Aku sayang kamu demi Tuhan dan demi apapun! Swear!

17 Jun 2017 | Kabar Baik

Kabar Baik Hari Ini 16 Juni 2017

Matius 5:33 – 37
Kamu telah mendengar pula yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan.

Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah, maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar; janganlah juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambutpun.

Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.

Renungan

Kalau tidak salah ingat, saat duduk di kelas 2 SMP dulu aku mulai berani menyatakan cinta kepada lawan jenis meski cinta monyet. Istilahnya ‘nembak’.

Si cewek kutraktir makan bakso lalu kutembak, “Boleh nggak aku sayang kamu?” Si cewek menggeleng. Gagal!

Coba lagi pada cewek yang lain lagi, kali itu bukan bakso tapi es teler karena kupikir akan ada pengamen yang nyanyi lalu saat itu akan kutembak? Sayang usaha romantis itu gagal lagi!

Ketiga kali lebih akurat, kukirimi salam dan lagu lewat penyiar radio, kudatangi rumahnya berkali-kali, kubawakan buah tangan lalu kutembak dan kali itu… ia menerima!

Yes! Tapi sebentar… penerimaannya bersyarat. “Kamu boleh sayang sama aku, aku juga sayang sama kamu. Tapi demi apa sayangmu padaku?”

Karena saking senangnya, dengan wajah memerah, kugenggam tangannya lalu tanganku yang satu lagi membentuk angka 2 dan akupun berucap, “Aku sayang kamu! Sumpah demi Tuhan dan demi apapun!”

Dua bulan kemudian aku putus dengannya. Aku lupa sebabnya seperti halnya aku lupa pernah membawa-bawa nama Tuhan untuk menyatakan ‘kebenaran’ yang hanya berumur dua bulan lamanya…

Jadi? Yang mau ‘nembak’, jangan pernah bawa-bawa nama Tuhan! Kalau ditanya sepertiku, jawab saja, “Aku sayang kamu, entah sampai kapan tapi semoga Tuhan menguatkan!” Lalu digandeng dan diajak ke gereja dan berpacaranlah dengan baik dan benar sehingga kalau harus putus pun juga putus aja tanpa harus bawa-bawa apapun termasuk bawa-bawa nama Tuhan.

Enteng, kan?
Omong doang emang enteng, Don! Ente dulu sama sekali nggak enteng kan kalau diputus? *curcol

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.