Alumni De Britto

27 Jun 2016 | Cetusan

Intensitas guyub komunitas-komunitas alumni SMA Kolese De Britto Yogyakarta meningkat tajam akhir-akhir ini.

Aku tak tahu apakah ini perasaanku saja, imbas gairah Pilpres (Pemilihan Presiden) Alumni tahun lalu yang super seru, atau karena kemudahan berkomunikasi dengan dukungan teknologi murah nan meriah seperti WhatsApp (WA) dan Facebook group yang membuat semuanya seolah jadi terasa dekat tak tersekat.

Manapun itu alasannya, pada inti dan buktinya, ya komunitas alumni De Britto memang hidup.

Barangkali keterlibatanku dalam kepanitiaan Pilpres dulu atau kerelaanku masuk ke tim pembuatan situs web Debritto.Net hingga pembentukan De Britto Blogger Club (DBBC.Space) atau malah suaraku yang cenderung vokal saat PilPres RI 2014 dulu di Facebook grop yang lantas membuatku banyak menerima tawaran bertemu kalau suatu waktu aku pulang ke Indonesia.

Jadi, kabar kepulanganku ke Indonesia kemarin berhembus dan jadwal pertemuan demi pertemuan dengan beberapa dari mereka tertata satu per satu. Ada yang kesampaian, ada pula yang belum terjadi karena keterbatasan waktu…

Alumni De Britto

Aku dan Abah Anon (JB ’92)

Alumni De Britto

Aku dan Mbah Mendes a.k.a Mas Hanung SA (JB ’81)

Pertemuan pertama adalah dengan awak DBBC (De Britto Business Community) di warung Bakmi Mendes di kawasan timur laut Yogyakarta pada 13 Juni 2016 malam.

DBBC adalah komunitas berbasis alumni baru yang geliatnya sangat dinamis.

Ada begitu banyak acara off air yang mereka helat tak hanya untuk menyatukan alumni tapi juga memberikan pembekalan berbasis pengetahuan dan bisnis.

Grup WA mereka pun membludak peminatnya. Tak hanya satu, mereka mendirikan beberapa dan ada begitu banyak hal-hal positif yang bisa diambil di dalamnya terutama peluang bisnis antar alumni.

Dan satu lagi kalau kalian ingat cerita tentang Pak Harjo, pensiunan guru De Britto yang mendapatkan uang 36 juta hanya karena melelang motor bututnya itu, tangan-tangan kawan DBBC banyak berjasa untuk memviralkan kisahnya itu hingga ke tingkat nasional? (Aku pernah menuliskannya di sini, di sini dan di sini).

Di Bakmi Mendhes aku disambut oleh pemilik warung, Mas Hanung SA (JB 1981) yang juga adalah salah satu tetua DBBC dan Abah Anon (Yusuf Khestanon, JB 92) yang tak lain adalah ketua DBBC saat ini!

Banggaku membuncah karena bertemu para senior yang selama ini hanya kukenal lewat percakapan grup WA saja. (Abah Anon pernah menelponku hingga tiga jam dari Jogja ke Sydney tempo hari?)

Sembari mengudap mie godhog ala mendhes dan wedang uwuh yang segar, kami bicara banyak hal.

Tak hanya hal yang haha-hehe tapi juga perkara-perkara serius.

Bahkan selama beberapa menit, aku diajak Abah Anon memisahkan diri ?dari rombongan? untuk bicara dan meluruskan beberapa hal penting yang sayangnya tak bisa kuceritakan di sini.

Tak lupa mereka memberiku cindera mata, topi dan kaos DBBC serta JuraganTanah.ID, perusahaan online jual beli tanah yang didirikan oleh beberapa punggawa DBBC termasuk di dalamnya adalah Damar Benni yang tahun lalu banyak membantu urusan grafis perilisan blog ini.

Alumni De Britto

Cindera mata, topi dan kaos

Pertemuan kedua adalah pertemuan penuh guyub kawan-kawan seangkatan lulusan tahun 1996 (dan beberapa kawan lain yang pernah tidak naik kelas lalu lulus tahun 1997).

Pertemuan diadakan di sebuah coffeeshop di bilangan Kotabaru, Yogyakarta dan dihadiri oleh sekitar lima belasan kawan yang kebanyakan dari mereka baru kutemui lagi setelah 20 tahun silam kami lulus dari De Britto.

Pertemuan ini sebenarnya bukan dalam rangka menyambutku pulang tapi itu adalah pertemuan rutin angkatan 96 yang berdomisili di Jogja seperti halnya yang dilakukan rutin oleh kawan-kawan yang berdomisili di Jakarta.

Nah, karena kebetulan aku sedang ada di sana, mereka pun mengundangku serta.

Alumni De Britto

JB 96, lebih banyak haha-hehe nya ketimbang seriyesnya

Acara rapat sesuai undangan dimulai jam delapan malam. Tapi hingga pukul sepuluh malam setelah lewat bergelas-gelas aneka macam minuman serta berpiring-piring kudapan, rapat tak kunjung dimulai karena diisi dengan candaan dan guyonan asu-asunan khas De Britto yang tak seriyes sama sekali untuk diutarakan!

Baru sekitar pukul 10:30, rapat dimulai…
Dea yang ditunjuk sebagai Lurah Angkatan 1996 mengutarakan beberapa hal mulai dari kondisi kas angkatan, laporan hasil penjualan kaos angkatan dan rencana-rencana ke depan.

Tapi tak ada hal yang lebih seru dan unik malam itu selain soal dana kematian.?Pembicaraan tentang hal ini seolah membuat kami semua berkaca bahwa meski ada begitu banyak kenangan canda, tawa dan pisuhan, usia kami tak muda lagi dan sudah saatnya berpikir tentang hal-hal lain termasuk? kematian.

Alumni De Britto

JB 96! Kami masih ada!

Pertemuan terakhir terjadi di malam terakhirku di Indonesia, Kamis, 16 Juni 2016.
Mendadak aku diundang rapat oleh Mas Tony Prasentyantono, (JB ?81), Presiden Paguyuban Alumni SMA Kolese De Britto yang terpilih pada Pilpres tahun lalu.

Bersama mas-mas lain yang juga pengurus teras paguyuban termasuk Mas Abe (JB ?93) dan Mas Valens (JB ?92 yang juga rekan bisnis sekaligus atasanku di Citraweb dulu) kami bertemu di sebuah coffeshop di lingkar Jalan Magelang Yogyakarta.

Sebagai tamu, aku tak banyak turut campur dalam hal-hal yang jadi bahan diskusi mereka karena aku toh juga bukan pengurus paguyuban. Aku hanya bicara dan melaporkan ketika diminta oleh Mas Tony bicara soal situs web DeBritto.Net yang sedang dalam tahap pengembangan.

Alumni De Britto

Pertemuan dengan Mas Tony Pras (kaos putih) dan rekan-rekan pengurus paguyuban alumni lainnya

Aku pamit dari pertemuan yang hangat itu pada sekitar pukul 9 malam karena aku harus lompat ke pertemuan berikutnya bersama Romo Ardi Handojoseno, SJ yang dulu pernah tinggal di Sydney di coffeeshop lain yang tak jauh dari sana.

Ketika hendak pulang, aku lewat kampus SMA Kolese De Britto yang ada di ruas jalur Jalan Solo.

Aku memang tak mampir ke sana liburan kali ini seperti liburan-liburan yang telah lalu.
Aku hanya menoleh dan ?mengirim doa? supaya sekolah yang banyak? banyak sekali berkontribusi dalam pembentukan karakterku itu baik-baik saja.

Aku merasa tak punya kepentingan untuk masuk dan ?masuk? ke dalamnya. Bagiku, SMA Kolese De Britto adalah kenangan, masa lalu.

Tapi guyub rukun dengan para alumni dalam kebahagiaan, pisuh-pisuhan, asu-asunan dan hal-hal tak seriyes lainnya adalah masa kini dan masa depan!

Oh ya, selain pertemuan-pertemuan di atas, secara tak sengaja maupun secara personal atau dalam kelompok yang lebih kecil, aku juga bertemu kawan-kawan lulusan De Britto?Berikut di bawah yang bisa ku-captured

Alumni De Britto

Bertemu Mas Trisno (JB 87 atau 88 aku lupa)

 

Alumni De Britto

Secara tak sengaja bertemu Samiaji Sarosa / Aji Baloenk (JB 93) di Starbuck, Ambarrukmo Plaza. Sebelum pertemuan ini, kami bertemu di Sydney, sekitar 10 bulan yang lalu…

 

Alumni De Britto

Sahabat sejak TK yang juga sama-sama lulusan De Britto 96, Lie Fock Kuang.
Bertemu dengannya di warung Bakso Anda yang legendaris itu…

 

Alumni De Britto

Tak sengaja juga bertemu dengan Leonardus ‘Leak’ Ignatius. Kawan seangkatan di De Britto 96 sekaligus tetangga kamar di asrama SMA dan kost waktu kuliah dulu.?Terakhir bertemu sebelum ini: delapan tahun silam

 

Maria Assumpta

orang yang paling kanan berbaju putih, Mas Primus, itupun juga lulusan De Britto 1986. Ia adalah ketua alumni Maria Assumpta Klaten

 

Jalin Nusa Oceania

Mas Budi Untung, yang paling kiri berdasi, itupun juga lulusan De Britto 1977!

 

Alumni De Britto

Dan ini? Kami bertiga, Teddy, aku dan Kunto pun juga lulusan de Britto angkatan 1996. So, dokudoku juga lahir dari rahim De Britto!

Sebarluaskan!

1 Komentar

  1. Kak saya butuh bantuan. Kenapa vaksinasi saya dosis 2 ga muncul dan sya gatau harus menguhubungi kemana
    Saya mau vaksin ke 3 jd ga bisa
    Dan susah cari krja
    Tolong bantuannya
    Saya vaksin satu dan dua dengan alumni debrito dan steladuce, tp data yg muncul hanya vaksin pertama.

    Balas

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.