Setiap mengikuti perayaan Ekaristi, umat diajak mengidungkan bagian Aklamasi Anamnesis pada Doa Syukur Agung.
Rumusannya dalam Bahasa Indonesia begini
Wafat Kristus kita maklumkan,
Kebangkitan-Nya kita muliakan,
Kedatangan-Nya kita rindukan.
begini,
Kristus telah wafat,
Kristus telah bangkit,
Kristus akan kembali;?
atau begini
Wafat-Mu kami kenang,
ya Tuhan yang bangkit mulia.
Datanglah, umat-Mu menanti
penuh iman dan harapan.
Entah kalian, atau barangkali karena imanku yang lemah, tapi saat mengucapkan bagian ?Kedatangan-Nya kita rindukan?, atau ?Kristus akan kembali? dan ?Datanglah, umatMu menanti penuh iman dan harapan.? hati ini sering deg-degan :)
Kok bisa?
Begini? Ini aku cerita jujur aja khusus bagi para pembacaku yang kuhormati hahaha?
Saat mendapatkan berkat yang menyenangkan misalnya naik gaji, dapat hadiah dari istri atau jabatan baru, deg-deganku karena dalam hati aku berpikir, ?Duh jangan cepet-cepet dong Tuhan? Hidup lagi asik nih!?
Saat biasa-biasa saja, deg-degannya lain lagi. Deg-degan muncul karena dalam hati aku bertanya-tanya, ?Siapkah aku?? Kalau tiba-tiba kiamat datang dan aku belum siap, adakah Ia mengangkat dan menempatkanku ke angkatan yang dibenarkan?
Paling seru saat hidup rasanya tak berpengharapan. Pekerjaan lagi kacau, timbul masalah di sana-sini. Kenapa? Deg-degannya gak muncul! Malah dengan lantang aku bernyanyi keras-keras terutama bagian itu. Aku seperti mengharap ?Ya, datang saja cepetan, hidup lagi nggak enak banget nih!?
Apakah kalian merasakan yang sama?
Apa yang ditulis Matius hari ini adalah tentang apa yang akan terjadi saat akhir zaman, kiamat, tiba.
Malaikat-malaikat akan diminta Yesus untuk mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam kerajaanNya. Semua akan dicampakkan ke dalam neraka untuk selama-lamanya. (Matius 13:41-42).
Di sisi lain, orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. (Matius 13:43).
Siapkah kita?
Siapkah kalian? Mereka?
Deg-degan? Wajar!
Kerja keras? Harus!
Kita harus bekerja keras selama masih diberi waktu untuk menunjukkan satu hal: kebenaran. Kita harus jadi orang-orang yang benar melalui hidup sehari-hari bagi Tuhan dan sesama, sebaik-baiknya, sebisa-bisanya.
Pasrah? Harus!
Kita harus pasrah pada perhitunganNya. Jangan dipikir bahwa setiap usaha kita untuk menegakkan kebenaran adalah benar-benar sudah benar dan yang nantinya akan dibenarkan olehNya.
Jadi, akhir zaman, dinanti atau ?nanti-nanti dulu aja deh!??
Duh! Kok jadi makin deg-degan ya?!
Sydney, 31 Juli 2018
0 Komentar