Salah satu quote terbaik Ahok yang ingin kuangkat minggu ini adalah seperti yang tertuang dalam video Youtube di bawah.
Mulai detik ke 0:04 hingga 0:19, mantan Gubernur DKI Jakarta yang kini mendekam di penajara itu berkata,
“Terimakasih kepada Pak Prabowo karena ini (Gerindra –red) adalah satu-satu(nya –red) partai yang berani mencalonkan saya tanpa meminta mahar!”
Aku tak tahu kapan tepatnya video ini dibuat, tapi aku menemukannya dari channel milik Crucella Hollic dengan tanggal publikasi 11 Juni 2014, kurang dari sebulan sebelum Pemilihan Presiden, 9 Juli 2014.
Waktu itu Ahok masih menjabat sebagai wakil Ir Joko Widodo (Jokowi) yang adalah Gubernur DKI Jakarta dan keduanya diusung oleh PDI-P dan Gerindra pada Pilkada 2012.
Menjelang Pilpres, Jokowi maju menjadi calon presiden berpasangan dengan Jusuf Kalla yang salah satu pengusungnya adalah PDI-P berhadapan head-to-head dengan Prabowo Subijanto – Hatta Rajasa yang diusung oleh Gerindra.
Ahok membela Prabowo, Ahok memilih Prabowo. Setidaknya itulah yang diucapkannya dalam video di atas.
Namun politik itu penuh dinamika. Tak lama setelah Pilpres dilangsungkan, Ahok menyatakan keluar dari Gerindra karena dukungan Gerindra terhadap ide Pilkada tak langsung yang ditentangnya.
Kepada Merdeka.com, 10 September 2014, Ahok menyatakan alasan pengunduran dirinya itu.
“Ya hari ini saya akan siapkan suratnya kirim ke DPP (Gerindra) untuk nyatakan keluar dari partai Gerindra. Karena bagi saya partai Gerindra sudah tidak sesuai dengan perjuangan saya untuk memberikan rakyat sebuah pilihan terbaik.”
Melihat kenyataan ini, apakah kita bisa menyebut Ahok sebagai orang yang bagai air di daun talas, mencla-mencle dan tak punya pendirian hanya karena berpindah-pindah partai dan dukungan?
Sebenarnya kalau kamu mengharapkanku untuk menjawab, kamu salah alamat! Sebagai Ahoker, tentu aku membela Ahok! Tapi baiklah kujelaskan jawabanku di sini supaya kamu tak punya persepsi bahwa mentang-mentang aku Ahoker maka aku membela membabi-buta terhadap Ahok!
Bagiku Ahok justru orang yang amat teguh pendiriannya bahkan dalam berpolitik sekalipun!
Scroll ke atas dan temukan quote Ahok yang kunyatakan di paragraf awal bahwa ia memilih Prabowo karena mantan menantu Soeharto itu tak meminta mahar dari Ahok saat ia mengusungnya dalam Pilkada 2012.
Lalu mari kita lihat yang terjadi saat Ahok sempat berpikir untuk maju dalam Pilkada DKI 2017 lewat jalur non-partai dan mendekat pada Teman Ahok, sebuah movement yang menggalang dukungan lewat pengumpulan KTP itu. Kenapa ia memilih begitu?
Hal ini tak lain karena Ahok tak mau menyerahkan mahar untuk maju dalam Pilkada seperti tertuang dalam tulisan Republika.
Ahok akhirnya memang maju lewat jalur partai tapi hal itu ditempuh setelah ia berhasil meyakinkan diri bahwa partai yang mengusungnya, salah satunya PDI-P, tak meminta mahar seperti Prabowo dan Gerindra yang juga tak meminta mahar dalam Pilkada 2012 silam.
Jadi, bukankah pendapat yang bilang bahwa Ahok adalah sosok yang tak berpendirian itu adalah pendapat yang pepesan kosong belaka?
Di akhir tulisan ini aku mengajak kalian berandai-andai. Bayangkan kalau Ahok waktu itu menang dalam Pilkada 2017 mengalahkan Anies – Sandi yang diusung Gerindra. Lantas dalam Pilpres 2019, masih dalam bayangan itu, Jokowi maju lagi diusung PDI-P. Nah kira-kira siapa yang akan dibela dan dipilih Ahok?
Sudah barang tentu ia tak akan memilih Prabowo! Ia akan memihak Jokowi! Keputusannya itu bukan karena sosok Jokowi tapi lebih karena dalam Pilkada 2017, Ahok tak ditarik mahar oleh PDI-P, partai yang dulu mengusungnya yang juga mengusung Jokowi. Ini soal keberpihakan prinsip bukan prinsip yang berpihak-pihak!
Sayang Ahok nggak terpilih dalam Pilkada 2017 silam. Tuhan memiliki kehendak dan rencana lain terhadapnya…
Model foto utama:
Bonaventura Sentosa, pembeli kaos ?Ahok!? karya Politik Merchandise. Dapatkan koleksi terbaru Politik Merchandise di laman facebooknya di sini.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan