Beberapa minggu terakhir telingaku berkutat pada lagu kuat milik Matt Redman, 10000 reasons (Bless the Lord). Sebuah lagu christiany kontemporer yang diproduksi beberapa tahun yang lalu.
Kuat?
Ya! Bagiku, sebuah lagu rohani berlirik kuat justru ketika ia berkisah tentang kelemahan manusia dan penyerahan diri seutuhnya kepada Tuhan.
Aku mengenal lagu ini pertama kali melalui halaman facebook Brin Sukumaran, (? link) adik perempuan Myuran Sukumaran, terpidana mati kasus narkoba yang dibunuh regu tembak dini hari, 29 April 2015.
Myu, menurut Brin, pada pertemuan terakhir mereka menyanyikan lagu ini berulang-ulang.
Penuturan Brin ini segendang sepenarian dengan cerita Febyanti Herewila, janda Andrew Chan, terpidana mati lainnya yang juga sama-sama dibunuh pada saat yang sama. Malah menurut Feby, suami yang menikahinya hanya sehari sebelumnya itu, beserta ketujuh terpidana lainnya menyanyikan lagu ini hingga saat-saat terakhir mereka.
Lagu ini dimulai dengan reffrein yang megah dan lirik yang sangat mudah untuk dihapal.
Bless the Lord oh my soul, oh my soul
worship His holy name
Sing like never before, oh my soul
I?ll worship Your holy name.
Ada tiga bait/verse yang disambungkan oleh reffrein di atas.
Verse pertama memuat lirik sebagai berikut:
The sun comes up, it’s a new day dawning
It’s time to sing Your song again
Whatever may pass, and whatever lies before me
Let me be singing when the evening comes
Saat pelayanan musik untuk Perayaan Ekaristi berbahasa Indonesia di St Agatha?s Church Penant Hills, akhir Mei yang lalu, aku dan Ferdi, kawanku, hanya membawakan verse pertama ini plus reffrein sebagai lagu pembuka acara. Inginku menyanyikan seluruh versesnya tapi sayang, waktu yang tersedia terlalu singkat.
Verse kedua memuat lirik demikian,
You’re rich in love, and You’re slow to anger
Your name is great, and Your heart is kind
For all Your goodness I will keep on singing
Ten thousand reasons for my heart to find
Entahlah tapi aku kurang sreg dengan pilihan kata dari Matt terutama pada frase ?You?re slow to anger? Menurutku ada pilihan kata lain yang lebih tepat untuk disandingkan frase sebelumnya, ?You?re rich in love?
Verse penutup atau verse ketiga dari lagu yang pernah diganjar double Grammy Award pada 2013 ini menurutku adalah yang paling ?nendang?.
And on that day when my strength is failing
The end draws near and my time has come
Still my soul will sing Your praise unending
Ten thousand years and then forevermore
Verse ini adalah pengembangan dari baris terakhir verse pertama, ?Let me be singing when the evening comes?
Pagi, saat matahari terbit sering dianggap sebagai awal mula kehidupan sedangkan petang/malam/evening terbaca sebagai saat akhir kehidupan.
Pada kedua saat itu, masih di verse pertama, Matt menekankan kata kerja ?singing? sebagai sesuatu yang tak berkesudahan baik itu saat matahari terbit dan ketika petang menjelang.
Hal ini seirama dengan yang ada di verse ketiga.
And on that day when my strength is failing
The end draws near and my time has come
Still my soul will sing Your praise unending
Lalu pada larik terakhirnya, ?Ten thousand years and then forevermore? adalah benturan yang hebat karena di situ, meski kematian ada di depan mata lalu kemudian datang, tapi sebenarnya kita masih punya waktu sepuluh ribu tahun dan selama-lamanya untuk tetap bernyanyi memuji Tuhan; sesuatu yang tak kan pernah berkesudahan (unending).
Aku menemukan makna lebih dalam dari lagu ini, terutama verse ini, ketika aku membayangkan berada bersama Myuran dan Andrew pada dinihari 29 April 2015 di lapangan tembak Limus Buntu, Nusakambangan.
Seperti yang diungkap Feby dalam acara funeral suaminya yang digelar secara megah dan khidmat di Hillsongs Church awal Mei silam:
“When they were tied up on the pole, they all sang 10,000 Reasons?. He sang that song. They all managed to finish the first verse, and in the second verse, halfway, they took him.”
Mereka mengerti kehidupan tinggal berjarak sekian menit ke depan bahkan lebih pendek dari panjang lagu yang sedang mereka nyanyikan. Akan tetapi, dengan tangan terikat di kayu, mata yang tak mau ditutup tertuju pada regu tembak yang menyiapkan laras senapan dan mengarahkan ke dada mereka, kedelapan orang itu memastikan bahwa pujian (dalam bentuk nyanyian) tak bisa dihentikan bahkan ketika kehidupan mereka harus terhenti.
Nyanyian mereka adalah nyanyian pujian bagi Tuhan. Sesuatu yang abadi, melebihi dosa-dosa mereka, melebihi usia rejim yang berkuasa untuk membunuh mereka (? tulisan terkait), melebihi sepuluh ribu tahun, melebihi takaran waktu yang tak terkatakan kecuali dengan sebutan ?selama-lamanya? sekalipun…
Ten thousand years and then forevermore?
Setiap perbuatan ada konsekwensinya tho.
Rejim yang dulu digadang-gadang, haha..
Hi, Don. Pembaca pasifmu mau numpang komen. :p
Betul, lagu yang sangat kuat. Terlalu banyak alasan yang dapat kita temukan untuk mengucap syukur, bahkan ketika hidup terasa sangat tidak adil. :D
Btw, tentang bait kedua, mnrtku, “You’re rich in love”-nya yang Matt putar otak carikan pendamping untuk frase “You’re slow to anger” karena ini diambil dari ayat terkenal di Mazmur 103:8. Atau, kemungkinan dia ambil dari terjemahan Holman.
“The LORD is compassionate and gracious, slow to anger and rich in faithful love. ”
http://biblehub.com/psalms/103-8.htm
Kupikir itu sudah jalan hidup mereka Don, bahkan Yesuspun “membutuhkan” Yudas Iskariot, Pilatus dll untuk menjalankan rencana Tuhan agar dapat disalib, yang membawa pada kemenangan Paskah
Terima kasih atas info lagu sehingga saya jadi tahu Redman, 10.000 Reasons.
Kalo kesukaan saya ini: John Wetton, God Walks with Us (https://youtu.be/IAI_qLLtAWc).
Kalo album Neal Morse *els-Spock’s Beard) pasca pencerahan banyak kutipan ayat, misalnya di album “?” setelah “Testimony” (medley: https://youtu.be/9sZel2vFeyc).
Kalo lagu lawas zaman alm. papamu ini universal: Show Me the Way. Komaruddin Hidayat pernah membahasnya untuk siaran Ramadan di radio rock M97FM > https://youtu.be/fX1o6DiogDM
Wah, makasih Man… aku jadi menikmati dan browsing lagu-lagu di sekitar youtube link-mu itu.
Sehat selalu, Man!
Aku nggak membatasi pikirmu, Mas. Bebas?
Tapi Yudas mati masuk neraka karena bunuh diri dan aku nggak mau Jokowi jadi ?Yudas? dan.. hey? Myuran serta Andrew juga ngga bisa disetarakan dengan Yesus :)
Hahaha…. yo ora segitunya dab, aku cuma mau bilang bahwa kadang jalan hidup seseorang tidak bisa kita pahami dengan akal kita. Ada rencana lain yang tidak kita mengerti, setidaknya untuk saat ini…
Btw, jadi penasaran dengan lagu 10000 reasons…. setelah mendengarkan sambil membayangkan Andrew cs menyanyikan lagu itu berjalan melalui lorong yang gelap dan dingin menjemput ajalnya… bikin merinding…
Persiapkan diri kalian TUHAN akan datang ke dua kali jadi percayalah kepada tuhan supaya kamu masuk ke surga bukan neraka tempat di mana penyiksaan roh
Kiamat akan terjadi tidak ada yang tau kecuali tuhan yang maha esa