Dan semua orang, yang mendengarnya, merenungkannya dan berkata: “Menjadi apakah anak ini nanti?” Sebab tangan Tuhan menyertai dia.
(Lukas 1:66)
Hari ini Kabar Baik menuliskan bagaimana Yohanes Pembaptis lahir dari rahim Elizabeth, sepupu Bunda Maria, istri Zakharia.?Ketika hendak diberi nama Yohanes, saudara-saudaranya mengingatkan bahwa nama itu tak ada dalam garis keturunan mereka. Namun Elizabeth serta Zakharia tak mengubah keputusan, namakan anak itu sebagai Yohanes.
Orang-orang Yahudi zaman dulu dan bahkan hingga budaya orang-orang barat masa kini, memberi nama anak sesuai nama salah satu leluhur adalah wajar.
Selanjutnya kita tahu Yohanes memang tidak seperti para pendahulunya. Ia menjadi tokoh besar, membaptis banyak orang dan penyiap jalan Yesus Kristus, mesias yang kita peringati kelahirannya dua hari lagi.
Yohanes punya keunikan dan orang tuanya percaya bahwa tangan Tuhan menyertainya. Jadi mereka tak khawatir meski namanya harus Yohanes bukan yang lainnya.
Seperti halnya dia, kita juga dilahirkan secara unik. Aku tak sama dengan adikku, tak sama pula dengan bapak-ibuku apalagi kamu? Begitu juga kamu dan kalian semua, masing-masing dilahirkan berbeda.
Maka dari itu, adalah kurang tepat jika orang tua berusaha memaksakan kehendak kepada anak terlebih saat mereka mulai menginjak usia dewasa karena dengan begitu, para orang tua mengingkari keunikan yang diberikan Tuhan kepada anak-anaknya.
Dalam kacamata iman, kita bisa berkata bahwa Tuhan punya rencana pada masing-masing insanNya termasuk anak-anak dan rencana itu berbeda dengan manusia lain termasuk orang tuanya.
Anak itu katanya seperti anak panah. Jika tak kita lepaskan, ia tak kan bisa terbang dan menghujam ke sasaran. Meski kekhawatiran akan jadi apa anak kita nanti seperti yang dikemukakan saudara-saudara Yohanes dalam kisah Lukas hari ini tentu adalah kekhawatiran yang sifatnya amat umum, tapi bukankah sebanyak apapun kekhawatiran, hal itu tak akan bisa mengubah segalanya jadi lebih bisa kita kendalikan toh?
Jadi? Pasrah! Berusaha dan pasrah karena seperti yang dikatakan Lukas hari ini, ?Sebab tangan Tuhan menyertai dia? Tangan Tuhan menyertai anak-anak kita, seperti halnya Dia begitu setia menemani kita yang adalah anak manusia-manusia sebelumnya?
Selamat mempersiapkan Natal.
Sydney, 23 Desember 2017
0 Komentar