. Jadi so far so good.
    But, after next this article, gua ganti aja de ah hint answernya ;p hyahaha, ASAP!

    Balas

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.