Urusan prediksi-memprediksi itu bukan perkara keahlian seseorang dalam hal yang diprediksikan kok. Kalau memang harus demikian, tentu kalian ingat pada fenomena Paul si Gurita yang memprediksi hasil akhir pertandingan sepak bola padahal mana pernah Paul main sepakbola?
Jadi berikut ini adalah prediksiku terhadap apa yang akan terjadi dan menjadi trend dalam dunia social media Indonesia.
Buzz.. eh, maksudku Social Media Worker
…barangkali ini bisa jadi pilihan berkarir toh masih ?nyrempet-nyrempet? IT juga.
Social Media Worker akan jadi pilihan jenis pekerjaan alternatif di bidang IT selain programmer, system analyst dan hal-hal lain yang lebih mengarah ke hal teknis.
Ini memang subyektif, tapi kalau boleh aku nilai dari kacamata teknis, social media worker adalah jenis pekerjaan dengan beban pekerjaan yang relatif ringan tapi mendatangkan penghasilan yang tak kalah dibanding kedua yang kusebutkan barusan. Tak ada yang salah dengan adanya jenis pekerjaan baru ini. Jadi untuk kalian mahasiswa yang merasa tak nyaman dengan programming maupun networking, barangkali ini bisa jadi pilihan berkarir toh masih ‘nyrempet-nyrempet’ IT juga :)
Politik dan Perusahaan
Aku lebih mempedulikan bagaimana nantinya social media worker yang terlibat di dalamnya bisa menjaga jarak antara idealisme pribadi/komunitas dan tanggung jawab pekerjaan
Memanasnya suhu politik menjelang PEMILU 2014 mau tak mau ikut meningkatkan greget social media tanah air. Akan ada banyak orang-orang yang butuh mencitrakan diri ke publik untuk positioning dan boosting up atau istilahnya menaikkan harga tawar terhadap dirinya pada PEMILU mendatang. Akan ada yang banyak butuh ‘corong’ untuk menyuarakan opini dan kegiatan-kegiatan sosial-politiknya dan untuk itu banyak social media worker dibutuhkan untuk diberdayakan.
Burukkah? Tidak.
Haramkah? Tidak pula.. Atau setidaknya, tergantung dari sisi mana kamu memandangnya.
Aku lebih mempedulikan bagaimana nantinya social media worker yang terlibat di dalamnya bisa menjaga jarak antara idealisme pribadi/komunitas dan tanggung jawab pekerjaan yang dibebankan kepadanya atas segepok uang yang ia terima. Hal tersebut juga berlaku untuk kalangan perusahaan/instansi yang tak mau ketinggalan membutuhkan kawalan seorang social media worker untuk merepresentasi pesan ke social media.
Kemanusiaan? Close your app! Do action!
bagaimana mengubah ?penyampaian pesan? menjadi sesuatu yang lebih ?implementatif? daripada sekedar me-retweet atau posting panjang lebar
Salah satu sisi baik dari membiaknya Social Media tahun depan adalah semakin mudahnya mobilisasi massa untuk membantu setidaknya menyebarkan informasi atas kebutuhan sosial kemanusiaan. Tahun depan, seperti yang sudah-sudah, misalnya ketika ada bencana (semoga tak ada bencana tahun depan), dengan cepat dan sigap, informasi menyebar ke seluruh penjuru social media dan pesan pun tersampaikan.
Hanya saja yang menjadi titik berat bagiku adalah bagaimana mengubah ‘penyampaian pesan’ menjadi sesuatu yang lebih ‘implementatif’ daripada sekedar me-retweet atau posting panjang lebar. Diperlukan suatu mekanisme pengitegrasian antara sistem penyampaian informasi yang brilian nan sporadis khas social media dengan pihak yang langsung turun tangan di lapangan untuk menindaklanjuti informasi tersebut.
Atau, kalau berinisiatif, ketimbang asyik retweet ataupun posting supaya kita tampak peduli, lebih baik matikan aplikasimu dan lakukan aksi.. Close your app and do action!
Blog? Hello.. It’s 2012!
Tahun 2012 adalah tahun yang sudah tak tepat lagi bicara tentang blog meski masih akan ada begitu banyak orang mengaku dirinya blogger :)
Barangkali oleh karena itu pula aku salut dengan orang yang punya ide membuat acara semacam pesta blogger karena dengan demikian acara itu akan selalu teraktualisasi dari tahun ke tahun. Ia tak kan pernah usang karena meski tak pernah ngeblog, sembarang orang toh boleh mendaulat dirinya sebagai blogger jadi mereka boleh dan akan selalu datang di acara-acara tersebut, kan?
Semacam memikirkan pesta musisi tapi yang datang pegawai-pegawai tuwir yang ketika ditanya, ?Loh, kamu musisi? Bukankah kamu pegawai kantor A?? dan mereka menjawab, ?Iya, tapi aku masih sering nyanyi-nyanyi di kamar mandi, jadi aku musisi!?
Ada orang bijak beberapa waktu silam berujar padaku bahwa akan ada gelombang yang membawa orang-orang balik ngeblog lagi akhir-akhir ini. Tapi sayangnya aku tak percaya…
Oleh karena itu, aku prediksikan tahun depan tetap akan ada pesta blogger dan tetap akan meriah . Yang menarik justru bungkus apalagi yang akan dipakai untuk mengemas acaranya nanti. Untuk itu maka ?board of advisors? perlu berpikir keras dan pinter-pinter memilih siapa yang pantas menjadi chairperson dan berikut Event Organizernya supaya ?enak? dan ?lancar? acaranya… :)))
Mengenai blog itu sendiri, maraknya kanal-kanal social media dengan membawa sistem ‘pesan pendek’ berbatas karakter (aku sering mengistilahkannya dengan ?boker kok sepotong-potong?) dalam menyuarakan pendapat akan semakin menyudutkan blog sebagai barang usang karena untuk menulis, bagi sebagian orang membutuhkan begitu banyak sumber daya.
Blog juga terbukti tidak mengakomodasi sistem sentralisasi padahal dalam hal sosialisasi, kita butuh saluran terpadu untuk menampakkan diri dan opini kita secara lebih mudah. Blog berdiri sendiri-sendiri, berbeda dengan keberadaan kita di Facebook ataupun Twitter atau social media lainnya yang terelasi satu sama lain.
Ada orang bijak beberapa waktu silam berujar padaku bahwa akan ada gelombang yang membawa orang-orang balik ngeblog lagi akhir-akhir ini. Tapi sayangnya aku tak percaya gelombang itu bisa tinggi dan konsisten seperti dulu. Itu hanya euforia dari beberapa acara berlabel ‘blogger’ yang baru-baru lalu diadakan, sebentar juga akan hilang dan senyaplah kembali blogosphere…
Kecuali, kalau memang akan ada banyak perusahaan yang menawarkan posting berbayar dengan harga yang tinggi atau…. kalau ada banyak perusahaan/organisasi/instansi yang menggelar kuis dan meminta pesertanya untuk menuliskan hal yang menjadi tuntutan lomba di blog personalnya.. itu lain perkara :)
Dengan demikian, apa yang dulu diungkapkan oleh si Ahli Telematika bahwa blog hanyalah trend sesaat itu memang akan semakin mendekati kebenaran yang utuh meski untuk membuatnya 100% utuh, ia tak boleh melupakanku. Ia harus berhadapan satu lawan satu denganku!
Bagiku, diluar perkara trend atau bukan, blog dan aku adalah satu!
Wah isa bikin kufing fanas nih hahahahahahah
kufing fanas ngga fafa yang fenting domfet juga fanas :)
Blog hanya akan menjadi trend sesaat !! Benar mungkin.
2012 akan lebih banyak blogbuzzer… Mungkin juga.
Pesta Blogger 2007-2010 | ONOFFID 2011 | Pesta Buzzer 2012… sangat mungkin juga…
Juara! Kepalkan tangan ke angkasa!
soal blogger, saya masih meyakini geliatnya akan terus terasa. ada/tidaknya bayaran (dari review, misalnya) tetap masih banyak orang melakukan produksi konten. bisa jadi menyusut secara kwantitatif, bisa juga sebaliknya. komunitas (berbasis lokaliltas/kultur), bisa jadi tak menjadi pilihan bagi blogger-blogger yang memilih ‘independen’, dalam pengertian tidak berafiliasi kedaerahan, yang jumlahnya saya yakin jauh lebih banyak daripada yang tercatat sebagai anggota komunitas.
tapi soal ‘mempekerjakan’ onliner untuk kepentingan politik, secara faktual sudah berlangsung. Dewan Perwakilan Daerah (DPD) sudah melakukannya. itu merupakan indikasi adanya kesadaran, bahwa secara kelembagaan, DPD dirasa ‘kurang eksis’ dibanding DPR. bahwa pada sisi lain ada pula anggota-anggota DPD yang sejatinya merajuk karena secara penganggaran dan fungsi, ternyata kurang signifikan dalam mengawal tatakelola negara. di luar itu, pendidikan politik memang perlu. lomba blogging dan ngetwit yang diselenggarakan DPD juga penting untuk proses enlightment kebanyakan buzzer, aktivis socmed yang lebih euforistik (apa ikiii??) yang mendayung sekali saja untuk merengkuh dua-tiga-lebih pulau: pencitraan diri bahwa mereka concern persoalan politik. (jangan tanya iedologinya, ya….)
soal pesta-pestaan, apapun namanya, saya yakin masih akan ada. bahwa yang di metropolitan akan surut, ya lumrah saja. itu merupakan konsekwensi logis dari kebangkitan lokalitas, yang merasa lebih memiliki eksistensi dan identitas lebih jelas dibanding di kota yang kian individualistik, sebagai akibat godaan (dan ‘manfaat personal’) atas kebenaran teori Weber.
saya yakin, geliat lokalitas yang memiliki keunikan tiada banding akan kian menemukan bentuknya, seiring dengan kegagalan politik pencaplokan atau reklaiming komunitas lokal oleh kepentingan industri produk Weber.
semoga benar apa yang saya sampaikan…
Metropolis pun adalah lokal bagi ditinjau dari diri mereka lho :)
Ketika aku bilang aku pesimis soal blogger, yang kuharapkan adalah sebaliknya :)
Sebenarnya bbrp hal di atas sdh berlangsung di tahun 2011 ini juga. :) Misalnya, ada acara yg awalnya terkesan mengesampingkan hal berbau blogger tetapi toh ujung-ujungnya balik mengusungnya menjadi paling depan. Entah kenapa.
Entah kenapa? Ya karena ternyata itu yang masih laku maka dikedepankan :)
“social media worker adalah jenis pekerjaan dengan beban pekerjaan yang relatif ringan tapi…”
Itu social media workernya kategorinya apa ya Don? Maksudku contoh nyatanya apa?
Hmm ada temen2ku admin akun beberapa brand, IMO pekerjaan mereka gak ringan.
Anw, aku tetep akan ngeblooog ^_^ Mau dibayar, mau enggak, omongan menye2ku butuh di posting haha :))
Bener kata Eka, aku pernah sekali terima ngadmin akun brand, egila beban banget ternyata. Akhirnya aku lepas, aku belum siap untuk itu
@Eka dan @Rusa: Kamu kan sudah nge-quote omonganku kan? Kan ada kata ‘relatif’ kan? :) Lagipula kalau kamu setia ngequote dari awal tanpa memenggal kalimat, di awal kutulis “Ini memang subyektif” jadi tak perlu kujawab :)
makanya di komenku pun aku bilang IMO don..
Komenku itu sebagai penyeimbang aja :) Ndak mudah jadi admin suatu brand IMO
tergantung selera…
bila mau berada di crowd ya ngikut di facebook atau multiply atau lainnya terhubung selalu… dan semakin mendominasi privasi seseorang dengan on stop shop, ada email, chat dan post dalam satu layar… dan semua masih bisa teratasi dengan embedding… tapi siapa yang punya bandwith banyak sehingga bisa baca video dan melihat lagu? Ketika gadget dan hape murah ada facebook, twitter, dan email, facebook dan twitter masih akan menjadi raja… karena diantarkan oleh operator dan gadget ke tangan user.
informasi juga akan datang dari temen-temen deket, tanpa kulonuwun dia akan nongol dengan pikirannya yang ruwet dalam timeline. entah itu berguna atau tidak… yang akan menanggapi juga yang hanya satu ‘pre’kuensi saja.. yang lainnya akan ‘frek’ :-)
setelah ada informasi ‘tak dinyana’ tersebut, mereka chat, saling email, ….tak puas…. akhirnya googling…. dan tentu saja terus baca ‘blog’ :lol:
Juara!
menurut saya blogger kedepannya akan semakin bertambah mas Donny, seiring dengan bertambahnya social media yang semakin bermunculuan di dunia maya. Jangan salah, peran para blogger sekarang ini dapat melebihi para pembawa berita professional ataupun situs-situs berita yang ada di Indonesia…
Disadari atau tidak mas, sudah terdapat berbagai bentuk pemikiran dari para penulis blog itu sendiri, dan tentunya orang yang setuju dan sependapat dengan pemikirang tersebut akan selalu datang dan berkunjung ke blog itu…
Informasi di social media kadang tidak lengkap, ujung-ujungnya cari di blog-blog tetangga juga :)
Peran blogger melebihi para pembawa berita profesional? Semoga Anda sedang tidak bermimpi :)
saya tadi bagi secara kebetulan juga menuliskan di blog bahwa menjelang tahun 2014 (pemilu 2014) blogvertorial politik akan menjadi cara baru cari duit di internet :)
Menuju TKP, Gan! :)
sudah terjadi di 2009, nanti jadi lebih masih saja. ingat ‘ngariung blogger bersama Prabowo?’ acara blogger ketemu Boediono? fans club JK di Facebook? dan lain-lain. sekarang pun sudah ada hashtag revolusi putih ala Prabowo, dan hashtag anu-anu yang lain. a ‘fabricated grass root’ movements? lulz!
masih == masif *ralat*
berarti pada tahun 2009 yang lalu saya luput tidak melihat fenomena itu. atau saya kelupaan ya :))
Terlalu pesimis sampeyan mas
Blog bukan tren, apalagi tren sesaat. Sejak awal aku ngeblog, gak tau kalau itu ngetren atau gak. Aku ngeblog karena aku suka aja.
Tahun depan, blog akan tetap makin ramai, makanya bergaullah sama blogger-blogger baru, jangan di lingkaran yg itu-itu saja, yg semangat ngeblognya udah pudar. Padahal di luar, banyak blogger-blogger baru bermunculan.
Saya pesimis itu buah karena saya terlalu optimis selama ini :)
Blogger baru bermunculan, saya percaya tapi mau sampai kapan mereka… itu yang membuat pesimis :)
Saya emang jarang posting sih, jadi bukan blogger mungkin. Tapi, kok kayaknya dunia blogsphere masih rame-rame saja ya. Masih banyak kok yang tiap hari update mas Don. Blogdetik bisa dijadikan acuhan tuh. Blogger-blogger yang post disana masih rame aja. Mungkin mas Doni butuh penyegaran untuk blogwalking ke berbeda blog dengan yang sering mas Doni lakukan hehehe
Postingnya bagus nih, Bukan cuma nyinyir aja. Tapi bikin semangat buat yg hiatus makin rajin posting hehe
Saya sih ngga pernah blogwalking, jarang… Lagipula ini kan cuma prediksi.. dibuat asik-asikan aja… lagipula meski cuma prediksi toh tulisan ini kamu bilang bagus untuk meng-encourage mereka yang hiatus buat posting kan? :)
hihi klo jarang blogwalking gimana bisa tau klo blogsphere sepi dong, mas Don? hihii saya sih asik-asik aja. Ngeblog juga buat asik-asik aja, toh saya jg kenal banyak temen dari sini. Kenal mas Donny jg. Menarik prediksinya, pesan yang disampaikan juga bagus. Semoga yang baca juga menangkap maksut pesan baik dalam tulisan ini.
Untuk memprediksi blog akan sepi apa perlu blogwalking? :) Paul si gurita dulu memprediksi sepakbola apa juga perlu nonton bola di televisi? :)
Saya tak pernah berharap tulisan saya terbaca maksudnya oleh orang lain :) Saya hanya memastikan bahwa apa yang saya tulis adalah ungkapan hati dan pemikiran saya… di titik itu, blog ini telah mencapai tujuannya :)
Makjleb… Tulisannya nyindir banget… :D
Btw, baca komentarnya Rusa dan Sibair, saya setuju. Kalau dilihat2, masih banyak blog yang masih rajin update. Kalau melihat dari blog yang itu2 saja, ya sepertinya jarang sekali update. Makanya saya selalu menyempatkan diri untuk blogwalking, mencari blog2 lain yang rajin diupdate yang bisa saya subscribe di google reader saya. :)
Ini padahal bukan maksudku nyindir… nyinyir iya… tapi lebih tepatnya prediksi :)
Kok saya merasa membaca lebih dari 1 Postingan disini ya?? beberapa itu koment apa postingan ya??
Seru! Ini baru namanya komentar yang memperkaya konten, Bung :)
keren mas tulisannya
tapi dari dulu hanya ada dua jenis blogger, yang suka update tulisan dan yang tidak
:D
*komentarnya ga nyambung*
kayanya blog semakin rame deh
Social Media sebagai industri akan masuk ke tahap baru
Bila selama ini baru pada tahap “entrepreneur”, cirinya: fokus pada pencarian peluang, lebih melibatkan keluarga/teman dekat, dan kecepatan mengeksekusi. Dampak: janji berlebihan, buzzer ya itu2 aja, eksekusi yang kadang kurang rapi.
Maka tahun depan akan masuk ke tahap pengorganisasian.
Perdebatan dan pergesekan akan terus berkembang baik dalam lingkungan agency (1), lingkungan brand/lembaga (2), lingkungan komunitas (3) maupun antar ketiga lingkungan itu. Pilihannya: berdarah-darah atau kolaborasi menjadi matang. Kebutuhan? Kepemimpinan
Ehm sependapat dengan Eka
Aku tidak setuju dengan kalimat “social media worker adalah jenis pekerjaan dengan beban pekerjaan yang relatif ringan”
Aku yang menangani akun IDcerita saja kembang kempis kok. Apalagi yang nangani akun dengan bayaran dan tuntutan lebih tinggi
Tentang dunia blogger
Jumlah blogger terus bertambah. Tapi jumlah blogger yang aktif di komunitas tidak beranjak, relatif menurun. Komunitas itu seperti amuba, punya membran semipermiabel (menerima yg cocok dan menolak yg lain). Jumlah pertumbuhan anggota tidak penting bagi kelangsungan hidup komunitas. Selama ada “banyak” itu cukup. Tambah banyak blogger itu tambah banyak saingan *eh
Komunitas juga relatif tidak kreatif. Aku pikir sepinya blog bukan saja karena maraknya twitter dan FB. Tapi kreativitas yang semakin padam. Komunitas sudah kehilangan taringnya. Kumpul hanya kalau kopdar, tukar link atau proyek berbayar. Padahal komunitas itu bukan panitia proyek. Komunitas hidup karena ada aktivitas yang bersumber dari energi sendiri. Harusnya, karena komunitas itu eksis maka sponsor tertarik.
Ah entahlah…….
Komentar di blog ini kok ketularan nyinyir
hehehe
Tapi aku yakin dengan daya hidup beberapa blogger yang akan terus menulis, karena ingin menulis. Karena menulislah maka ada yang bersedia membayar. Jang dibalik. Karena ada yang membayar maka kita menulis
Salut pendapatmu soal socmed… cemerlang dan aku setuju!
Soal pendapat Eka sudah kujawab di kolom komentarnya :)
Aku tak percaya kreatifitas itu padam tapi aku percaya komunitas bisa mematikan kreatifitas makanya aku paling anti ngeblog dengan berkomunitas…. ngga ada hubungannya sama sekali :)
Kalau semua blogger berlaku seperti yang kau tuliskan di paragraf terakhir, damailah dunia, Cak :)
Setelah aku quote kalimat diatas, aku sangat setuju dengan argumentasi sampean mengenai Blog tahun 2012 Kang, bahwa blog dan aku (DV) adalah satu! Dari sini aku mau lompat ke media sosial utamanya mengenai kemanusiaan, bahwa aku rasa media sosial pun serupa, “kita dan socmed adalah satu juga..!”
Jika balik lagi merujuk pada quotation diatas, maka menurutku terlalu naif kalo kita lalu dengan serta merta mematikan aplikasi yang ada. Bukankah media (blog dan sosial lainnya) adalah satu…?
Karena kesatuan itulah maka kalo harus lantas mematikan aplikasi, menurutku justru kita juga malah mematikan proses pembelajaran untuk bisa menempatkan diri, “empan nggo papan”. Yang butuh kita pelajari tak lain adalah dari proses sinergi keduanya, baik aksi nyata pun aksi melalui aplikasi online (maya).
Nah disinilah kita bakal memberi “manfaat” ato malah menambah “madharat” bagi orang lain. Contoh real saya alami ketika bencana Merapi lalu, ada yang memang mengabarkan hal tepat bahwa satu tempat “butuh santunan”, namun kadangkala justru pihak lain menjadi buzzer yang bikin merepotkan lain pihak tersebut dengan contoh kiriman “dicamp A ini terjadi tumpukan logistik”
Itu pendapatku Jendralll..! Hihi, eh tapi aku teteup mau ijin ketawa setelah membaca analogi blogger dengan musisi itu ya Dab… #ngikik
Maksudku “Matikan aplikasimu” itu adalah .. kalau kamu bisa berbuat lebih ya jangan cuma pandai nge-retweet atau pandai posting. Di banyak sisi akupun memang hanya bisa ngeretweet dan posting kok. Misalnya, permintaan darah di Jogja, aku slalu dikontak orang2 Sardjito.. nah karena aku ngga bisa ndonor ke Jogja, yang bisa kulakukan ya hanya nge-retweet :) Gitu konteksnya.. :)
Halo Mas Donny :D
Apa yg Mas Donny tulis di sini, adalah apa yang sudah saya alami setahun 2 tahun ini :D. Seru sih, belajar sesuatu yang baru, entah itu ttg brand ataupun komunitas.
Mengenai ngeblog dan semangatnya, di setiap kesempatan sharing di kuliah umum atau talkshow radio yang saya diundang sebagai pemateri tentang blog atau mengangkat tema ttg blog, saya selalu menyarankan bagi blogger-blogger baru untuk terus mengupdate postingannya. Latih skill atau passion mereka masing-masing melalui blog. Jangan hiraukan komentar di blog, mau banyak atau dikit, tetap ngeblog.
Pelan-pelan, menyebarkan semangat membuat konten yang bermanfaat dengan niat berbagi. Adapun ada penghasilan setelahnya, itu bukanlah hal yang utama. Mengutip taglinenya Akademi Berbagi, Berbagi Bikin Happy :D
Oh iya, tak lupa saya memberi saran ke blogger-blogger baru, agar mereka tidak minderan. Meskipun tinggal di daerah, bukan berarti ngga bisa bersaing dengan mereka yang tinggal di tengah kota. Selalu saya jauhkan dikotomi saya blogger daerah, dia blogger pusat. Percaya diri ajah…
Saya tahu kalau ini sudah banyak terjadi, tapi jarang yang belum mengerti dan bersyukur apa yang kutulis mengundang praktisi seperti kamu untuk berkomentar di sini… Jadi, komentarmu sangat berharga, menguatkan konten postingan ini :)
Saya termasuk orang yang tak percaya pada dikotomi daerah – pusat kok… Saya percaya itu lebih pada rekayasa produsen yang pada akhirnya ya wajar kalau mereka memilih blogger pusat ketimbang daerah karena lebih dekat secara administratif maupun geografis untuk urusan ini dan itu.
Perkara pada akhirnya ketika ‘yang pusat’ datang ke daerah dan sudah ‘tertempeli’ cap ini dan itu, itu bukan perkara dia.
Saya, melalui tulisan ini lebih bicara soal harapan… Dan bagi saya harapan tak melulu harus ditampilkan dengan cara ‘optimisme’, kadang ‘pesimisme’ melecut orang untuk tampil bahkan melebihi harapan kita :)
Terimakasih komentarnya, Nico.. Salam FN #halah!
memang tak ada dikotomi itu, cuma kalau di ibukota memang lebih dekat kalau mau ‘pitching’ ya kan ya kan & segera meeting dengan yang lain kalau gagal
kemajian teknologi virtual yang ditandai dengan makin berkembangnya media sosial agaknya makin memanjakan penggunanya, mas don. kalau dimanfaatkan secara positif, jejaring seperti ini benar2 memberikan keuntungan (nonfinansial), terutama dalam soal akses informasi.
Betul, Pak Sawali!
Blog itu cermin diri, begitu kan Om? Jadi tak etis dan ganjil kalau dilatarbelakangi ‘pemilu’.
Saya malah kebayang, Om. blog itu nantinya membunuh pemiliknya sendiri :D
Sebenernya etis aja… bangsa ngga bener berhak dan memang hanya diberi hak untuk bercermin sebagai seorang yang nggak bener kan? :)
saya, tergolong pendatang baru di dunia blog..
wacana postingan dan komentar yang melengkapi, seperti ini yang saya butuhkan..
terima kasih untuk author dan komentator.. tambahan ilmu di kepala saya ini
#NundukHormat
Thanks :)
mudah2an aku bisa iikut di belakangmu Don,
satu lawan satu menghadapi trend…..walaupun terkadang semangat turun.. tapi aku tetap balik ke blog
aku nggak nyaman di social media …
Sebenernya blog sendiri juga social media, IMO… mungkin maksud Bu Monda, ngga nyaman di microblogging ya? Sama! ehehehe
Don , Merry Christmas to you and family ..
Don,
Mudah-mudah an aku terus menulis, selama masih sehat. Karena selama ini saya menulis bukan karena dibayar, atau bukan karena banyak komentar…namun lebih ke aktualisasi diri, dan terkadang tulisan di blog sangat membantu orang tertentu yang sedang mencari informasi (hmm mesti lebih banyak menulis “agak serius” agar lebih bermanfaat).
Soal Pesta Blogger, beberapa tahun ini saya absen, bukan nggak suka, karen memang berhalangan datang. Bagiku senang ketemu teman-teman yang selama ini hanya kenal di dunia maya.
Tetap sehat, Bu.. supaya Ibu tetap menulis!
Sebelum nyinyir.. selamat natal dulu deh :)
mas aku aktif ngeblog dr sept 2010 dan smp skrg masih merasa baru di dunia perblogan.. mgkn ini yg membuat aku terus smgt yak buat ngeblog.. klo aku ngaku blogger senior yg ada ntar aku sah2 aja klo jrg update :p
beberapa bagian aku ada yg setuju.. beberapa ya sambil lalu aja deh.. toh intinya kalau masih ada yg update di blog bisa dikatakan blog masih hidup kan :p
ah aku cuma taunya nulis dan nulis. kadang bewe. Dan sepertinya sih aku masih akan tetap melanjutkan menulis TE yang hampir usia 4 tahun, sampai aku mati :) Begitu banyak yang mau kutulis, yang tidak akan bisa kutulis tanpa mutilasi kata-kata di microblogging.
Aku selalu kagum padamu yang konsisten dengan Senin Kamis dan 150 kata! Sulit bung! Konsisten itu sulit sekali. Aku dalam tahun ini hanya bisa mewujudkan satu hari satu posting pada bulan November saja.
Karena aku tak mau mengisi blogku dengan 160 kata yang biasanya dimasukkan di sms/twitter ke dalam blog. Muak juga baca seperti itu dalam blog :)
Dengan atau tanpa komentar…I will keep blogging.
dunia kerjaan sosial media emang perlu banget, apalagi cara termudah anak muda dapet duit berapapun hasilnya, yang penting promosi kemana2. hehe.
Mari kita sambut tahun 2012 dengan penuh semangat dan keceriaan…
Hahaha….
I like it… likeeeeeeeeeeeeeeed banget.
Nyinyirmu yang ini yang aku suka.
Kau tahu Don, aku tak respek dengan orang yang mengaku blogger padahal konten blognya copas. Bahkan seorang ae yang menggawangi sebuah startup tiba-tiba mengaku dirinya blogeer, padahal yang diisinya di blog barunya adalah konten 2 tahun lalu, yg kemudian tak pernah diupdated lagi. Profesi “Blogger” jadi menjanjikan karena chancenya untuk menciptakan buzz di socmed.
Tak mudah memang memisahkan antara idealisme dengan keinginan mencari pnghasilan tambahan. Aku sendiri sering merasa susah menolak bila ada tawaran yang tak cocok di hati.
But buatku, menulis adalah inti dari ngeblog. Sejujurnya kalau sudah menulis, rasanya lega. Dan aku selalu kagum dengan seorang DV yang sanggup konsisten! :)
Mungkin karena jangkauan blogwalking saya tidak terlalu luas, maka saya tidak terlalu merasakan penurunan dunia blog. Entahlah, tapi yang jelas saat ini saya masih ngeblog.
Btw, selamat menyambut tahun baru ya mas :-)
tapi tetap akan ngeblog kan sampe tahun depan?
soalnya aku suka banget sama tulisanmu Om :D
menurut prediksi saya, blog-blog yang kelak mati adalah blog yang kontennya tidak berbobot, yang hanya seperti angin yang berlalu begitu saja di blogosphere hingga di mesin pencari semacam mbah Google.
untuk itu agar blog tetap eksis sekiranya konten harus dibuat lebih berbobot, harus ada daya tarik di sana, yang mengundang pembaca maupun mesin pencari untuk tetap mengindeks artikel kita.
Itu teori “semestinya”, namun kenyataannya kan tak semudah itu bukan? :p
akhirnya saya mampir juga ke blog ini :) … pernah sempat buka2 gara gara mention2an sampeyan dengan Mbak Wiwik hahaha~
Honestly to say postingan ini yg paling menggugah saya untuk menulis di blog saya pagi ini, demi apa pagi pagi sudah update sesuatu yg gak penting tapi sesuatu yg gak penting juga pantas buat didokumentasikan lwt blog :)